2

4.9K 609 112
                                    


Entah berapa lama Jennie tak sadarkan diri, ketika terbangun kepalanya terasa sakit. Jennie menatap kosong langit-langit kamar, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya beberapa jam lalu. Matanya melirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul sebelas malam. "Haus." Lirihnya. Di dalam kamar itu tidak ada siapa-siapa, hanya dirinya seorang. Tangannya berusaha menggapai segelas air putih di atas meja lampu tidur, tapi tenaganya entah hilang kemana karena rasanya gelas itu terasa jauh dari jangkauannya.

"Mau apa?"

Jennie menatap pria yang baru saja masuk ke dalam kamar. Ingatannya seketika kembali pada kejadian dimana Taehyung memaksanya untuk masuk ke dalam bagasi mobilnya. Nafas Jennie seketika sesak, ia benar-benar ketakutan saat itu. Taehyung keterlaluan dan sangat kasar, Jennie tidak mau berbicara dengannya untuk saat ini. Maka dari itu, Jennie pun tak menjawab pertanyaan Taehyung dan memilih untuk melanjutkan niatnya untuk minum.

Taehyung menatapnya datar lalu berujar, "Jika butuh bantuan, kau bisa panggil Bibi Jung." Jennie tak menghiraukannya. Wanita itu kembali berbaring setelah menghabiskan segelas air. "Kau tak dengar?" Taehyung mulai kesal karena diacuhkan. "Kim Jennie, aku sedang berbicara padamu!"

"Hm." Jawab Jennie asal.

Taehyung mengepalkan tangan, menahan emosinya agar tidak meledak. "Dokter memberimu obat, minum sebelum kau tidur lagi." Jennie hanya kembali bergumam sebagai tanggapan. Hal itu membuat Taehyung mendengus kasar, istrinya benar-benar menjengkelkan. "Kau semakin tidak sopan padaku."

"Bisa berhenti bicara? Aku masih sedikit pusing. Kau sendiri tahu betul siapa yang membuatku sakit seperti ini." Ucap Jennie dengan sindiran di akhir kalimat.

"Kau yang membuatku melakukan itu, seharusnya kau sekolahkan kembali mulutmu agar tidak sembarangan ketika berbicara dengan suami!"

Jennie bangkit, menatap Taehyung. "Sungguh?"

"Apa?" tanya Taehyung dengan wajah datarnya.

"Kau masih ingin berdebat denganku di tengah malam begini? Aku lelah Taehyung, biarkan aku beristirahat. Besok kau boleh memakiku lagi, tapi jangan sekarang kumohon." Ucap Jennie memelas. Melihat Taehyung yang diam dan tidak ada tanda-tanda akan membalas perkataannya, Jennie pun berbaring kembali membelakangi suaminya yang menatap tajam.

Pria itu kembali mendengus. Dengan kasar dia menutup pintu kamar, lalu berbaring jauh dari Jennie. Seperti biasa, mereka tidur saling membelakangi. Taehyung tidak sudi tidur dengan memandangi punggung wanita menyebalkan seperti Jennie. Taehyung menarik selimutnya kasar, sembari bergumam dengan suara beratnya.

"Aku sangat membencimu Kim Jennie."

.

.

Keesokan harinya, Jennie yang sedang sarapan di dalam kamar mendengar suara ketukan pintu. Itu tidak mungkin Taehyung, pria angkuh sepertinya mana mungkin mengetuk pintu sebelum masuk. "Siapa? Buka saja pintunya." Jennie sedikit mengeraskan suaranya.

"Kak, kau sudah merasa baik?" Jungkook membuka pintu kamar Kakak iparnya lebar-lebar, namun enggan masuk.

"Aku sudah cukup baik Jungkook, terima kasih sudah bertanya." Jawab Jennie tersenyum tulus. "Kenapa kau diam di situ? Kemarilah."

"Aku di sini saja, suamimu akan marah jika aku masuk kamarnya tanpa izin."

Jennie terdiam. Ya, Taehyung memang paling tidak suka jika orang lain masuk sembarangan ke dalam kamarnya, karena menurutnya itu sangat tidak sopan. Satu kamar dengan Jennie pun Taehyung merasa terpaksa.

HEARTBEAT || [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang