Prolog

177 9 0
                                    

Aku berlari mengelilingi rumah untuk mencari orang tuaku. Aku yakin lelaki itu pasti mengurung Ayah dan Bunda di dalam gudang. Aku pun bergegas lari menuju gudang. Namun, belum sempat kakiku melangkah tiba-tiba di depan ada sosok yang menahanku. Sosok lelaki berbaju hitam dengan kapak di tangan kanannya, wajahnya terlihat merah padam, dia sangat marah kepadaku.

Wusss...
Kapak itu meluncur dan mendarat tepat disebelah wajahku untung saja aku berhasil menghindar. Aku berlari kencang tak tau harus kemana aku hanya ingin menemukan orang tuaku dan menyelamatkan mereka. Aku ingin bebas dari keadaan yang mencekam ini. Aku lari keluar rumah dan tiba-tiba saja seorang lelaki menarikku....

Kringgg...

Jam bekerku telah menyelamatkanku dari keadaan mencekam itu. Syukurlah itu hanya sebuah mimpi.
Waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi waktunya aku untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah

* * *

Pufftt... Hari yang melelahkan, aku merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku. Bagaimana tidak? Aku harus sekolah dari jam 7 sampai jam 3 sore belum lagi aku harus mengikuti les dari jam 4 sampai jam 7 malam. Huhhh... Benar benar menyebalkan. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 20.00

"Dik makan dulu" teriak Bunda dari dapur.

"Baik bun"

Aku harus memaksakan diri menarik tubuhku dari magnet terkuat di muka bumi. Aku berjalan gontai menuruni anak tangga dengan wajah lelah yang bisa kalian lihat dari segala sisinya.

"Selamat malam" ucap Ayah di meja makan

"Selamat malam Ayah" kataku sembari duduk disamping Ayah.

"Bagaimana hari ini?" pertanyaan yang selalu tersaji padaku setiap harinya.

"Baik kok yah"

Aku pun mulai mengambil piring dan nasi kemudian Bunda memberiku lauk dan juga sayur. Aku mulai menyantap makananku begitu juga dengan Ayah dan Bunda, keheningan terjadi beberapa saat sampai Ayah mulai membuka suara.

"Audy Ayah pindah tugas" katanya singkat

Aku mengerti, tidak ada pilihan lain selain pindah rumah dan juga pindah sekolah. Entah sudah berapa kali aku pindah sekolah. Sungguh keadaan yang menyebalkan tapi mau gimana lagi? Aku hanya bisa pasrah dan menerimanya saja.

"Iya Ayah. Ayah pindah kemana? Terus kita bakal tinggal dimana? Dan aku sekolah dimana?" tanyaku beruntun

"Kita pindah ke sebuah desa. Semua sudah Ayah persiapkan. Kita akan pindah minggu depan. Jadi persiapkan segala sesuatunya" perintah Ayah

"Baik yah"

Tidak ada lagi percakapan setelahnya. Kami semua sibuk dengan makanan masing-masing

* * *

Hy readers...
Maaf ya cerita di part ini singkat karena ini hanya prolog. Maafkan penulis amatir ini ya :)
Ini pertama kalinya author buat novel karena sebelumnya author cuma nulis puisi sama cerita pendek 😂

Jangan lupa bantu Author agar lebih semangat belajar nulis dengan cara beri vote dan comment😊

IG: yuniparamita__

Love you readers...

Kolam BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang