Bagian 2

23 1 0
                                    

"Kamu mau pesan apa?" tanyanya sambil memegang daftar menu makan.

"Tidak, terima kasih. Saya sudah makan di rumah tadi."

"Yakin?."

"Minuman saja, mungkin." Kataku. Laki-laki itu mengangguk mengerti, kembali dilihat daftar menu makanan direstoran itu. Ku pikir dia belum tahu apa yang ingin ia makan.

"hmm fettuccine carbonara satu dan lemon iced tea nya.."

"Dua." Ucapku cepat. Mendengar hal itu laki-laki di depanku mengangguk mengiyakan perkataan ku pada pelayan yang sedari tadi berdiri disamping kami. Mengulangi daftar pesanannya pelayan itu pergi meninggalkan kami berdua.

"Oke Aeera, nama saya Reyvan Ridho Ruswanda kamu bisa panggil Rey saja, seperti yang tadi saya bilang, bahwa saya membutuhkan asisten pribadi karena pekerja sebelumnya mengundurkan diri. Jadi apa kamu mau bekerja untuk saya?"

"Apa anda tidak ingin melihat.." ucapku ragu-ragu sambil menunjukkan surat lamaran yang ku bawa sedari tadi. Apa dia serius? Mau mempekerjakan ku tanpa melihat profile ku sedikit pun?.

"Tidak perlu, aku bisa mengetahuinya dengan berbagai cara, tidak melulu tentang membaca Raa." Ucapnya sambil tersenyum manis. Okee. Aku tidak bisa bilang apa-apa. Terserah dia sajalah lah.

"Kalau saya boleh tahu, apa saja yang bisa saya kerjakan sebagai asisten pribadi anda? Saya hanya belum mempunyai pengalaman tentang dunia bisnis, perkantoran ataupun semacamnya." Yaa, aku hanya tidak ingin mengecewakannya saja. Jujur dari awal lebih baik bukan?. Aku hanya tidak mau ia merasa menyesal karena mempekerjaanku yang tidak bisa apa-apa, dan nantinya ia akan merasa tidak enak untuk memecat ku nanti, mungkin saja kan?.

"Tidak, tidak perlu memikirkan masalah kantor atau apapun itu yang ada dikepala mu. Kamu hanya perlu menemaniku kemana pun itu, menyiapkan semua apapun yang aku butuhkan, tapi tenang saja aku tidak akan membuatmu terlalu kerepotan dengan itu." Lagi- lagi senyuman ituu. Ah, lupakan. Tunggu.. apa aku akan menjadi seorang budak untuknya?

"Apa ada pekerjaan semacam itu?." Mungkin ekspresiku sangat lucu dan konyol sampai membuat ia tertawa saat aku menanyakan hal itu. Ekspresi menahan tawanya juga masih terlihat saat pelayan datang membawa pesanan kami tadi. Pesanannya.

"Mungkin ini bukan sebuah pekerjaan, anggap saja aku membutuhkan mu dan kamu membutuhkan apa yang kamu mau, aku tidak akan berbuat sesuatu yang akan melanggar hak asasi manusia Aeera." Senyuman itu tidak hilang sedari tadi. Kalau bisa, ingin rasanya berkata 'jangan seperti itu. Aku tidak suka'. "Dan yaa, jangan panggil saya-anda lagi mulai sekarang, terkecuali dikantor atau sedang bertemu dengan clientku, aku tidak ingin panggilan itu membuat jarak untuk kita." Ucapnya yang membuatku ambigu dengan kalimat akhirnya.

Dan pada akhirnya aku menerima tawarannya, pekerjaan yang sebenarnya aku juga belum mengerti sampai detik ini. Selepas makan siang tadi, Rey menawarkan diri untuk mengantarkan aku pulang. Aku tidak mungkin menerimanya, ia terlalu sibuk. Aku bisa memakluminya. Lagi pula dia bosku sekarang, tidak mungkinkan aku membiarkan dia seperti supirku?. Menuruni kendaraan umum, ku rasa aku harus cepat-cepat sampai rumah. Cuaca terlalu menyedihkan hari ini, untungnya tidak dengan diriku. Maksud ku tidak terlalu menyedihkan untukku hari ini.

Sesampainya dihalaman rumah aku melihat motor sport yang sangat aku kenali berada disana, terparkir seperti biasanya saat orang yang mengendarainya singgah dirumah ku. Jadi, mau apa lagi dia kesini.

Si pemilik motor itu berdiri dari duduknya tatkala melihatku semakin dekat menghampirinya. Jangan tanya bagaimana ekspresi wajahku. Begitu dingin dan merasa sangat terganggu dengan kehadirannya. Lagi, mau apa lagi dia kesini.

"Aeera.." sapanya, ketika aku berdiri dihadapannya. Memberikan makanan yang sempat ku beli tadi pada ibu, sambil mengisyaratkan ibu untuk masuk kedalam. Kenapa ibu harus menyambutnya dengan ramah? akan lebih baik jika ibu memberinya pemahaman bahwa aku tidak ingin bertemu dengannya dan menyuruhnya pergi sebelum aku pulang. Tapi aku lupa ibu tidak sepertiku.

AeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang