4. Rencana

914 125 47
                                    

Jika ini mimpi, tolong bangunkan diri ini yang selalu menanti setiap dekapan yang berarti

~Adara Fresella Ulani~

***

Ani refleks memeluk Arda dengan ketakutan yang luar biasa. Sangat jelas tergambar di wajahnya. Tubuh Arda langsung kaku dan menegang karna pelukan tiba-tiba dari Ani. Setelah sadar akan apa yang sudah Ia lakukan, Ani langsung melepas pelukannya.

"Ma...maaf kak,"

"Gpp,"

"Busettt dah nih cowok. Juteknya kebangetann. Ini mamanya ngidam apaan sih waktu ngandung si gunung es?" Batin Ani.

"Pegangan!" Perintah Arda.

"Ambigu banget kak suruhannya. Mau dong peluk kakak lagi. Sampek malem juga gak apa-apa kak," Batin Ani meronta-ronta.

"I..iya kak," sahut Ani.

"Lo gagap?" tanya Arda yang langsung membuat Ani mebuka matanya lebar-lebar.

"Ya..ya enggak lah kak. Ya kali cewek secantik gue gagap. Apa kata dunia??" Sahut Ani.

"Oh,"

"Ya Tuhannn ampunilah hamba. Itu mulut atau kulkas?? Buset dah dingin amat jawabnya. Kagak suaranya aja, sampek sikapnya juga dingin," Batin Ani kembali bersuara.

Setelah pembicaraan yang cukup singkat tersebut, Arda kembali melajukan motor kesayangannya menembus rintikan hujan. Ani enggan untuk membuka pembicaraan dalam perjalanan pulangnya bersama Arda. Mulutnya terasa kelu untuk mengeluarkan kata-kata. Pada akhirnya, Arda lah yang membuka pembicaraan dengan DINGIN tentunya.

"Alamat,"

"Jln. Merak, nomor 10 kak,"

"Ok,"

Setelah itu, kembali hening. Hanya ada suara hujan yang menghiasi langit senja. Beberapa menit perjalanan, mereka sampai di sebuah rumah megah nan indah dengan taman yang sangat asri. Iya tentu saja itu adalah rumah Ani. Motor berhenti, lalu Ani turun dengan bahu Arda sebagai tumpuannya.

"Makasi kak, udah anterin gue pulang. Makasi juga karena udah nolong dan bawa gue ke UKS waktu kena bola basket, "ucap Ani dengan senyum manisnya.

"Hm," jawab Arda. Dingin kan? Emang ya, Itu mulut kulkas!

"Hati-hati ya kak!"kata Ani.

"Masuk!"

"Iya kak, sekali lagi makasi ya,"

"Oh iya kak, kenalin nama gue Adara Fresella Ulani. Kakak bisa manggil gue, Ani," Lanjut Ani. Lagi-lagi dengan senyum manis nan imutnya.

"Hm,"

Arda menjawab perkataan Ani dengan dingin dan langsung menyalakan motornya. Tanpa basa-basi, Ia langsung menancap gass untuk pulang. Ani hanya bisa menatap keperigian Arda sambil mengulas senyum tulusnya

"Gue akan berusaha mencairkan hati balok es itu. Apapun rintangannya gue pasti BISA"! Kata Ani dengan semangat membara.

🌻🌻🌻

MY COLD SENIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang