♣️♣️♣️
Park Eunseok adalah dalang dari kematian ibumu. Dia menuduh ibumu melakukan betrayal denganku. Dia menghasut Kal Yongshin untuk membunuh Kal Jian, ibumu. Park Eunseok juga yang meracuni otakmu agar kau membenci keluargamu sendiri.
Haerin memerhatikan ponselnya dengan serius. Setelah bertahun-tahun, akhirnya Haerin membaca kembali artikel yang membahas kematian seorang konglomerat bernama Park Eunseok. Artikel ini ditulis pada tahun 2014, tepat sehari setelah kematiannya. Park Eunseok dikenal publik sebagai sosok baik hati karena dia sering memberikan dana sumbangan ke yayasan panti asuhan, korban becana alam, dan beberapa panti jompo. Sebelum kematiannya pun, masyarakat sering meminta Park Eunseok agar mencalonkan diri menjadi walikota. Masyarakat yakin bahwa Park Eunseok adalah orang yang tepat untuk posisi itu. Apalagi Park Eunseok sangat memerhatikan orang-orang yang kekurangan.
Sosoknya sangat disegani, semua orang mencintainya. Maka dari itu, orang-orang sangat menyayangkan kematiannya yang tidak wajar. Haerin masih ingat saat kematian ayahnya, Jimin masih berusia sembilan belas tahun. Jimin sangat terpukul dengan kematian ayahnya hingga menutup dirinya dari semua orang. Jimin berubah menjadi sosok yang dingin, tidak banyak bicara dan selalu murung. Sampai Haerin harus kerja keras agar Jimin kembali ceria.
Haerin kembali melihat foto Park Eunseok di artikel tersebut. Setiap kali mengingat atau melihat Park Eunseok, Haerin langsung teringat dengan Jimin. Wajah antara Park Eunseok dan Park Jimin hampir serupa, sama seperti wajah Kal Yongshin dan Kal Taehyung. Jika yang dikatakan Seokjin memang benar, Haerin sama sekali tidak menyangka kalau kematian Park Eunseok ada hubungannya dengan Kal, khususnya Taehyung.
Bukankah itu mustahil?
Taehyung dan Jimin lahir di tahun yang sama. Taehyung tidak mungkin berani membunuh seseorang diusianya yang baru sembilan belas tahun. Apalagi targetnya adalah seorang konglomerat seperti Park Eunseok. Lucu, bukan? Ya, Seokjin sepertinya hanya mengatakan omong kosong. Dan, untuk kematian ibunya... Haerin juga tidak yakin kalau Park Eunseok adalah dalang kematiannya. Untuk apa juga Park ingin menguasai Kal? Kekayaan serta aset Park hampir setara dengan Kal. Park Eunseok tidak mungkin buang-buang waktu untuk mencampuri urusan keluarga lain. Dia pria sibuk semasa hidupnya.
Seokjin sepertinya sengaja mengatakan hal seperti itu. Seokjin ingin Haerin membenci Jimin, pikirnya. Kim Seokjin benar-benar pendongeng yang handal. Haerin juga kurang percaya dengan pengakuan Seokjin terkait usianya yang berhenti. Bisa saja pria itu hanya mengarang? Sebab, Haerin tidak pernah melihat foto Seokjin maupun hal-hal yang terkait dengan Seokjin di Kal Mansion. Mungkin, ya wajah Kim Seokjin kebetulan mirip Kal Seokjin.
Atau, Kim Seokjin adalah putera Seokjin? Wajah Jimin dan ayahnya saja mirip, maka Seokjin bisa jadi sama seperti itu. Kim Seokjin memiliki dendam karena ayahnya, Kal Seokjin sudah dilempar dari Kal Mansion dan dituduh betrayal dengan Kal Jian. Maka dari itu Kim Seokjin menjadikan Taehyung sebagai bonekanya.
Entahlah, Haerin frustasi sendiri ketika memikirkannya.
Rupanya taksi online yang dinaikinya sudah sampai di depan Kal Mansion. Haerin melihat mobil yang biasa digunakan Tuan Kal diparkir depan. Sejak Tuan Kal pergi, mobil itu tidak pernah keluar dari basement. Apa jangan-jangan Ayah sudah pulang? tanya Haerin dalam hatinya. Haerin menyipitkan matanya ketika melihat mobil lain yang berada tepat di samping mobil Tuan Kal. Mobil itu bukan milik Taehyung, plat nomornya juga asing.
Wanita itu segera masuk ke dalam Kal Mansion. Sekarang pukul enam sore dan suasana Kal Mansion sangat sepi. Tidak ada seorang pun di ruang tamu. Nyonya Kal yang biasanya selalu duduk di ruang keluarga saat sore hari, juga tidak ada. Haerin memanggil seorang pelayan yang sedang membawa beberapa piring ke ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMANDAR [M] ✔
Fanfiction[Diterbitkan | Versi Revisi] Kal Haejin sangat tersiksa dengan hutang budinya pada keluarga Kal. Wanita itu memutuskan mengakhiri hidupnya di depan saudari kembarnya, Im Haerin. Dendam, amarah, serta pahitnya duka bersatu dalam tubuh Haerin. Haeri...