Harry's POV
---
Jemari ramping mahasiswi pirang itu menari dengan gemulai di atas tuts piano dalam acara konser tahunan universitasku.
Matanya terpejam merasakan alunan melodi yang tercipta. Dia terlihat seperti kerasukan, rambut panjang dengan gelombang sempurna layaknya ombak tergerai menutupi punggungnya.
Tangannya semakin lincah berloncat dari tuts ke tuts lain, kecepatannya sungguh membuat orang lain terperangah. Bulu halus pada tanganku bangun dari tidurnya, membuatku sedikit takut karena permainan musik perempuan itu sangat menyeramkan dan indah pada saat yang bersamaan.
Bahkan gaun merahnya yang sangat panjang terlihat seperti genangan darah di atas lantai panggung.
Begitu musik selesai, orang lain bertepuk tangan begitu juga aku yang bangkit dari tempat duduk. Aku bangga padanya, she's my girlfriend.
Ernest Walberr.
Aku baru saja mengenalnya minggu lalu. Tapi segala sesuatu tentangnya sungguh memikatku dan hal berikutnya yang aku tahu, hubungan kami resmi lebih dari sekadar teman kemarin malam.
---
Aku menyelinap ke backstage untuk menemui Ernest yang sedang mengaplikasikan ulang sesuatu di sekeliling matanya, it's like an eyeliner or eye shadow or some shit like that.
Aku tidak mengerti kenapa wanita selalu memakainya. I mean they're already beautiful so what's the point, anyway?
"Hey babe," sapaku sambil mendorong rambutku yang menjuntai di sekitar dahiku ke belakang.
"Harry, kau lihat ini! I'm wearing the little black dress you bought me," ujarnya sambil berputar, menunjukkan gaun yang baru saja ia ganti sebelumnya.
Aku menarik tangannya, "You look awesome, baby. Now, gimmie your kiss," ucapku sebelum mencicipi bibir merah mudanya.
Tanganku beristirahat pada pinggang rampingnya, "Kita jadi pergi ke bar, 'kan?"
Ernest mengalihkan pandangannya dari mataku, "Kau tahu betul aku tidak minum alkohol, Haz."
"Kau tidak perlu minum alkohol untuk pergi ke bar," aku mengangkat dagunya, "Come on, yeah?" rayuku.
Ernest terdiam sejenak, "Baiklah. Don't get too drunk, Styles. Aku bersumpah jika kau mabuk seperti orang gila aku akan menembakmu dengan shotgun."
"Memangnya kau punya?" aku memutar bola mataku sambil tersenyum.
Ernest tertawa, "Tentu saja tidak."
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
A/N
Thank you for reading! Don't forget to leave vote + comment :)
Love, Karen xo
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask // h. styles [A.U]
Fanfiction"Who are you?" I met her a week ago and she's already my girlfriend now. But, everything about her feels so strange. I'm so intrigued by her. Rated PG-13 Creative Commons (CC) November 2014 by plot-twister