Inginku menoleh ke belakang tepat kearahnya. Namun, ku hempaskan niat itu sejauh-jauhnya. Karena aku tau semua takkan kembali seperti semula.
-Abrisam Rafisqy-Sam POV
Setelah seminggu dari kejadian di tangga tersebut, aku jarang bertemu dengan wanita penyelamatku yahh, aku memberinya julukan "wanita penyelamat" karena dia sudah menyelamatiku dari seramnya kata kematian.
Aku menyusuri koridor sembari melihat sekelilingku, berharap secercah harapan muncul menampilkan sosok wanita penyelamatku sehingga aku bisa berterimakasih dengan cara yang pantas. Namun, harapan hanyalah sekedar harapan yang hilang seperti buih di tengah lautan apalagi kampus ini tidak sekecil yang aku bayangkan dan bisa di katakan cukup luas.
"yaudah besok lagi aja aku mencarinya ditangga dimana aku berjumpa dengannya dan sekarang lebih baik aku pulang, dari pada di ganggu sama temen bangs*tku" ucapku bergegas menuju parkiran.
****
Keesokan harinya aku melakukan aktivitas seperti biasa, dan sekarang aku sudah sampai di kampus tepatnya di parkiran. Namun, ketika aku hendak keluar dari mobil. Aku disuguhkan dengan pemandangan yang tidak pernah ku sangka akan terjadi.Aku melihat eris eh maksud aku clarisa bersama wanita penyelamatku yang aku gak tau siapa namanya. Aku hanya mampu melihat dan membisu melihat mereka berdua yang terlihat akrab satu sama lain.
Aku pun tetap melihat mereka hingga mereka berpisah ke arah yang berlawanan, dan tiba-tiba ketika aku hendak membuka pintu mobil aku terkejut melihat seseorang yang tak lain adalah kenzo teman baikku sejak Kecil "astaga ken, suka banget sih gangguin gue" ucapku dari dalam mobil. Aku pun merutukki diriku yang bodoh ini pantas saja wajah kenzo seperti itu, mana mungkin dia mendengar perkataanku karena di dalam mobil dan jendelanya tertutup.
Aku bergegas keluar mobil dan menarik tali hoodie kenzo untuk mengajaknya menuju kelas hingga dia menampikkan tarikkanku "apa apaan sih lu sam narik narik tali hoodie gue, lu kira gue apaan..kambing?!"ucapnya "haha emang sejenisnya" ledekku pada kenzo
****
Sudah larut malam, namun mata ini tidak ingin di pejamkan barang sedetik pun. Aku menatap langit-langit kamar tidurku dengan menyimpan begitu banyak tanda tanya salah satunya kenapa mereka bisa saling mengenal? Namun, ku simpan begitu saja di dalam pikiranku tanpa berani ku bertanya kepada salah satu di antara mereka karena aku tau, aku bukanlah siapa-siapa. Tapi meskipun begitu salah satu diantara mereka pernah menjadi warna dalam hidupku.
****
Flashback onAku sangat menyukai setiap langkah, lekukan tubuh, bola mata, hingga deru nafasnya. Ketika ia menari dengan anggunnya semua terlihat sempurna di mataku, namun aku membenci ketika ia tidak memperdulikan kesehatannya sendiri dan hanya berfokus pada latihannya saja.
Aku selalu seperti ini setiap pulang kuliah, menyempatkan diri menemani dia latihan diruang latihannya, melihat dia menari dengan seriusnya. Jika aku melewatkannya, maka ke khawatiran akan menghampiriku tanpa mampu memberikan jeda terhadapku.
"cukup cukup eriss udah ya latihannya, kan masih 2 bulan lagi penampilan kamu sayang" ucapku sambil mematikan musiknya dan pastinya dia selalu kesal jika aku melakukan hal itu "hmm efiss ihh, yaudah iya aku istirahat"sahutnya dibarengi senyumnya yang begitu manis.
"ini aku bawakan sandwich kesukaanmu"ucapku menyodorkan sandwich kepadanya "hmm baiknya teman.." "kok teman sih riss" potongku dengan cepat "kamu sih motong ucapanku babee, padahal eriss mau bilang baiknya teman hidupkuuu"ucapnya sumringah ketika melihat raut wajah masamku.
****
Seminggu sudah aku tidak mengunjungi dia dan menemaninya latihan, karena ada banyak tugas yang menumpuk yang mesti segera ku selesaikan. Namun, meski begitu aku tidak pernah ketinggalan untuk selalu mengabari dia melalui chat, telfon ataupun VC.Seperti sekarang aku menelfon eris seperti biasa "hallo..heii..hallo sayang kok diem aja sih kamu, jangan bilang kamu ngefans sama aku sampai-sampai cuman mau dengerin suara aku yang merdu ini hehehe"candanya, namun apa yang di katakan semua itu benar dan aku menjawabnya hanya dengan dehaman ku "hmm" "kalau gitu aku yg gak mau, efiss ngomong dong babee kangen suara bawel efis tauu hmm"mohonnya dengan manja. Aku suka, menyukai semua hal tentang dia apalagi ketika dia memohon seperti itu imut "iss geli eriss, jangan ngomong seperti itu hahaha"ledekku menjaili dia, kemudian tawa ku pecah ketika membayangkan raut wajahnya ketika memohon seperti itu dan anehnya dia seperti ini pasti ikut tertawa tanpa tau alasannya kenapa aku tertawa, dia juga gak marah setelah aku ledekin "hahaha" "kenapa kamu tertawa juga eriss?"tanyaku "karena tawamu itu menular hahaha, dan eris gak marah karena eris tauuu kalau eriss seperti itu. Efis senengkan jujur hayo ngaku. Sukakan haha"ucapnya gantian meledekku "astaga kok tau sih" ucapku dalam hati "kok diem, benerkan akunya haha"tebaknya "dasar aneh tapi aku benci" ucapku "hahaha kamu juga aneh tapi aku gak benci tapi cinta beneran".
Tidak terasa dari jam 20.00 wib sampai 22.00 kami udah telfonan."sayang udah malam udahan kita telfonannya ya, besok kita ketemuan aja di kampus. Kangen udah seminggu gak ketemu kamu"ucapku "iyaya tapi sebelum kita tutup telfonannya ada yg ingin aku bilang ke kamu babee" pintanya dan aku mengiyakan apa katanya "sayang aku mau bilang terimakasih ya sayang, terimakasih karena kamu selalu ada buat aku di saat suka maupun duka, Aku berharap kita akan selalu seperti ini hingga waktu berhenti berputar"
Flashback off
Aku pun mengenyahkan sekelebat ingatan masa lalu yang terkadang suka muncul seenaknya, tapi aku tetap keukeuh semanis apapun masa lalu aku tidak bisa trus melihat kebelakang meskipun sekedar berangan-angan.
Tapi entah mengapa tiba-tiba sekelebat senyumannya terus terngiang-ngiang di pikiranku yang akhirnya mampu menjadi pembawa kantukku dan tanpa sadar di penghujung pandangan yang semakin tersamarkan aku menyebutnya "Wanita penyelamatku"
****
Author POV
Sudah 3 hari setelah sam melihat clarisa dan hayfa, namun terus mencari keberadaan hayfa yang ia ketahui sebagai wanita penyelamatnya. Iya tidak pernah menyerah hingga hari ini. Sudah hampir 1 jam lebih sam menunggu tapi tidak ad pertanda wanita penyelamatnya akan muncul "huh benar, harapan hanyalah sebuah harapan"dengusnya penuh kekesalan.
Dan ia pun menuruni tangga perlahan-lahan, berharap ia menemukan wanita penyelamatnya
****
Di satu sisi pada hari yang sama dengan perbedaan sedikit waktu hayfa pun menaiki tangga dengan perlahan-lahan. Ia mengenakan setelan perpaduan kemeja yang dibuka kancingnya dengan kaos dan tak lupa ia menggunakan celana jeans hitam, tak lupa rambut yang tersanggul menggunakan jedai seperti biasanya.Hayfa menaiki tangga selangkah demi selangkah sembari bersenandung lagu kesukaannya Yang berjudul fly me to the moon "hmmm hmm hmm", namun di persimpangan tangga lantai 2 ke 3 tiba-tiba seorang pria menarik lengannya yang mengakibatkan hayfa di hadapan pria itu yang tak lain ialah sam. Kemudian dia berkata sembari menatap hayfa dengan senyuman "aku menemukanmu, akhirnya" "hah?" tanyanya heran.
****
Beberapa saat sebelum menaiki tanggaSam POV
"bu biasa ya"ucap seorang wanita yang suaranya tidak asing di telingaku, kantin ini masih sepi jadi terdengar sangat jelas suaranya. Akupun hendak menoleh, namun seketika tersadar dan mengetahui betul siapa wanita itu hingga ibu kantin pun berkata "ini cla, bubur ayam spesial seperti yang biasanya dan capsuding (capucino susu dingin)".
Aku langsung bergegas beranjak dari tempat dudukku menuju kasir untuk membayar makananku dan pergi dari kantin ini dalam hati aku pun berkata "Inginku menoleh ke belakang tepat kearahnya. Namun, ku hempaskan niat itu sejauh-jauhnya. Karena aku tau semua takkan kembali seperti semula" . Maka tak ada gunanya aku menoleh dan mencari luka untuk diriku sendiri.
______________________________________
Hallo gaiss
Maaf lama updatenya ya😔
Tapi ini upnya agak banyakan dikit, tapi ntar di banyakin lagi kok serius..Semoga kalian menikmatinya ya
Jangan lupa untuk VOTE AND] COMENTLUVYA ALL🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint of Love
RomansaSemua hal yang kita anggap itu tidaklah mungkin, kenyataannya mungkin saja bisa terjadi karena kita tidak tau bagaimana takdir akan membawamu ke penghujung kisahmu. Dan bukankah hati tempat bermuaranya rasa?! apakah salah jika kita memiliki rasa kep...