Ruang Musik

43 5 0
                                    

"Bunda, aku pulang" teriakku dari ruang tamu. Kulihat Bunda sedang duduk di ruang tamu sambil membaca koran.

"Audy kamu udah pulang nak? Naik taxi?"

"Nggak Bun, aku tadi di anter sama temen" aku menghampiri Bunda dan salim dengan Bunda.

"Kok nggak di suruh masuk?"

"Tadi udah Audy suruh tapi dia nggak mau, mau langsung pulang aja katanya"

"Ya udah kalok gitu kamu ganti baju dulu"

"Iya Bun, Audy keatas dulu"

Setelah selesai ganti baju aku mencari Bunda ke ruang tamu tapi tak ada Bubda disana. Kemana Bunda?

"Bundaa.. " kucari Bunda ke dapur tapi Bunda juga tak ada disana. Kucari ke kamarnya dan ternyata Bunda ada disana. Kulihat Bunda berbaring di kasurnya

"Bunda udah tidur?"

"Belum, tapi Bunda mau tidur"

"Aku ikut tidur disamping Bunda ya" Bunda mengizinkanku dan aku langsung berbaring mengambil posisi di sebelah Bunda.

Sepertinya Bunda sudah terlelap tapi aku masih saja tidak bisa tertidur. Kuambil ponselku yang ada di atas nakas sebelah ranjang. Kulihat waktu menunjukkan pukul 3 siang karena tidak bisa tidur kuputuskan untuk memainkan ponselku.

"Ah bosan" kumatikan layar ponselku. Apa yang sebaiknya aku lakukan?

Aku keluar dari kamar Bunda dan pergi ke ruang tamu. Awalnya niatku adalah menonton TV tapi niatku teralihkan saat aku melihat ruangan yang ada di sebelah ruang tamu.

"Mending aku kesana aja" gumamku

Aku melesat masuk ke rungan itu, kuhidupkan lampu yang ada diruangan itu. Hidup mati hidup mati lampu di ruangan tersebut sampai akhirnya lampu itu benar-benar nyala dengan sempurna. Ruangan yang berdebu dan kotor, itulah yang aku lihat. Sama seperti saat aku melihat ruangan ini beberapa hari yang lalu. Aku keluar sebentar untuk mengambil sapu dan kemoceng untuk membersihkan ruangan ini. Aku mulai dari membersihkan jaring laba-laba yang ada di atas kemudian membersihkan piano, rak buku dan meja belajar yang ada disana dengan kemoceng yang kubawa. Saat sedang membersihkan piano sesekali aku mencoba untuk menekan tuts tuts piano tersebut dan ternyata piano ini masih berfungsi dengan baik.

Do, re, mi, fa, sol, la, si, do
Kutekan tuts piano yang memiliki suara demikian, tapi saat aku menekan tuts terakhir, kenapa aku mendengar suaranya dua kali?
Kutekan sekali lagi tuts yang sama, ingin memastikan apakah tuts ini rusak tapi saat kudengar suaranya hanya terdengar sekali. Apa aku salah dengar ya?

Setelah selesai membersihkan piano, beralih aku membersihkan rak buku yang terletak di dekat piano. Kubersihkan rak dan juga buku-buka yang ada disana. Saat tengah asyik membersihkan rak ada sebuah foto yang jatuh tepat diatas kakiku. Kuambil foto itu dan kulihat, sebuah foto keluarga. Di foto itu tampak seorang gadis cantik duduk diantara Ayah dan Ibunya. Ayah dan Ibunya sedang memeluk gadis itu, mereka semua tersenyum ke arah kamera. Mereka tampak seperti keluarga yang harmonis, tanpa kusadari aku tersenyum melihat foto itu. Gadis itu adalah gadis yang fotonya sempat aku temui di dalam lemariku beberapa hari yang lalu saat aku pertama kali datang ke rumah ini. Sepertinya gadis ini anak semata wayang sama seperti diriku. Kembali kuletakkan foto itu di dalam rak, diantara buku-buku.

Kini aku mulai membersihkan meja belajar yang ada disana. Saat berusaha membersihkan debu yang ada diatas meja tanganku tak sengaja menyenggol buku yang ada disana. Buku-buku yang bertempuk rapi pun akhirnya jatuh berserakan dilantai. Dengan rasa kesal aku memunguti satu per satu buku tersebut. Diantara buku-buku tersebut ada sebuah buku yang menarik perhatianku yaitu sebuah buku bersampul merah darah. Kutaruh dan kurapikan lagi buku yang lainnya diatas meja sedangkan buku bersampul merah itu kutaruh paling atas karena aku hendak membacanya nanti.

Kolam BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang