Bab VII Menjauh Bukan Berarti Membenci II

70 5 0
                                    

Sesungguhnya terlalu sulit tukku melepaskan genggamanku terhadapmu, namun apalah dayaku yang sangat menginginkan bahagiamu meski itu sangat menyakitiku
-Clarissa Davina-

Clarissa POV

Aku selalu melangkah maju tanpa mau menoleh kebelakang, meski ku sangat menginginkan berbalik arah dan berlari menuju kamu yang masih berada ditempat yang sama di hatiku. Entah mengapa aku selalu seperti ini ketika aku merasa rindu terhadapmu begitu pula malam ini dibawah langit malam yang damai nan indah "aku merindukanmu, sungguh" ucapku dengan sebisa mungkin untuk menahan airmata yang sudah berada dipelupuk mata, namun pada akhirnya tetap menetes hingga membuatnya meninggalkan jejak.

"sudahlah tidak ada gunanya ku sesalkan" aku pun bermonolog dengan diriku sendiri sembari memasukan foto yang memiliki sejuta kenangan itu di tempat khusus seperti semula.

Kini malam yang sunyi pun menemani diriku seperti malam-malam yang kemarin, dimana malam yang hanya ada aku dan ruangan ini, ruangan yang masih sama sebelum aku melepaskannya. Aku menarik selimut hingga keseluruh wajahku, entah mengapa ia mengusik pikiranku lagi saat ini "arrrggh kenapa sih muncul lagi" frustasiku terhadap diri sendiri, namun tetap pada posisi yang sama seperti tadi.

Kupejamkan mataku perlahan-lahan hingga gelap menelanku seutuhnya.

*****
Kring kring kring

Ku meraba-raba meja disebelah tempat tidurku, kemudian ku mematikan alarm dan kembali melanjuti mimpiku yang indah. Beberapa waktu kemudian alarmku berbunyi kembali, kali ini aku meliriknya sedikit "astaga" teriakku langsung bergegas ke kamar mandi.

Akhirnya aku telah selesai dan tinggal berangkat ke kampus, "huh untuk masih tersisa banyak waktu. Sarapan di kampus aja deh" ucapnya pada diri sendiri.

Aku bergegas samperin hayfa ke apartemennya, ketika aku hendak membuka pintuku ternyata hayfa sudah berada di ambang pintu apartku "lets go to campus" ucapnya sambil merangkul diriku.

****
Sesampainya di kampus aku dan hayfa pun berpisah ketempat tujuan kami masing-masing, namun sebelum hayfa melangkah lebih jauh aku memanggilnya dengan keras menggunakan media kedua tanganku yang di letakkan dia antara mulutku "hayfa, mulai sekarang aku panggil kamu ay atau ayfa ya okey bye" ay pun terheran-heran dengan apa yang aku ucapkan, namun dia tidak membantah yang berarti aku simpulkan dia setuju dengan panggilan itu, sedikit gila emang tapi itulah aku.

Menulusuri setiap inci gedung ini, hingga penghujung gedung yang menyisakan tempat istana syurga makanan terletak "bu biasa ya" pesanku tanpa menunda sedikit pun "syukurlah masih sepi" ucapku dalam hati.

10 menit kemudian...

"ini cla, bubur ayam spesial seperti yang biasanya dan capsuding (capucino susu dingin)" ucap ibu kantin sembari menata pesanannya dihadapanku, yup ibu kantin selalu memanggil aku cla karena kebanyakan teman kuliahku memanggil aku dengan sebutan itu, hanya ada satu orang yang eh salah sekarang menjadi dua orang yang memanggil aku dengan sebutan yang berbeda.

"hufst, dabsar abku hmb" rutukku tanpa berhenti mengunyah makananku dengan lahapnya.

Dulu, waktu kami masih bersama, aku dan dia selalu menghabiskan waktu sarapan kami disini. Tepatnya di meja sekarang yang aku tempati, alasannya karena disini memiliki pemandangan yang berbeda dengan sudut meja mana pun.

Di sini, kamu bisa melihat keluar jendela yang memiliki pemandangan yang langsung menembus ke arah taman belakang yang sunyi, namun indah dan menentramkan yang memiliki banyak pohon rindang yang tumbuh subur disekitarnya.

Akan tetapi pada pukul 12 siang tepat, maka pandangan kami berubah haluan dari ke arah taman belakang menjadi ke atas langit-langit yang mengabadikan bayangan hitam putih ranting ataupun dahan pohon dengan sangat indah nan sempurna yang hanya dapat dinikmati oleh setiap orang yang duduk di meja ini.

"akhirnya selesai juga makannya" aku pun bangkit dari mejaku, menuju kasir. Setelah siap membayar pesananku, aku langsung bergegas menuju ruang kelas di lantai dua, membuatku mempercepat langkah ini hingga di persimpangan koridor, aku disuguhkan dengan pemandangan yang sulit ku terima hingga mampu membuat ku membukam mulutku, kemudian berlari menuju toilet menyembunyikan diri.

"sebenarnya apa yang kulakukan disini, mengapa aku harus bersembunyi dari mereka?!hah?!" tanyaku dalam hati, dan pada akhirnya yang bisa ku ucapkan untuk menyemangati diriku ialah "Sesungguhnya terlalu sulit tukku melepaskan genggamanku terhadapmu, namun apalah dayaku yang sangat menginginkan bahagiamu meski itu sangat menyakitiku"

-----------------------------------------------------------
Maaf ya gaiss kalo author lama beut updatenya,tapi jangan bosen ya buat

VOTE AND COMMENT cerita ini karena satu ketukan bintang dari kalian itu adalah penyemangatku begitu juga commentnya..

LOVE U ALL
ALWAYS BE HEALTHY YAAA💜💜💜

DON'T FORGET TO FOLLOW MY AKUN WATTPAD YAA

Paint of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang