Malam yang Aneh

68 6 0
                                    

Aku menghidupkan lampu kamarku. Aku segera mengambil buku dan peralatan menulisku di dalam tas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Aku pun menuju meja belajarku untuk mengerjakannya. Aku merasakan ada udara dingin disekitarku. Aneh, padahal AC belum kuhidupkan dari sejak aku masuk ke dalam kamar, kulihat AC untuk memastikan dan benar saja AC di dalam kamarku tidak menyala. Saat tadi dibawah aku rasa udara tak sedingin ini. Aku kembali mengerjakan PRku dan aku merasakan udara semakin dingin. Korden yang ada disebelah meja belajarku bergerak-gerak, aku bangkit dan berjalan kesana. Tidak ada apa-apa, korden bergerak karena di tiup angin. Seingatku sebelum aku keluar untuk makan malam aku sudah menutup jendalanya. Lalu kenapa sekarang bisa terbuka? Ah mungkin saja aku lupa, aku kira aku sudah menutupnya tapi ternyata belum. Tak ingin ambil pusing, akupun segera menutup jendala kamarku dan melanjutkan kegiatanku.

Bukk..
Aku tak sengaja menjatuhkan kotak pensilku. Aku berusaha mengambil kotak pensilku yang jatuh ke bawah meja, aku mengulurkan tanganku meraba-raba di bawah meja.

"Ahh, apa itu?" teriakku. Aku merasakan ada hal yang aneh. Saat aku berusaha mengambil kotak pensilku yang terjatuh aku tak sengaja menyentuh sesuatu. Sesuatu yang sangat dingin sekali seperti sebuah es. Aku langsung menundukkan kepalaku untuk melihat ada apa sebenarnya disana. Tapi nihil, aku tak menemukan apapun selain kotak pensilku tapi tadi aku benar-benar merasa menyetuh sesuatu. Tak kupedulikan hal itu, aku lanjut mengerjakan tugasku.

Tok.. Tok.. Tokk..
Kudengar ketokan pintu yang sangat lambat sekali. Aku berjalan ke arah pintu dan membuka pintu. Tak ada seorang pun disana. Apa aku salah dengar? Aku menutup pintu kamarku, aku berbalik dan hendak menuju meja belajarku kembali tapi lagi-lagi kudengar suara ketukan pintu itu. Ketukan yang sangat lambat. Aku membuka pintu kamarku dan lagi-lagi aku tak melihat siapapun disana.

"Ayah apa itu kau?" tak ada sahutan. "Bunda apa itu kau?" tak juga ada yang menyahut. Aku kembali menutup pintu kamarku, dan kembali kudengar suara itu. Aku menajamkan indra pendengaranku untuk mencari tahu darimana sebenarnya sumber suara itu berasal. Kulihat pintu lemariku bergerak-gerak, pelan-pelan kulangkahkan kakiku untuk mendekat ke lemari itu. Suara itu semakin terdengar jelas di telingaku. Aku sudah sampai tepat didepan pintu lemari, aku menggerakkan tanganku ragu-ragu untuk meraih gagang pintu. Saat aku sudah memeganggang gagang pintu, aku memantapkan hatiku terlebih dahulu sebelum membuka pintu lemari.

"Audy"

Aku terlonjak kaget saat Bunda memanggil namaku dari depan pintu kamar.

"Ya Bunda" aku berjalan ke pintu kamar dan membukakan pintu untuk Bunda.

"Apa kau sudah tidur?"

"Belum Bunda, aku masih menyelesaikan PRku"

"Ini Bunda bawain susu buat kamu, jangan lupa diminum sebelum tidur ya" kata Bunda sambil memberikanku segelas susu hangat.

"Baik Bunda, makasi" Bunda mengecup keningku sebelum turun ke bawah untuk pergi ke kamarnya.

Aku menutup pintu dan menaruh susuku diatas meja belajar. Kembali kulangkahkan kakiku menuju lemari. Kubuka pintu lemari dan kosong, tak ada apapun disana selain tumpukkan bajuku. Aku kembali menuju meja belajar dan lanjut mengerjakan PRku. Setelah menyelesaikannya, aku meminum susu dan langsung beranjak ke kamar mandi untuk mencuci kaki dan bersiap untuk tidur.

Aku naik ke atas ranjang dan memantikan lampu tidur yang ada disebelah kasur.

Kricik...
Kudengar suara air yang hidup, aku membuka mataku. Sepertinya suaranya berasal dari kamar mandi, aku bangkit dan masuk kedalam kamar mandi dan benar saja keran air dalam bathup ku menyala. Aneh, sejak tadi aku tidak dapat menghidupkan keran. Aku berusaha mengingat ingat kapan aku dapat menyalakan keran air tapi tidak berhasil, aku tidak mengingatnya. Aku mematikan keran dan langsung menuju kasur kesayanganku. Lampu tidurku hidup? Perasaan saat aku tinggal ke kamar mandi aku tidak dapat menghidupkan lampu tidurku. Sudahlah mungkin aku lupa, aku merebahkan diriku diatas kasur untuk tidur.

"Ahhh panas sekali"
Aku bangun dan mengambil remote ACku. Aku menyalakan AC dan kembali tidur. Baru saja aku tertidur aku meraskan tubuhku dingin, aku menggigil diatas kasurku. Aku membuka mataku dan mendapati diriku yang meringkuk diatas kasur kudapati juga selimutku jatuh ke lantai. Aku yang sudah kedinginan langsung mengambil selimutku dan membungkus tubuhku. Sebelum melanjutkan tidurku tidak lupa kumatikan AC di dalam kamar.

Tik tik tik
Suara detik dari jam yang ada disebelah ranjang membuatku kembali terjaga. Kulihat jam menunjukkan pukul 2 pagi. Kenapa suaranya keras sekali? Biasanya suranya tak sampai sekeras ini dan biasanya aku tak sampai terjaga cuma karena suara jarum jam. Kurasakan tenggorokan sangat kering, tak ada air di dalam kamarku.

"Ohh.. Kenapa aku harus lupa membawa air?"

Aku turun kebawah untuk mengambil air di dapur. Sangat tengah sibuk mengambil air aku merasakan ada sesuatu yang lewat di belakangku. Aku memberanikan diri untuk berbalik dan melihat siapa disana tapi tak kutemukan siapa-siapa selain diriku di dapur ini, sendirian. Setelah selesai minum aku segera kembali ke kamarku. Saat hendak menaiki anak tangga, disana, tepat di depan kamar Ayah dan Bunda aku melihat ada sekelebat bayangan hitam yang melintas dengan cepat, sangat cepat. Sampai aku sendiri pun tak bisa mengenali bayangan apa itu sebenarnya. Aku mulai ketakutan, peluh mulai membanjiri tubuhku. Aku berlari dan segera masuk ke dalam kamarku. Aku mengunci pintu kamar lalu langsung melompat ke atas kasur. Aku meringkuk diatas kasur dan menyelimuti tubuhku dengan selimut sampai ke atas kepala. 

***

Kriinngggg.....
Suara nyaring dari jam bekerku berbunyi memekakkan telinga, aku berusaha sekuat tenaga untuk membuka mataku. Terasa berat sekali seperti ada lem yang merekatkan kelopak mataku, mungkin itu karena aku yang terus terjaga semalaman.

Aku bersiap untuk pergi sekolah, aku melihat diriku di cermin. Sungguh menyedihkan, melihat warna hitam di sekitar mataku. Aku turun untuk sarapan dengan wajah yang lesu.

***

"Kamu kenapa Audy?" tanya Bunda yang seperti melihat perubahan wajahku

"Tidak apa kok Bun, semalam aku ngerjain PR sampai larut malam" tentu saja aku berbohong. Aku tidak ingin merusak pagi ini.

"Kalok kamu sudah lelah kamu harusnya istirahat bukan malah begadang. PRnya kan bisa kamu kerjakan besok nggak harus hari itu juga"

"Iya Bunda, maaf. Besok-besok aku tidak akan melakukannya lagi"

Selesai sarapan aku dan Ayah berangkat bersama seperti biasanya. Tidak ada percakapan di dalam mobil karena aku melanjutkan tidurku sebentar. Sesampainya di sekolah Ayah membangunkanku, aku pamit pada Ayah dan segera masuk ke sekolah.

Hy readres...

Yuhuu... Sesuai janjiku aku update dua part hari ini, gimana cerita di part ini?

Sekian dulu ya cerita hari ini. Jangan lupa vote dan commentnya sayang-sayangku

Ig: yuniparamita__

Love you readers...

Kolam BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang