VIII. Inner Demon

15.2K 1.6K 483
                                    

Mc ⚠️
.
.
.

Recommend to Listen :
Take Me to Church - Sofia Karlberg (Hozier Cover)
.
.
.

Sepertinya memang sudah di surga. Sejauh mata memandang, Haerin hanya melihat hamparan kebun stroberi yang luas. Langit sangat cerah dan matahari memancarkan sinar yang menyengat. Di sini kosong, tidak ada siapa pun selain dirinya sendiri. Haerin merasa tenang ketika hembusan angin menari kecil di permukaan kulitnya. Ia mengambil sebuah stroberi lalu memakannya. Rasanya manis dan kaya akan air. Haerin ingin mengambil satu stroberi lagi namun ia dikejutkan oleh suara langkah kaki di belakangnya.

Ia menoleh ke belakang dan melihat seorang pria sedang berdiri dengan satu tangan disembunyikan di balik tubuhnya.

"Stroberinya enak?" tanyanya.

"Rasanya manis." Haerin tersenyum sembari mengusap matanya. Entah kenapa penglihatannya jadi buram saat ia melihat wajah pria itu.

"Makanlah sepuasmu, Haerin."

"Kau tahu namaku?" Matanya berkedip selama beberapa kali, Haerin masih belum bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Ia hanya bisa melihat pria itu memiliki wajah yang kecil, bahu yang lebar, dan lumayan tinggi. Pria itu memakai pakaian serba putih dan tubuhnya mengeluarkan aroma oceanic yang bercampur dengan aroma bunga mawar.

"Aku tahu namamu, aku kenal denganmu. Kau saja yang melupakanku." Pria itu menyodorkan setangkai mawar putih pada Haerin. "Ambillah, aku sudah mematahkan semua duri di tangkainya. Tanganmu tidak akan terluka lagi."

Haerin mengambil mawar putih itu lalu mencium kelopaknya yang merekah. Ia tersenyum. "Bisa dimakan?"

"Jangan makan mawar mentah, perutmu akan sakit. Rasanya juga pahit."

"Tapi ini bukan di dunia nyata." Haerin tetap memetik kelopak mawar dan memakannya. Rasanya manis, wanita itu menyesapnya. Bahkan stroberi yang dimakannya barusan tidak semanis ini.

"Haerin, sudah kubilang jangan dimakan."

"Kenapa?" Haerin kembali memasukkan kelopak mawar ke mulutnya. Ia mengunyahnya dengan cepat. "Ini mawar putih. Aku tidak akan hamil seekor ular, 'kan?" tanyanya meledek.

Pria itu berusaha merebut mawar putih di tangannya dan Haerin terus menghalanginya. Rasa manis kelopak mawar ini telah menjadi candu untuknya. Indera perasanya peka, terus meminta jatah yang enak. Haerin menghindari pria itu sembari mengunyah kelopak mawarnya. Wanita itu tertawa berkali kali ketika melihat pria itu hampir tersandung ketika mengejarnya. Walaupun wajahnya tidak terlihat dengan jelas, Haerin merasa senang bisa menggoda pria itu.

"Hei!" teriaknya kesal.

Haerin berlari dengan tawanya yang geli. Pria itu menarik pinggangnya dan mereka berdua berguling di tanah. Kini pria itu mengunci tubuhnya di bawah lalu merebut mawar itu dari tangan Haerin. "Muntahkan mawar itu, perutmu akan sakit nanti," ucapnya.

"Tidak mau." Haerin menutup mulutnya dengan tangan. Giginya menggilas lebih cepat agar mawar di dalam rongga mulutnya dapat meluncur ke saluran kerongkongannya yang kering. Sret, pria itu berhasil menarik tangannya. Ia menekan hidung Haerin sampai wanita itu membuka mulutnya sedikit untuk mencari oksigen. Haerin memejamkan matanya dengan erat ketika pria itu mendekati wajahnya lalu menciumnya.

Pria itu tidak melumat bibirnya, melainkan memberikan tekanan udara ke mulutnya yang terbuka.

"Haerin!" Wanita itu membuka matanya. Sesuatu mendesak kerongkongannya, Haerin terbatuk dan memuntahkan banyak air dari mulutnya. Ia mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Kenyataan kembali menghantamya. Tempat indah dalam mimpinya telah sirna. Haerin memutar kepalanya, di sini tidak ada kebun stroberi, langit masih gelap, dan tubuhnya kedinginan karena basah kuyup. Haerin menatap bingung Taehyung yang duduk bersimpuh di sampingnya. Pria itu baru saja memberikan napas buatan untuknya.

DEMANDAR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang