Hari yang sunyi hanya ada awan kelabu sore yang membuatnya terkesan sendu.
Duduk di atas sini dengan mata yang melamunkan entah apa, nampak begitu sibuknya kota.
Bahkan jika ini hari terakhir untuk melepas rindu, apa bisa begitu mudah dilupakan?. Walau dengan bantuan alam sekalipun?.
Duduk bersamanya sambil meneguk pepsi kesukaanku. Memandangnya diam diam walau aku tau mungkin hari ini besok atau lusa aku tak bisa melihat wajah rupawannya lagi.
Bukan rasa pedih, bukan juga larah. Suatu hal yang mungkin menggambarkan takut kehilangan.
Lalu apa yang harus disampaikan?.
14.30.
Seoul south korea."Apa gue harus ngerelain lo?, saat ini juga?".
-Han Eun ji.
"Ngerelain gue buat jatuh cinta sama lo?, mungkin iya".
"Gue serius!".
"Jangan jadi beban, ada gue disini, hal buruk ga bakal terjadi selagi gue masih hidup.
"Kita ga bisa ngelanjutin ini,
takdir aja ga ngedukung"."Takdir ga bisa misahin
kita semaunya""Apa alasan lo bisa
seyakin ini?"."Lo!, alasan terkuat gue
bertahan sampe sekarang"."Kalau seandainya gue ga bisa jatuh hati ke orang lain selain lo, apa yang harus gue lakuin?".
"Pertama hapus air mata lo, kedua ga mungkin ada orang yang gantiin posisi gue yang buat lo jatuh hati karna gue udah pastiin dia binasa saat itu juga".
"Jadi?".
"Jadi cinta lo cuman buat gue".
•••
Sebuah rasa yang datang tiba tiba, yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Duka pasti ada, tapi dia yang merubahnya menjadi canda.
Bagaimana semua ini terasa mudah?, karna ada rasa bahagia yang membuatnya menjadi mampu.
Lalu apakah ini seperti paksaan karna sebuah keadaan yang mendekatkan?, bukan perasaan ini sudah ada sejak jauh.
Jangan tanya kenapa aku memilih dia, mungkin karna tawa nya yang membiarkan aku larut dalam rasa yang sulit di arangkan.
Apa kalian tau?, aku mencintainya tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before
Ficção Adolescente"Sebelumnya? hanya ada sunyi, bahkan tak ada tawamu" -Han eun ji side's