"Ada apa nyariin aku, Kak?"
"Mau traktir kamu."
"Dalam rangka?"
"Minggu depan udah mulai sidang dong, thanks ya, Jo!"
Ucap Jeffrey sembari menepuk pundak Joanna dan langsung ditepis olehnya.
"Sans kali Kak, gausah traktir juga gak papa. Mark juga masih bisa jajanin aku tiap hari kok."
Jeffrey menaikkan alisnya saat mendengar ucapan Joanna. Biasanya dia tidak pernah mengucapkan kata-kata sarkas seperti itu.
"Ya tapi kan itu sebagai bentuk terima kasih ke kamu, Jo. Kalo gaada kamu yang bantu nyari ide, gak yakin bisa lulus tahun ini. Bisa bisa kayak Rose yanh masih stuck di bab 2 dan terancam diwisuda tahun depan."
"Ya gak papa sih Kak. Lagian seenggaknya peran aku sebagai pacar Mark ada gunanya. Hahhaa, bener gak bang?"
Joanna akhirnya membalikkan badannya dan menatap Jeffrey yang terkejut akan ucapan Joanna langsung mengerti kenpa tiba-tiba sikap pacar Mark ini menjadi berbeda padanya. Ini karena Joanna pasti mendengar ucpannya dengan Johnny saat di kantin tadi.
"Jo, kamu salah paham."
"Eh, Bang Jeff. Kebetulan lo kemari. Sayang aku baru aja dapet kabar kalo salah satu temenku ada yang kecelakaan, aku kesana dulu ya? akasihan dia gaada saudara. Banh Jeff, temenin pacar gua ya?"
"Eh gausah Mark, aku pulang aja."
"Lima menit lagi jam 9, gak keburu sayang. Nanti aku pulang kok. Dah sayang, tolong jagain pacar gue ya, Ban?."
"Iya Mark, ati-ati lo."
Hening
Mark sudah keluar dan Joanna melanjutkan acara menulisnya.
"Bang kalo mau pulang gak papa, aku berani sendiri kok."
"Gak, Mark bilang suruh jagain kamu. Lagian aku kan udah free, gak ada tanggungan lagi."
"Sombong hahhaha..."
Ucap Joanna sembati tertawa.
"Kamu udah gak marah lagi?"
"Marah? Siapa yang marah, gak ada yang marah."
"Kamu lah, masa setan."
"Aku gak pernah marah."
"Syukur deh, tadi aku cuman bercanda. Kamu tau kan omongannya anak NCT gaada yang bener. Aku gak serius kok."
"Santai lah Kak, iya juga gak papa."
"Beneran enggak ih, ngeyel banget anak ini."
Jeffrey yang gemas langsung mengacak rambut Joanna.
"Hahaha, bang jangan ganggu dong. Makin lama nih."
"Mana aku bantu, tinggal nulis aja kan?"
"Ogah... hahhaha..."
Tringg...
"Jo kamu tahu kalau persyaratan sidang itu harus ikut minimal 20 seminar?"
"Iya, jangan bilang baru tau."
"Iya, mampus. Mana minggu ini harusnya aku udah bisa sidang. Aku belum pernah ikut seminar lagi."
"Tenang-tenang bang, biasanya sekali seminar itu bisa ada 5 judul, bisa kok bang dalam waktu seminggu. Kebetulan besok aku jadi moderator seminar di kampus jam 7, ada 5 materi yang dibahas besok. Kalau mau besok ikut aja bang, kan lumayan. Tinggal 15 lagi, nanti aku ikut cari info deh buat seminar-seminar selanjutnya."Jeffrey menatap Joanna penuh haru, sungguh Joanna benar-benar seperti doraemon yang selalu bisa memecahkan berbagai masalah. Jeffrey terharu hingga tidak sadar dan mulai memeluk Joanna.
"Thanks ya Jo, kamu bantu aku banyak banget."
"Santai Kak! "
Ucap Joanna sembari melepaskan pelukan Jeffrey.
" Pokoknya kalau kamu butuh bantuan apapun itu kamu bisa bilang ke aku, aku pasti bakalan bantu kamu! "
"Termasuk cari judul skripsi?"
"Kalau soal itu sudah jelas aku gak bisa, Jo."
"Hahahaha... "
Paginya jam setengah 7 Joanna dan Jeffrey sudah sampai di kampus. Mark tidak bisa pulang jadi Jeffrey yang mengantar Joanna ke asrama untuk berganti baju. Jeffrey tidak perlu pulang ke apartemennya karena kebetulan di mobil sudah ada beberapa baju ganti dan almamater.
Joanna sudah duduk di depan podium bersama kelima mahasiswa yang akan memaparkan materinya, ada juga dua dosen pembimbing yang akan mengevaluasi pemaparan dari para pemateri.
Jeffrey sudah duduk dibarisan paling depan, entah kenapa dia merasa lebih bersemangat untuk cepat lulus setelah mengenal Joanna. Padahal dia dulu dia tidak peduli lulus kapan saja asal bisa bersama dengan Rose. Berbeda dengan sekarang, dia bahkan tidak peduli kalau Rose masih stuck dengan bab 2 nya ketika dia sudah masuk fase deg-degan sebelum sidang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship [ COMPLETE ]
FanfictionPacarnya Mark, tapi juga suka Jeffrey. ©Nadarker 2019