Teman

53 6 2
                                    

Aku mematut diriku didepan cermin besar yang ada di kamar. Aku mulai menyisir rambut panjangku dan memberi jepitan di sebelah kanan, kurapikan seragam yang kukenakan dan setelahnya mulai memakai sepatu.

"Apapun yang terjadi kemarin itu hanyalah sebuah ilusi" kataku menguatkan

"Wahhh.. Anak Bunda sudah siap rupanya. Ayo sarapan dulu nak" ajak Bunda dari depan pintu kamar

Aku dan Bunda pun melesat turun ke bawah untuk sarapan begitu juga Ayah yang kulihat sudah siap di meja makan.

"Bunda, Audy berangkat dulu ya" pamitku pada Bunda setelah selesai sarapan. Ayah juga pamitan pada Bunda.

"Hati-hati" ucap Bunda kepada kami berdua.

***

Aku berjalan gontai menuju ruang kelas. Hari ini aku tidak bersemangat untuk sekolah, itu karena aku terus saja memikirkan hal yang terjadi kemarin. Saat sampai di gedung kelas XII aku tak sengaja bertemu dengan Andre, dia datang dari parkiran belakang sekolah. Kami pun berjalan bersama menuju ruang kelas.

"Kamu kenapa?" tanya Andre yang melihat ekspresi wajahku yang tak bersemangat. "Kamu sakit?"

"Nggak, aku nggak apa-apa kok"

"Sungguh?" tanyanya sangsi

"Iya" ucapku sambil tersenyum agar Andre percaya

"Kamu udah ngerjain PR yang dikasi Bu Tyas?"

"Udah, kamu?"

"Udah juga"

Tak terasa kami sudah sampai di kelas, kami memisahkan diri untuk menaruh tas kami masing-masing. Aku berjalan ke bangkuku dan Andre berjalan ke bangkunya yang berada tepat di belakang bangkuku.

***

Bel terdengar berbunyi dua kal  itu pertanda bahwa saatnya jam istirahat. Aku merapikan bukuku untuk kemudian belanja ke kantin.

"Audy, ke kantin yuk" ucap Andre

"Ayo Ndre"

Kami berjalan beriringan sesekalinya kami tertawa karena lelucon Andre. Kuperhatikan banyak sekali delikan mata yang menyorot ke arah kami tapi aku bersikap biasa saja seolah aku tidak mengetahuinya padahal aku merasa risih dengan tatapan mereka yang seperti itu. Sesampainya di kantin Andre memesan dua mangkok bakso dan kemudian duduk di meja makan yang sama denganku. Lagi-lagi kulihat tatapan yang tidak menyedapkan itu, tatapan mata seperti berkata 'aku tidak suka melihatmu'. Tatapan itu hanya ditunjukkan untukku seorang dan tatapan itu berasal dari gadis-gadis yang ada di kantin. Aku mengalihkan pandanganku dan sibuk menyatap bakso bersama Andre.

"Ndre sepertinya kamu cukup terkenal ya disekolah ini?" Andre hanya tersenyum mendengar ucapanku. Ya wajar saja jika Andre banyak dikagumi. Andre adalah pria yang baik selain itu dia juga tinggi, tampan dan pintar pastinya. Ia bukan hanya terkenal di kalangan murid tapi juga di antara guru-guru, itu karena dia adalah orang yang berprestasi yang kerap kali menyumbang piala untuk sekolah.

"Ya mungkin itu karena posisiku sebagai Ketua OSIS" kata Andre.

Uhuk uhuk uhuk...
Tiba tiba saja aku terbatuk mendengar ucapan Andre. Jadi selain menjadi Ketua Kelas dia juga Ketua OSIS. Pantas saja jika ia banyak disegani oleh kaum hawa. Apa mungkin itu alasannya kenapa mereka menatapku dengan tatapan tak suka? Andre langsung menyodorkan segelas air putih kepadaku, aku langsung menegak habis air itu.

Kolam BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang