Note : buat yang nanya demandar ini ada versi booknya atau ebooknya? jawabannya, belom ada. fanfic demandar cuma ada di wattpad, di akun carrameal.
btw, selamat membaca 👀 partnya panjang kalo mau baca potong potong ya gapapa juga.
♣️♣️♣️
Kal Jungkook gila. Kewarasannya sudah termakan oleh jiwa iblis yang terus berkembang di dalam raganya. Haerin tidak bisa membendung rasa bencinya terhadap Jungkook, karena secara tak langsung Jungkook telah mengikutsertakannya dalam pembunuhan itu. Niatnya yang ingin cepat-cepat pulang agar bisa beristirahat, kini tak ada artinya lagi. Haerin tahu kalau niat Jungkook baik. Ia tahu Jungkook melakukan semua ini untuk membalaskan dendam Haerin. Namun, mengapa Jungkook memilih cara yang salah seperti ini? Sungguh, Haerin sudah angkat tangan dengan ketololan Kal Jungkook. Pria itu bertindak tanpa berpikir panjang.
Mereka sampai di kamar. Taehyung secara perlahan menurunkan Haerin untuk duduk di sisi ranjang. Sedangkan pria itu berlutut di depan Haerin sembari melihat siku serta lutut Haerin yang tergores. Luka gores di sikunya tak terlalu parah dibandingkan luka di lututnya, sebab luka di lututnya semakin parah setelah Taehyung menyeretnya di jalan tadi. Taehyung pun menyesal, ia terus menatap luka Haerin dan berharap bisa menyembuhkannya. Sementara Haerin masih kesal dengan pria itu. Haerin enggan berbicara lagi padanya setelah keluar dari ruangan Jungkook. Wanita itu terus menatap lurus ke depan dan mencoba menghiraukan Taehyung.
"Haerin, maaf soal⸻"
"Aku mengantuk, bisakah kau meninggalkanku?"
"Bisakah aku bermalam di sini bersamamu?"
Haerin tidak mau, wanita itu menatap pintunya yang terbuka. "Kalau keluar, sekalian tutup pintunya, ya."
"Haerin, kau sendiri tahu sifatku itu bagaimana. Aku kadang lupa diri jika sedang kesal. Jangan mengacuhkanku seperti ini. Aku sudah berjanji padamu untuk merubah diriku menjadi lebih baik." Taehyung menggenggam tangan wanita itu. "Hubungan kita sudah mulai membaik, aku tidak mau hubungan kita menjadi buruk seperti dulu."
Taehyung ada benarnya, Haerin pun kembali memutar otaknya. Untuk sekarang ini, Haerin masih harus bergantung pada Taehyung sampai ia berhasil mengorek semua informasi tentang Kal dan kematian Haejin dari. Perubahan sikap Taehyung juga membawa keuntungan tersendiri untuk Haerin, karena Haerin mendapat perlindungan secara multak. Kedudukan serta kecerdasan yang dimiliki Taehyung pasti sangat berguna untuknya. Selain itu, Taehyung juga tak mungkin menyakiti Jimin selagi Haerin mendekatkan diri padanya. Dan dengan adanya Taehyung di sisinya, Haerin tidak lagi merasa sendirian. Wanita itu bisa bernapas lega untuk sementara ini.
"Aku harap itu yang terakhir, Tae," ucap Haerin. Walaupun sikap Taehyung masih terlihat abu-abu, namun setidaknya Haerin harus bisa memanfaatkan keadaan ini dengan baik.
"Terima kasih...." senyumnya mengembang. Jujur, senyumnya manis sekali hingga Haerin tak mengedipkan matanya. Pria itu mengusap kepala Haerin dengan lembut. "Oh ya, aku sudah mengurus mayat itu. Kau tak perlu mengkhawatirkannya lagi."
"Kau yakin tidak mau menghubungi polisi untuk itu?"
"Tidak. Mayat itu ditemukan di wilayah Kal dengan keadaan tidak lengkap. Aku sudah meminta para penjaga mencari bagian tubuh yang hilang di sekitar Kal Mansion dan perkebunan Kal, namun mereka tak menemukannya. Mungkin besok, aku akan meminta mereka mencarinya lagi. Kuharap masalah ini cepat selesai."
"Menyembunyikan hal ini dari pihak berwajib adalah sebuah tindak kriminal, Tae."
"Besok aku akan berbicara pada ayah, mungkin dia punya jalan keluarnya. Kau tak perlu cemas, hal seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di sini. Aku dan ayah sering menerima potongan-potongan tubuh sebagai bentuk ancaman." Taehyung mengusap punggung tangan Haerin dengan ibu jarinya. "Dan, semoga saja semua ini tidak ada hubungannya denganmu. Ya, aku mengerti kalau kau masih merasa bersalah atas kasus ini. Tapi, ini bukan kesalahanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMANDAR [M] ✔
Fanfiction[Diterbitkan | Versi Revisi] Kal Haejin sangat tersiksa dengan hutang budinya pada keluarga Kal. Wanita itu memutuskan mengakhiri hidupnya di depan saudari kembarnya, Im Haerin. Dendam, amarah, serta pahitnya duka bersatu dalam tubuh Haerin. Haeri...