Bila raga ini menjauh darimu, bukan berarti rasaku telah mati untukmu, karena ku menjauh bukan berarti membenci.
-Clarissa Davina-
Author POV
Langkah kakinya begitu indah mengikuti irama musik yang mengalun, lengkukan tubuh itu terlihat memanjakan mata yang akan memandang. Ia menari dengan anggunnya seperti sedang menampilkan persembahan tarian istimewa kepada seseorang, meskipun kini ia tidak sedang dengan siapapun di ruang latihan di rumahnya. Dia sudah menyukai tarian sejak usianya menginjak 5 tahun saat itu ia melihat sebuah kartun yang menampilkan sebuah tarian balet yang indah, mulai saat itu ia mencoba mengikuti gerakan tarian tersebut hingga saat ini ia menjadi penari yang handal.
Dan dia adalah Clarissa Davina atau sering di panggil dengan Ica oleh orang-orang terdekatnya. namun ada satu panggilan yang hanya satu orang tau.
Flashback On
"Hei bukankah kamu terlalu memforsir dirimu eris? Sudahlah, tarian solomu kali ini pasti bagus seperti biasanya. Jadi kumohon istirahatlah sekarang" pinta seorang pria yang tiba-tiba sudah berada di ruang latihan Clarissa, namun permintaan itu pun tak di Indahkan oleh Clarissa hingga ia tersungkur ke lantai akibat pandangannya kabur seketika.
Drap drap
Pria itu bergegas berlari dengan cepat tuk menghampiri Clarissa, ia menyodorkan minuman untuk Clarissa sementara Clarissa meminum, minumam itu pria tersebut menyeka keringat Clarissa tanpa Jijik sedikit pun hingga akhirnya ia membuka suara kembali "ku mohon berhentilah sejenak dan beristirahat, karena sebagus apapun kamu berlatih akan tetapi kamu tidak memperdulikan kesehatanmu hingga kamu jatuh sakit, semuanya bakalan sia-sia bukan?! ." Clarissa pun meng "Iya" kan ucapan pria tersebut dengan anggukan kepalanya.
"baiklah efis, terimakasih ya sayang, terimakasih karena kamu selalu ada buat aku di saat suka maupun duka, Aku berharap kita akan selalu seperti ini hingga waktu berhenti berputar" ucapnya sambil menatap dalam bola mata sang kekasih yang dibalas dengan pelukan erat.
Flashback Off
****
Hujan turun begitu derasnya, tanpa mau menunjukkan tanda kapan ia akan berhenti yang membuat enggan untuk berangkat ke kampus, namun tanpa tak terduga ada sebuah tepukan di punggung belakangnya yang membuat jantung Hayfa seketika berhenti sejenak. Kemudian ketika ia hendak menolehkan kepalanya seseorang tersebut pun menampakkan dirinya terlebih dahulu sembari menyodorkan tanggannya sambil berkata "Hei namaku Clarissa Davina bisa panggil aku Rissa atau yang lain yang kamu mau".Hayfa yang kaget pun tersadar, kemudian langsung menyambar jambatan tangan Clarissa dan membalas "Hai, namaku Hayfa Larasati atau bisa panggil aku Hayfa atau yang lainnya. Oke aku panggil kamu eris boleh? " entah mengapa setelah ucapan Hayfa, ekspresi Clarissa tiba-tiba berubah sepersekian detik hingga akhirnya ia menjawab "boleh kok boleh".
"Ada apa dengan Clarissa" ucapnya dalam hati. "kamu mau kemana kalau boleh tau? " tanya clarissa sopan "hmm aku mau ngampus eris"ucap hayfa berhati-hati, takut clarissa tersinggung dengan ucapannya dan mereka pun berangkat ke kampus bersama karena ternyata mereka satu kampus yang memilih nurisan yang sama yaitu bahasa inggris.
****
Clarissa pun memakirkan mobilnya dengan mulus "thx ya ris udah anterin gur sampai kampus" ucapnya berterimakasih keada clarissa, clarissa pun menjawab "astaga nyantai aja lagi fa, toh kita sekampus kok. It's okay beib" "yaudah kalau gitu gue ke kelas duluan ris bye"ucap hayfa sambil melambaikan tangannya kepada clarissa.Namun, mereka tidak mengetahui bahwasanya sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan heran di dalam mobil.
______________________________________
Maaf ya gaisss kalau lama beut up datenya dan maaf kalau up datenya sedikit.Tapi author berharap kalian menyukai tulisan amatiran author yakkk...
Jangan lupa VOTE AND KOMENYASALAM SAYANG BUAT KALIAN READERS🧡🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint of Love
RomansaSemua hal yang kita anggap itu tidaklah mungkin, kenyataannya mungkin saja bisa terjadi karena kita tidak tau bagaimana takdir akan membawamu ke penghujung kisahmu. Dan bukankah hati tempat bermuaranya rasa?! apakah salah jika kita memiliki rasa kep...