Kalian mungkin berpikir kenapa aku bisa menuduh Rey sebegitunya, aku menuduhnya bukan tanpa alasan. Beberapa hari sebelumnya aku mendapat kabar dari teman satu-satunya yang aku miliki di tempat ku bekerja bersama Rey, ia bilang bahwa ada seorang model terkenal akan melangsungkan pernikahan dengan seorang pengusaha muda untuk urusan bisnis, ia menduga bahwa pengusaha itu adalah Rey karena sejauh yang ia tahu Rey sedang berusaha keras untuk bekerja sama dengan perusahan yang dimiliki oleh keluarga model tersebut. Sebelumnya aku tidak suka dengan gossip dan kali ini aku semakin membencinya, terkadang gossip itu menjadi sebuah ramalan untukku, ramalan buruk tepatnya. Dan benar saja, Rey baru saja mewujudkan ramalan itu.
Setelah kejadian itu aku tidak pernah menghubungi Rey lagi, bagiku dia sudah mati. Sasa, Emil dan Arya bahkan ibu terus menghiburku dengan harapan bahwa aku bisa lebih baik seperti sebelumnya, dan kenyataannya aku tidak pernah membaik. Kemarin aku hanya lelah menjadi buruk, menjadi yang paling keras dan sekarang aku kembali menjadi diriku, itu saja.
Sekarang semua makin memburuk rasanya, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku. Mencoba mengelabui pikiranku sendiri, menyibukkan diri dengan pekerjaan baru ku disebuah toko barang-barang antik. Aku benci liburan kali ini, jika bisa memilih aku lebih baik kuliah dan bergelut dengan tugas-tugas yang membosankan itu, setidaknya itu bisa menyibukkan diriku. Aku bahkan tidak bisa lagi menulis, entah kemana inspirasi itu pergi.
~~
Dimana aku..
(Hahahah ahahaha)
Siapa kalian!!..
(Hahaha ahahaha)
...
Ku buka kedua mataku dengan cepat, mimpi itu lagi. Entah kesekian kali aku memimpikan hal ini, mimpi yang aku sendiri tidak mengerti.
..
"Akhir-akhir ini kau selalu bangun pagi."
"Aku bahkan tidak bisa tidur bu."
Semenjak mimpi-mimpi itu muncul tidurku tidak lagi nyenyak, aku bahkan tidak bisa tidur semalaman karena setiap aku mulai tertidur suara-suara itu muncul ditelingaku.
"Kau sakit? Ibu antarkan ke dokter ya?"
"Tidak perlu, aku baik-baik saja. Aku pergi dulu bu."
"Habiskan dulu sarapanmu, Ra.."
Arloji ku masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, toko tempatku bekerja baru di buka pukul 10.00 dan aku tidak tahu ingin kemana pagi-pagi seperti ini. Berada dirumah terlalu lama tidak membuat ku semakin baik, mungkin semakin lebih buruk.
Langkahku terhenti didepan sebuah restoran yang dulu aku kagumi dan sekarang sangat aku benci. Jika aku bisa aku akan mengubah ini menjadi tempat pemakaman bagi banyak orang, aku juga tidak tahu alasannya, hanya ingin.
Aku baru tahu kalau restoran ini buka sangat pagi, ku masuki restoran itu. Duduk tepat dimana aku pernah duduki dulu, aku hanya diam disana menatapi kursi didepan ku sampai pelayan datang menghampiriku menanyakan pesananku. Aku memesan minuman secara acak, pelayan itu pergi dan menyisakan aku sendiri. Tempat ini tidak lagi istimewa, aku membenci semuanya.
Pelayan itu datang lagi dengan membawa pesananku. Rasanya aku ingin menangis sekarang ini, apa semua hal yang baik yang datang kepadaku pasti akan pergi? Apa aku tidak pantas untuk merasa baik-baik saja? Apa aku begitu dibenci oleh dunia?
Prrrraanggg
Semua pelayan datang menghampiriku menanyakan apa aku baik-baik saja. Aku hanya meminta maaf pada mereka bahwa aku tidak sengaja menjatuhkannya dan membayar minuman juga ganti ruginya lalu meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aeera
Teen Fictionada dititik mana dia di semesta ini? semua baginya abu-abu. tidak ada yang pasti. dia pikir semestanya sama dengan yang lain, tapi nyatanya setiap orang punya semestanya sendiri. ada yang mendukung, ada yang tidak peduli. mungkin dia orang yang tida...