"Islam memperlakukan wanita dengan hormat dan bermartabat. Maka jangan mau menerima apapun yang lebih rendah dari itu."
________________
Mahasiswi itu memasuki gerbang kampus seperti bagaimana biasanya. Ia berjalan menuju ke bangunan berwarna hijau yang sudah tampak lusuh itu bersama teman nya yang setia menemani nya sejak SMA, Amanda.
Hania,gadis yang memiliki bentuk tubuh yang sempurna,bahkan dengan memiliki tubuh dan paras yang sempurna ia bisa menjadi model ternama. Tak jarang pujian selalu terdengar di telinga nya. Tapi, Hania lebih memilih untuk tidak mempublikasikan kelebihan yang ia miliki. Ia lebih memilih untuk menutupi nya. Kerap kali ia dapat kritikan saat ia mulai mengenakan hijab. Tentu saja,ini suatu hal yang mengejutkan bagi teman-teman Hania yang selama ini melihat Hania dengan tidak berhijab dan mengenakan rok pendek saat bersekolah bahkan keluar rumah bersama teman-teman nya. Tapi hidayah itu tiba-tiba datang saat Hania di nyatakan lulus di dua perguruan tinggi ternama yang ada di Indonesia,bahkan ia juga sempat di ajukan untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Di situlah ia berpikir akan nikmat Tuhan-Nya yang tak hentinya datang kepadanya, sementara dirinya selalu meninggalkan perintah-Nya,sejak saat itu Hania memutus kan untuk berhijab walau cercaan,hinaan, kritikan datang dari segala penjuru. Kadang ia hampir merasa putus asa dengan pilihannya,tapi sang bunda hadir dan merangkul gadis kecil nya untuk tetap kuat dan teguh dalam mencari ridho-Nya. Sama seperti bunda Hania, Manda teman sekelasnya yang juga sama-sama berhijrah dengan Hania,mereka saling menguatkan dan mengingatkan.
"Han"Tampak Zayn yang berdiri di sana,teman sekelas Hania dan juga salah satu teman satu SMA nya dulu.
Hania menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatan nya yang tidak sebagus dahulu.
"Oh,hai Zayn" Hania kembali menyapa ke arah Zayn saat penglihatan nya sudah jelas menatap lelaki yang berdiri di sana.
"Han" Manda menyenggol bahu kanan Hania dan itu membuat Hania langsung menoleh ke arah nya.
"Eh iya Man? Kenapa?" Tanya Hania yang tiba-tiba pertanyaan itu refleks keluar dari mulut nya."Kayaknya tuh anak,ga bosen-bosen ya ngejar kamu" Manda memperhatikan wajah tampan Zayn di sana dengan senyum sumringah nya. Zayn memang salah satu orang yang mengidolakan Hania sejak SMA,tak peduli walau Hania sudah berhijab sekarang. Baginya Hania tetap cantik dengan hijab nya.
"Haha,apaan sih Man? Ga lah,kita kan temenan,satu alumni harus solid mah"
Hania yang menganggap Manda sekedar membual.Zayn berjalan ke arah dua gadis yang tergolong cantik nan manis itu.
Tak kalah dengan dua wanita itu, laki-laki yang bernama lengkap Zayn Zefri itu memiliki paras tampan yang membuat hati wanita manapun akan tertarik melihat nya,tapi beda dengan Hania ia tak begitu tertarik melihat Zayn. Mungkin,jika mereka berjodoh,hal itu akan membuat para penggemar rahasia dan tidak rahasia akan merasa patah hati."Mau langsung ke kelas?" Tanya Zayn yang mengangkat alis tebal nya sebelah.
"Iya Zayn,buru-buru soalnya,maaf ya." Bukan nya Hania yang menjawab,malah Manda yang menjawab. Ia menarik pergelangan tangan Hania dan mereka meninggalkan Zayn sendiri di sana. Zayn hanya bisa terbodoh dan menggelengkan kepala meratapi kebodohannya karena membiarkan dua gadis cantik itu pergi begitu saja.Dua gadis itu tampak melenggang ke arah bangunan tua yang berwarna hijau itu. Mata Hania tiba-tiba terfokus dengan sosok seorang lelaki yang tak asing baginya. Laki-laki yang selama ini menjadi pujaan nya,laki-laki yang lebih kurang 5 tahun memiliki posisi tersendiri di dalam hatinya.
Azril Rafif Alfarezi,kakak senior Hania sejak di SMA. Azril lebih tua setahun dari Hania. Salah satu kenapa Hania memilih univ nya saat ini,karena ia tahu Azril salah satu mahasiswa di universitas ini.
5 tahun yang lalu,Hania dan Azril di persatukan dalam club yang sama, club bahasa Inggris tepatnya. Saat itu Hania masih kelas 10 dan Azril kelas 11. Mereka berdua sama terkenal nya di kalangan siswa-siswi SMA TUNAS BANGSA. Azril dengan wajah tampan nya bak pangeran dan Hania dengan wajah cantik nya bak putri kerajaan.
Tak jarang,mereka sering di jodohkan oleh para siswa,di tambah lagi saat mereka terpilih menjadi pasangan duta bahasa di sekolah mereka,hal itu semakin mendukung orang-orang yang berpihak untuk hubungan mereka,dan tak jarang juga ada yang tidak suka dengan perjodohan oleh para siswa lainnya. Sejak saat itu,Hania memiliki rasa yang cukup dalam untuk Azril,kakak kelasnya. Semakin hari,Hania semakin dekat dengan Azril. Kadang kala,Hania selalu merengek ke Azril untuk minta di ajarkan kimia pelajaran yang selalu membuat Hania pusing tujuh keliling. Tapi bagi Azril, pelajaran ini adalah salah satu pelajaran yang paling ia senangi. Wajar saja,Azril adalah juara satu umum dan juga ia pernah mengikuti OSN Kimia tingkat nasional. Hal itu membuat Hania semakin luluh. Sayangnya mereka hanya dekat,dan tidak lebih dari seorang abang dengan adik . Kadang Hania sempat berfikir,kalau dirinya tak pantas bersanding dengan Azril, laki-laki yang sangat sempurna bagi Hania."Han ..." Manda menggoyangkan bahu Hania,sahabat nya tak berhenti menatap lelaki yang bernama Azril itu. Hania yang kembali sadar dari lamunan dan bayang-bayang nya Azril dahulu kala,mencoba untuk kembali bersikap normal seperti semula.
"Ehh iya man?"
"Natapin kak Azril ya?" Tanya Manda sambil tersenyum untuk mencoba menggoda Hania yang kini sudah salah tingkah, seperti biasanya."Eh,anu...eng__"
"Kak Azrill!!!!!" Tanpa ingin mendengar jawaban Hania, Manda memanggil Azril yang sedang membaca buku di sana, hal itu menambah pesona laki-laki yang bertubuh tinggi itu. Dan kini sekitar mereka menoleh ke arah Hania dan Manda. Hania hanya bisa tercengang dan seakan-akan membeku di sana saat Azril melemparkan senyuman ke arah nya.
"Sini kakk.."Manda menginterupsi Azril sambil melambaikan tangan nya ke arah mahasiswa sastra itu.
Azril memang tipe laki-laki yang penurut,ia tak peduli dengan kata-kata 'siapa yang butuh ia yang datang'
Azril bangkit dari duduk nya dan membawa ransel nya yang tak terlalu besar itu di pundak nya.Kemeja biru tua,celana keper hitam,lengan di gulung sepertiga, rambutnya yang menyibak kesamping,kulit putih dan tinggi. Seolah-olah ia adalah oppa versi Indonesia. Jantung Hania semakin berdegup kencang saat dua pasang mata itu kini bertemu,tak sadar akan dosa,Hania masih saja menatap mata laki-laki itu yang sedang berjalan menuju ke arah nya.
Langkah Azril mungkin cukup panjang,membuat ia kini tiba di hadapan kedua gadis itu. Ia mengenali Amanda karena dia pernah bertemu Manda sebelumnya saat sudah berhijab,tapi tidak dengan Hania. Walaupun mereka berada di universitas yang sama,Azril tidak pernah berjumpa dengan Hania ataupun mengobrol kembali dengan nya, sementara Azril,tidak memiliki kontak Hania lagi di handphone nya,Azril juga jarang sekali muncul dalan sosial media membuat mereka lost contact.
Mata Azril menyipit memandang gadis yang berada di sebelah Manda. 'Tak asing' itu yang terlintas di pikiran Azril.
"Kakak ga kenal dia?" Tanya Manda yang memperhatikan Azril mencoba mengingat sesuatu saat menatap Hania.
Azril mengetukkan pelan jari telunjuk nya ke kepala nya sambil membuat kerutan di kening nya.
Azril membuka matanya seakan-akan ingat suatu hal,dan ia terus saja mengatakan nya dengan menggebu-gebu.
"Hania?"
___
Assalamualaikum semuaa...
Jadi gini,aku minta doanya agar Istiqomah sama cerita ini. Soalnya aku sering banget unbab dan ga lanjutin cerita-cerita sebelumnya. Tapi untuk cerita ini aku usahain nyelesaikan nya:)
Semoga suka ya sama ceritanya,hehe,maafin typo nya.
Happy reading ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Sajadah
Teen FictionPerjuangan cinta seorang Hania syaqinah yang tak berjalan mulus saat ia memberikan cinta nya penuh ke seorang pria. Tapi saat ia mengakhiri perasaan nya,dan berhenti menyebut namanya dalam doa,dan memberikan segenap cinta nya kepada sang pencipta,Al...