👔Unspeakable: Three.👔

9.2K 826 31
                                    

Manusia sedang mencoba hal sederhana, membantu diam-diam misal?

--Unspeakable.

_

      "Ooouo, he! Oouooo. Oouo, he!"

    Jihan bersenandung ikut menyanyikan lagu berjudul IDOL dari salah satu boy group asal negeri gingseng yang diputar lewat earphonenya. Pagi ini dia datang lebih awal yaitu pukul 06.15 sudah sampai di kelas. Memang, setiap hari selasa jadwal Jihan piket.

     Meski suaranya cukup cempreng, tapi dapat membuat beberapa orang tertawa karenanya. Apalagi  saat ini gadis itu tengah mengepel teras kelas, otomatis setiap orang yang lewat melihat kelakuan Jihan.

     "Damn!" pekik Jihan siap marah ketika seseorang mencabut earphonenya. Tapi mulut yang sudah mangap itu kembali menutup kala tau siapa pelakunya.

    "Pagi, Harun!" sapaan akhirnya keluar dari mulut gadis berkerudung bulat itu.

    "Balikin, gue mau pake buat nge-game," kata Harun lempeng. Jihan menahan gerutuannya di hati ketika melepas earphone merah milik Harun, karena Jihan mana ingat bawa benda begituan ke sekolah. Buku paket saja harus Harun yang bawa.

    "Nih, sama-sama," ucap Jihan yang harusnya diucapkan Harun, dia kembali mengepel dengan dongkol.

    "Harusnya terima kasih!" sindir Harun seraya berlalu memasuki kelas.

    "Ugh, punya temen udah kayak prasasti berjalan, pelit lagi. Awas aja, gak gue kasih nonton drama lo, Harun!"

    Jihan berdecak semakin sebal kala melihat sepasang sepatu menginjak lantai yang sudah ia pel tadi. Tangannya berkacak seperti ibu-ibu tengah marah.

    "Eh! Gue lagi ngepel tau!" decaknya. Lagi-lagi nyalinya ciut gara-gara melihat lawan.

    Sandi menangkup tangan di depan dada sambil tersenyum lebar. "Maaf, bisa tolong panggilin Ari? Dipanggil ke ruang OSIS."

    "O---ohh. Bisa!"

    Jihan langsung meninggalkan pel-an begitu saja di lantai dan sedikit berlari ke dalam kelas. Meneriakkan nama Ari begitu cempreng.

    "Ih, Ari! Ya jangan injek lantai basahnya!" jerit Jihan dongkol.

   Cowok tinggi blasteran itu nyengir lebar, "Aduh, sengaja, Han. Hahaha, yok San."

    Ari mengajak Sandi segera pergi. Sandi sendiri memberi senyum lebih dulu pada Jihan, menganggukan kepala pamit.

    Setelah kedua cowok itu pergi, Jihan akan menghampiri pel-an yang tadi ia tinggal. Tapi anehnya, pel-an tadi sudah masuk ember. Bahkan tapak sepatu kotor bekas Sandi sudah bersih kembali. Seketika pipi Jihan memerah, menggigit jarinya malu.

    "Aduh, pasti Sandi yang kerjain."

  
👔👔

      "Ada razia! Razia orang jelek!" pekik Renata dari pintu kelas, berlari kalang kabut menuju kursinya.

    Seketika kelas 11 IPA 2 jadi riuh ikut kalang kabut. Ada yang menyembunyikan make-up, pomade, ponsel, sampai sisir milik Yoda. Jihan sih adem ayem, gadis itu tak membawa apa-apa. Tapi saat melirik teman sebangkunya yang tertidur Jihan langsung terlonjak.

    "HARUN! Lo harus sembunyi! Ada razia orang ganteng!" teriaknya membuat satu kelas yang berisik langsung senyap.

    Harun yang tertidur nikmat terbangun dengan cepat, bersiap menyembunyikan diri di kolong meja.

Unspeakable [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang