21

2.3K 361 56
                                    


"Kesel banget, Ujin kesel. Pokoknya kesel!"

Papa Kai, Srestha dan Dhatu langsung menoleh begitu mendengar suara Jendra yang masuk ke dalam rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan bibir manyun. Papa menatap Mama Krystal yang berjalan bersama Jendra tapi Mama Krystal hanya mengangkat bahunya.

"Adek kenapa?" Dhatu bertanya pada Jendra yang bibirnya masih saja manyun.

"Ujin lagi kesel!" Jendra menjatuhkan dirinya di sofa diiringi hembusan napas kesal.

"Iya, kesel kenapa?"

"Pokoknya Ujin kesel!!"

"Kenapa sih, Ma?" Srestha ikut bertanya pada Mamanya.

"Enggak tau, sepanjang jalan dari sekolah tadi manyun aja tuh. Adek kenapa sih dek?" Mama Krystal duduk di dekat Jendra sambil mengelus rambutnya. Mama Krystal baru saja menemani Jendra ke sekolah, hari ini ada seleksi untuk lomba yang akan diadakan dua minggu lagi.

Bu guru memberi tau Mama Krystal bahwa Jendra yang terpilih untuk mewakili kelas tiga mengikuti lomba bercerita dalam bahasa Indonesia. Tapi saat perjalanan pulang ke rumah, di mobil Jendra hanya diam dengan wajah menahan kesal. Tiap Mama Krystal bertanya Jendra hanya menjawab 'lagi kesel'.

"Jendraaa, kesel kenapa?" Kali ini Papa Kai yang bertanya. Beliau berpindah tempat duduk menjadi di sebelah Jendra. Papa lalu tersenyum sambil memegang bibir Jendra. "Bibirnya sampe bisa dikuncir gini nih."

"Ish Papa tuh! Aku tuh lagi kesel." Jendra melepaskan tangan Papanya yang memegang bibirnya. Papa kembali menatap Mama, kalau udah pake kata 'aku' bukan 'Ujin' berarti serius ini masalahnya.

"Lha iya keselnya itu kenapa? Kalau cuma bilang kesel aja, Papa, Mama sama kakak-kakak kan nggak tau Jendra kesel kenapa?"

"Ujin diejekin temen Ujin." Masih dengan bibir manyun Jendra mulai bercerita.

"Siapa tuh temen Ujin yang ledekin? Biar kakak hajar." Srestha memajukan wajahnya sok pahlawan.

"Sresthaaa, enggak begitu." Mama menggelengkan kepalanya sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

"Dia kan udah ngejek Jendra Ma, biar Ta bilangin aja. Berani banget sama adeknya Srestha."

"Kamu itu lho, masa anak SMA mau ngehajar anak SD. Enggak gitu, kak." Papa ikut menasehati Srestha kemudian beliau menoleh kembali pada Jendra. "Emang diejekin gimana, dek?"

"Katanya Ujin nggak keren gara-gara ikut lomba berceritanya itu bahasa Indonesia, temen Ujin itu terpilih lomba bercerita dalam bahasa Inggris Pa." Jendra menceritakan penyebab kekesalannya hari ini. Mendengar hal tersebut Papa Kai dan Mama Krystal saling berpandangan.

"Emang kenapa kalau ikutnya lomba bercerita pake bahasa Indonesia?" Papa bertanya lagi. Sementara Mama Krystal, Srestha dan Dhatu hanya menyimak.

"Kata temen Ujin bahasa Indonesia itu kan gampang, tinggal cerita aja. Kalau bahasa Inggris kan bahasa asing, susah, jadinya lebih keren. Kesel Ujin tuh!" Jendra bercerita dengan menggebu-gebu. "Kenapa bu guru pilih Ujin lomba yang bahasa Indonesia, kan Ujin juga bisa cerita pake bahasa Inggris! Kalau kayak gini Ujin nggak mau ikut lomba aja!"

"Lho kok nggak mau?" Dhatu menimpali cerita Jendra yang tiba-tiba mogok ikutan lomba karena dibilang tidak keren oleh temannya.

"Abisnya diledekin gitu, Ujin nggak suka!"

"Nggak boleh gitu loh Ujin, kan udah terpilih." Dhatu kembali menambahkan.

"Emang Jendra kalau ikut lomba gitu tujuannya biar apa sih? Biar keren ya?" Papa Kai melingkarkan tangannya di bahu Jendra dan mengelusnya pelan. "Jendra kalau ikut lomba menyanyi biar keren aja?"

SynesthesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang