chapter 11 : :')

1.1K 45 4
                                    

*Aileen pov

"ACE!" Seruku.

Ya ampun. Ngapain sih dia dateng kesini hujan hujan an cuma demi minta maaf?

Padahal dia kan tau, kalo dia anti hujan!

"Biar gue yang bawa dia masuk" kata Harvey lalu memapah dan membawa Ace ke dalam kamar tamu.

Selagi Harvey membantu Ace, aku mengambil baju bersih daddy untuk mengganti baju Ace yang benar benar basah.

"Lo mau ngapain dengan semua baju bersih itu?" Tanya Harvey.

"Buat gantiin bajunya Ace" jawabku.

"Hah? Gak! Gak boleh! Gue aja yang gantiin! Gue gak mau lo ambil kesempatan dalam kesempitan!" Seru Harvey.

"Kurang ajar! Gue gak semesum itu juga kali!" Seruku.

Yaiyalah! Masa aku semesum itu sih! Harvey nyebelin!

"Emang gue bilang yang jorok jorok? Tuh ketahuan lo yang otaknya jorok" kata Harvey.

"Udah sana! Kasian Acenya!" Kataku.

"Iya iya bawel" katanya lalu masuk kekamar.

Aku pun pergi ke belakang untuk mengambil kompresan dan obat obatan.

Aku juga mengambil handuk hangat dan sebagainya.

"Udah selesai?" Tanyaku saat Harvey keluar dari kamar.

"Iya. Dia demam" kata Harvey.

"Oke thanks Vey" kataku.

"Iya. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya cantik. Dia lemah banget, gue takut dia gak bisa ngelawan tenaga badak lo" kata Harvey.

"Kurang ajar! Yang ada juga lo kali yang ambil kesempatan dalam kesempitan tadi" seruku.

"Enak aja, gue masih normal!" Serunya.

"Iya iya bawel" kataku meniru caranya berbicara tadi lalu masuk ke kamar.

Aku masuk dan menemukan Ace terbaring lemah di kasur.

Kasihan sekali Ace. Aku gak nyangka dia rela dateng malam malam dan hujan hujan an begini hanya untuk meminta maaf.

Aku mengukur suhu tubuhnya.

38,8°C!

Suhunya cukup tinggi.

Aku segera mengompresnya.

Ia berkeringat dingin. Harvey bodoh! Masa dia gak kasih Ace selimut sih?!

Aku segera mengambil selimut dan menyelimuti Ace. Aku juga mengecilkan suhu AC agar ia tidak kedinginan.

Aku pun duduk disamping Ace dan terus mengompres serta mengelap keringatnya.

"Aileen..." tiba tiba Ace memanggilku.

"Ya? Kenapa? Kamu udah bangun? Kamu perlu sesuatu?" Tanyaku.

"Aileen..." lagi lagi Ace memanggilku. Tampaknya ia mengigau. Matanya masih tertutup tapi ia terus memanggilku.

"Ya? Aku disini. Kamu mengigau?" Tanyaku seperti orang bodoh. Ya iyalah mengigau! Masa ditanya lagi...

"Maaf..." katanya dan seketika itu juga air matanya jatuh.

Eh? Dia nangis?

"Eh? Jangan nangis! Kok kamu malah nangis sih?" Seruku sambil menghapus air matanya.

"Cengeng" kataku kecil.

"Maaf..." katanya lagi dan tangisnya semakin menjadi jadi.

"Iya gapapa Ace... aku udah maafin kamu kok" kataku lalu merangkulnya.

Silent CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang