· Epilogue ·

774 62 35
                                    

Rambut pirangnya berhamburan ke segala arah, tapi dia tidak peduli. Dia sedang bercinta dengan pianonya, menciptakan nada yang indah, tak satu pun hal yang bisa menggangunya.

Kelopak matanya menutupi bola mata birunya yang sangat mencuri perhatian, tangannya yang gemulai terus bergerak di atas permukaan hitam dan putih piano di salah satu universitas di negeri kangguru.

Sedangkan seorang laki-laki memperhatikannya diam-diam. Permainan musik perempuan itu menghipnotisnya sehingga kehilangan kata.

Perempuan itu bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan piano itu sendirian. Tanpa banyak berpikir lelaki itu berseru, "You're an amazing pianist!"

Langkah gadis itu terhenti, senyum licik terbentuk di bibirnya sebelum berganti oleh senyuman ramah saat dia berbalik, "Thanks!"

"You're welcome," balas lelaki tadi.

Langkah perempuan dengan smokey eyes itu semakin dekat, "Kau pianis juga?"

Tatapan jenaka terpantul dari mata coklat kaum Adam tersebut, "Tidak," dia tertawa renyah, "Aku pemain drum."

"Well, kita sangat berbeda tapi menurutku menjadi drummer itu sangat keren."

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, "Terima kasih," katanya sambil tertawa kecil karena tersipu malu.

"Siapa namamu, drummer boy?" gadis itu menyilang kedua tangannya di dada seraya menampilkan senyuman menggoda.

"Ashton Irwin," si lelaki menjawab sambil mengulurkan tangannya.

Gadis tersebut menjabat tangan lelaki bernama Ashton itu,

"I'm Emeralda Winter."

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

A/N

Thank you for reading the whole story! Don't forget to vote and comment :) Have a nice day, peeps.


Love, Karen xo

Mask // h. styles [A.U]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang