tujuh belas

13.1K 2.4K 319
                                    



happy reading
jgn lupa vote bebi❤










bukan hal yang mudah ketika menghindari chenle, dia punya kekuasaan di sekolah ini dan gak ada yang bisa melarangnya.

punya mata-mata puluhan yang tersebar di sekolah ini sebagai murid atau bahkan temannya sendiri di jadikan detektif olehnya.

gue bukan mengenal chenle selama seminggu atau 2 minggu kami sudah lama berpacaran dan gue mengenal lebih baik sifat chenle di bandingkan temannya.

ketika seseorang meremehkan keberadaannya dia gak akan segan segan buat ngasih 'pembelajaran' atau dia gak akan sulit menyingkirkan orang yang telah mengusiknya.

semua hal di matanya akan selalu mudah ketika dia punya segalanya.

gue masih meliriknya yang hanya diam setelah gue di periksa oleh dokter penjaga di uks.

"alea" panggil tegas ketika tadi hening menyapa.

gue berdehem menunggu ucapannya.

"ada yang mau aku jelasin" oh mungkin sejak tadi dia diam sedang merangkai kata-kata agar tidak terlihat salah paham di pikiran gue.

"jadi dia di jodohin sama kamu" gue menyela.

"ENGGAK" tolaknya tegas matanya melirik gue tajam, "kata siapa?"

"nebak aja, biasanya kebanyakan konglomerat gitu kan?"

chenle melirik agak sinis begitu mendengar ucapan gue.

"aku bakar perusahaan papa kalo berani sampe ngelakuin itu" jelasnya.

"gak takut miskin?"

"miskin yang takut aku" dia berdecak, "aku punya perusahaan sendiri yang bahkan lebih besar dari punya daddy"

"jadi?"

chenle menghela nafas, "dia cuma rekan bisnis alea"

"sampe dinner gitu?"

"salah satu syaratnya buat dia setuju kerja sama"

gue mengangguk, "katanya kaya"

"aku emang kaya" dia mendesis, "ini cuma sekedar formalitas aja. aku heran kenapa itu bisa sampe di kamu"

gue diam.

"ah" suaranya membuat gue menatap lagi kearahnya, "guanlin kan"

gue hendak menjelaskan ketika tangan chenle meminta gue untuk gak berbicara, "ck, nyusahin. harusnya dari kemaren aku bertindak"

dia mengetikan sesuatu di ponselnya sebelum kemudian menelpon seseorang yang entah siapan "hancurkan"

"chenle" gue melotot ke arahnya. kesal dengan perilakunya yang agak seenaknya.

chenle tampak tidak peduli dengan pelototan gue, menghampiri gue dan langsung memeluk tanpa persetujuan.

"jangan marah terus" ucapnya di telinga gue, "chenle kangen"




"jangan marah terus" ucapnya di telinga gue, "chenle kangen"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-witagenks-



amburadul bgt ini cerita

next?

il mio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang