Bab IX Awal dari akhir

9 2 0
                                    

Bukan suatu kesalahan tuk memulai, dan belum tentu juga sebuah kebenaran. Tapi tidaklah mengapa tuk mencoba membuka sedikit pintu yang tertutup.

-Hayfa Larasati-

Autor POV
Hayfa menaiki tangga selangkah demi selangkah sembari bersenandung lagu kesukaannya Yang berjudul fly me to the moon "hmmm hmm hmm", namun di persimpangan tangga lantai 2 ke 3 tiba-tiba seorang pria menarik lengannya yang mengakibatkan hayfa di hadapan pria itu yang tak lain ialah sam. Kemudian dia berkata sembari menatap hayfa dengan senyuman "aku menemukanmu, akhirnya" "hah?" tanyanya heran.

Hayfa pun tercengang ketika melihat seseorang yang di hadapannya, yang tak lain adalah lelaki itu. Lelaki yang mampu mengusiknya "kamu" sahutnya.

Hayfa pun terpaku kepada lelaki itu yang tak lain yaitu Sam. Setelah kata-kata itu keluar dari bibir hayfa, ia tak lagi berkata hingga tanpa basa basi sam pun menarik tangannya lalu berkata "Ayukk ke kantin aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi" hayfa hanya membalas ucapan sam dengan ekspresi bingung, namun tubuhnya bergerak mengikuti arahan sam.

Namun, ketika hampir dipersimpangan koridor perut hayfa terasa nyeri tetapi hayfa mencoba menahannya, sehingga ia menghentikan langkahnya "kamu kenapa nona penyelamat? Eh maksudku kak" tanya sam heran namun hafya tidak memberi jawaban apa dia marah karena aku panggil dia dengan sebutan seperti itu ya, jadi diem aja pikir sam.

Hingga tiba-tiba hafya hampir terjatuh dengan mendekap perutnya dengan erat. Sam pun tanggap menahan tubuh hayfa dengan tubuhnya sehingga hayfa tidak terjerembab kedepan, akan tetapi kepala hayfa tertahan oleh dada bidang sam yg tersembunyi oleh pakaiannya, tangan sam pun tak tinggal diam, tangannya reflek merengkuh tubuh hayfa penuh dengan kehati-hatian dan mencoba tuk menggendong hayfa.

Namun hayfa mendorong tubuh sam dan berkata "saya tidak apa-apa, saya pamit pulang duluan sepertinya kita tidak bisa kekantin" hayfa hendak melangkah setelah beberapa menit berdiam diri demi menenangkan diriny, tiba-tiba sam langsung memegang tangannya "berikan aku sosial media mu agar aku dapat mengirimu pesan" ucapnya memaksa.

Hayfa pun berfikir bahwa sam terlalu aneh hingga dia ragu tuk memberikan  sosial medianya, tapi karena ia malas berlama-lama dengan keadaan seperti ini, dia tetap memberitahukan sosial medianya dan langsung melenggang pergi meninggalkan sam yang masih menatap punggung hayfa dengan tatapan sendu. Apakah aku terlalu cepat untuk meminta sosial medianya ya, ucap sam dalam hati.

****
Clarissa POV
"akhirnya selesai juga makannya" aku pun bangkit dari mejaku, menuju kasir. Setelah siap membayar pesananku, aku langsung bergegas menuju ruang kelas di lantai dua, membuatku mempercepat langkah ini, namun sesampainya di persimpangan koridor, aku disuguhkan dengan pemandangan yang sulit ku terima hingga mampu membuat ku membungkam mulutku, kemudian berlari menuju toilet menyembunyikan diri.

"sebenarnya apa yang kulakukan disini, mengapa aku harus bersembunyi dari mereka?!hah?!" tanyaku dalam hati, dan pada akhirnya yang bisa ku ucapkan untuk menyemangati diriku ialah "Sesungguhnya terlalu sulit tukku melepaskan genggamanku terhadapmu, namun apalah dayaku yang sangat menginginkan bahagiamu meski itu sangat menyakitiku".

Aku pun keluar dari toilet, namun ternyata aku berpapasan dengan ayfa "loh ris, kamunya..tungguiin aku ya. Tadi aku barusan mau hubungin eris buat nanya pulang bareng..eh tunggu-tunggu..kamu mau pulang bareng akukan riss..maaf aku gak nanya asal aja ambil asumsi hehehe" ucap ayfa sambil cengengesan "iya iya iya pastilah ayfaku" jawabku tulus.

*****
Hayfa POV

aku dan eris pun berjalan menuju parkiran dimana mobil eris di parkir "ay, kira-kira kamu mau gak kalau kita nongkrong dulu di cafe?" tanya eris dengan hati-hati"okey eriss,lets go beib" ucapku riang. Aku juga butuh menetralkan pikiranku yang kacau untuk saat ini, setelah apa yang ku lalui hari ini.

Eris pun menunjukkan menu yang ada pada cafe ini dan dia menyarankan untuk memesan caramel machiato "tau gak sih ay, kalau caramel machiato disini tuh gak ada tandingannya..pas banget dilidah, kamu mau nyoba mesen juga?", aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Aku masih bingung dengan suasana saat ini, aku merasa bahwa ada yang di sembunyikan eris dariku. Dia seperti ingin menanyakannya, namun dia ragu "ada apa eris?kamu ingin menanyakan sesuatu??katakanlah!! Tidak perlu sungkan" ucapku sambil menatap matanya tetapi sesekali melihat pemandangan yang indah diluar cafe.

"tidak ada ay, aku hanya ingin memintamu untuk bercerita tentang dirimu lebih dalam, agar aku dapat lebih mengenalmu tapi aku terlalu malu tuk menanyakannya" ucapnya dengan raut wajah yang sendu "astaga okey, aku bakalan cerita tapi ada satu syarat" jawabku dengan raut wajah yang ku buat serius, eris pun menampilkan wajah khawatir dengan menjawab secara terbata-bata "a..a..aapa i..i..iitu?" "santuy ris, syaratnya kamu akan melakukan hal yang sama" ucapku sambil mengerlingkan mataku sebelah dan di sahut dengan hembusan nafas lega eris "hufttt okey hanya itukan yaa" "ho oh iya ris, hehehe.."jawabku sambil cengengesan.

*****
Clarisa POV

Aku merasa tidak enak karena telah berbohong kepada ayfa tapi bagaimana mungkin aku berkata jujur mengenai dia dengan sam, terlalu sulit tukku mengatakannya dan berharap inilah yang terbaik untuk kami semua.

Aku pun menceritakan tentang masa laluku terutama tentang kenangan aku dan sam, namun aku tidak mengatakan bahwa pria dalam ceritaku itu adalah sam, seorang pria yang dia temui tadi di koridor kampus. Ayfa begitu tertarik dengan sosok pria yang dia anggap hangat dan pas buat dijadiin pasangan. Oleh sebab itu keluar pertanyaan yang tidak bisa aku jawab "Kenapa kamu memutuskannya?padahal dari cerita yang aku dengarkan darimu. Kamu ris seperti masih mencintainya", aku hanya menjawab seadanya "entahlah,begitu saja terjadi". Aku tidak ingin memberitahukan ayfa tentang alasan aku memutuskan sam karena aku mulai bosan dengan sifat dan sikap manisnya yg dulu kuanggap berlebihan,namun sekarang sangat ku rindukan.

*****
Sekarang giliran ayfa yg bercerita tentang masa lalunya, ternyata masa lalu ayfa tentang keluarganya yang udah mulai sibuk dengan pekerjaannya, sekaligus sangat jarang pulang hanya sekedar untuk berkumpul seperti dulu katanya.

Aku tidak cukup mengerti dengan apa yang dia bicarakan, hingga aku tidak bisa menanyakan tentang ada hubungan apa antara ayfa dan sam di saat situasi seperti ini.

Hingga aku pun terbungkam dengan hal yang ayfa ucapkan "ris ntah kenapa akhir2 ini, semenjak pertama kali aku bertemu dengan seorang pria yang mempunyai pribadi baik. Aku mulai terusik akan kehadirannya" "oh ya trus" aku pun mulai penasaran,"padahal kami hanya sekali bertemu dan tidak menanyakan nama kami satu sama lain hingga akhirnya hari ini kami bertemu kembali. Dengan dia berkata akhirnya aku menemukanmu" ucap ayfa dengan wajah yg tersenyum, aku bingung antara harus sedih atau ikut bahagia "dan ris sebenarnya aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya dan berharap tidak merasakannya, karena aku tidak ingin" ekspresi ayfa pun berubah menjadi sendu, aku pun masih setia mendengarnya "tapi ris, akhirnya aku menyadari sesuatu" ucapnya dengan raut wajah yg meyakinkan "apa tuh?" tanyaku. "Bukan suatu kesalahan tuk memulai, dan belum tentu juga sebuah kebenaran. Tapi tidaklah mengapa tuk mencoba membuka sedikit pintu yang tertutup" jdarrr hatiku tersentak dengan perkataan ayfa yg mengejutkanku dan aku paham atas apa yg dia katakan.

______________________________________

Maaf ya temen2 author baru bisa up sekarang

Semoga kalian sukaa
Jangan lupa

vote, Comment and share ya😍😍

LOVE YOU ALL💛💛🧡🧡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paint of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang