I. Kal Mansion

16.9K 1.7K 176
                                    

Pagi ini harusnya Haerin sudah bersiap untuk pergi ke Kal Mansion, tetapi kekasihnya yang nakal terus menahannya agar tidak pergi. Park Jimin tak mau melepaskan Haerin karena pria itu tahu jika Keluarga Kal tidak seperti yang terlihat di mata publik. Mereka semua hanya pencitraan. Topeng yang dipakai Kal bukan hanya untuk menutupi wajah, tapi juga menutupi jiwa iblis yang mereka miliki.

Haerin dan Jimin sudah bersekongkol agar bisa menjebak Keluarga Kal dan menuntut balas mereka atas kematian Haejin. Jimin tipikal pria yang sangat setia dan selalu mendukung kekasihnya. Jimin akan melakukan apapun agar Haerin mampu mencapai kepuasan serta kebahagiaan. Sekarang, pria itu mendongak ke atas, terus mengusap rambut Haerin yang tengah berlutut di depannya untuk memberi service panas.

"Puas?" Haerin langsung berdiri setelah selesai, ia mengusap mulutnya. Mencoba menelan apa yang telah masuk ke kerongkongannya.

Jimin memperhatikan Haerin yang duduk di depan cermin rias lalu mulai membenarkan riasannya yang berantakan. Pria itu bertanya, "Kenapa kau merias dirimu dengan cantik? Kau datang kesana untuk menggantikan Haejin bukan menjadi wanita sewaan Kal Yongshin."

"Tutup mulutmu, Park Jaey." Haerin memanggil Jimin dengan nama kecil pria itu. Ia pun mengoleskan lipstik merah di bibirnya lalu memakai anting-anting berlian pemberian Jimin. Salah satu sisi bibirnya naik, Haerin melirik Jimin yang sedang memakai celananya.

Jimin mendekat padanya, berdiri di belakangnya sembari menarik sedikit rambutnya agar Haerin mengerti siapa yang berkuasa atas dirinya. Tetapi ucapan Jimin berbeda dari yang Haerin pikirkan. "Putra pertamanya namanya Kal Taehyung. Buka kakimu untuknya, dia jantung utama Keluarga Kal. Berhasil membuatnya luluh, kau menang."

"Kau mau aku membuka kakiku untuk pria lain yang bahkan aku tak kenal?"

"Tak apa," Jimin mencium pipinya, ikut menatapnya di cermin, "Asal hatimu tetap untukku, aku tak masalah." Jujur, pria itu lihai dalam hal menggoda. Sebenarnya Jimin tak rela Haerin pergi, namun bagaimana? Pria itu tak bisa menentang keinginan sang pujaan hati.

"Sialan juga pikiranmu, Jim. Tapi aku sudah terlanjur membenci mereka semua. Aku tak sudi mereka menyentuhku," ucapnya. Haerin mencium tangan Jimin seraya mengucapkan, "Kematian Haejin tak wajar. Aku sangat mengenalnya walaupun kami berpisah sejak kecil. Selemah apapun Haejin, dia tidak berani menyakiti dirinya sendiri. Dia terlalu takut untuk merasakan rasa sakit dan takut menghadapi kematian. Sudah pasti Kal penyebabnya, aku tak akan pernah memaafkan mereka."

"Aku suka dirimu yang seperti ini." Tangan Jimin menyusuri lehernya hingga Haerin tertawa karena rasa gelitik yang membuatnya basah. "Aku suka keberanianmu. Aku suka caramu melawan musuh yang sangat kau benci. Menikahlah denganku, Im Haerin. Aku benar-benar ingin memilikimu."

Sebenarnya, Jimin adalah majikan Haerin. Wanita itu diangkat anak oleh kepala pelayan kediaman Park. Haerin saja yang terlalu memaksakan diri karena mencintai majikannya sendiri. Sudah tahu tak akan mampu bersatu karena status sosial yang berbeda. Namun, wanita itu tetap mempertahankan hubungannya. Hal inilah pemicu Nyonya Park--Ibu Jimin-- sangat membencinya. Wanita tidak merestui hubungan mereka.

Hubungan sepasang kekasih saja sudah ditentang, apalagi menikah? Haerin bisa jadi bubur di hari pertamanya menjadi menantu Keluarga Park.

"Ibumu tak pernah setuju denganku, Jim."

"Aku tidak peduli. Aku tetap akan bersamamu walaupun dia menentangnya. Aku sungguh-sungguh menyukaimu, mencintaimu, Sayangku."

Rasa cinta agak membutakannya. Haerin juga tidak mau melepaskan Jimin. Kekasihnya terlalu tampan dan seksi untuk dimiliki wanita lain.

"Aku mau menikah. Tapi tunda untuk sekarang ini. Aku harus menyelesaikan urusanku terlebih dahulu," ujar Haerin.

Jimin mengerti.

DEMANDAR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang