🌹I Believe 1🌹

103 8 0
                                    

Namaku Adelia Faramiza Azmi. Lebih tepatnya satu minggu yang lalu 16 desember umurku genap 22 tahun. Aku adalah salah satu dokter di rumah sakit jogjakarta. Berkat dukungan kedua orang tuaku, kakak-kakaku, aku bisa menyelesaikan kuliah kedokteranku di salah universitas negeri jogjakarta.

Aku beruntung di kelilingi orang-orang yang menyayangiku walaupun mereka tau masa lalu masih membayangi ku. Tapi aku berusaha kelihatan baik-baik saja di depan mereka agar mereka bahagia melihat ku tersenyum. Aku lahir di keluarga berada, ayahku salah satu pengusaha sukses di jogjakarta. Sedangkan bunda punya butik di mana-mana. Aku juga punya dua saudara laki-laki dan aku anak terakhir.

Kedua kakakku seorang abdinegara lebih tepatnya polisi. Hanya saja mereka tidak tinggal bersama kami karna kota tempat mereka bertugas bukan di jogjakarta. Keduanya sama-sama bertugas di jakarta. Kalau soal rindu tentu saja aku merindukan kedua kakakku itu tapi aku tak bisa protes apalagi melarang karna ini salah satu resiko dalam bertugas. Aku juga bisa saja di pindahkan di rumah sakit mana saja.

Menurut aku Dokter merupakan suatu pekerjaan mulia dan beresiko tinggi. Aku mengakui menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan dokter memiliki banyak tantangan dan kesabaran. Aku berfikir menjadi dokter berarti mencintai diri sendiri dan keluarga karena selalu menjaga kesehatan. Paling tidak, menjadi dokter dapat melindungi keluarga dan orang-orang di dekatku lebih menghargai hidup."Dan bukankah sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain". Inilah bentuk pengabdianku terhadap negara tercintaku. Salah satu pengabdian yang mulia selain menjadi abdi negara, guru, dan lainnya.

Aku mempunyai dua sahabat.  Seorang laki-laki dan tentu saja perempuan. Kami bertiga berteman sejak masih di bangku kuliah. Cyrinda Davidya dan Daffa Hafiz Argani. Dua orang yang berbeda sifat tapi sangat pengertian padaku. Mereka berdua tempatku bercerita berbagi keluh kesah dan sebaliknya dengan mereka. Aku sangat beruntung di kelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku.

Semua yang melihatku pasti iri. Karna di kelilingi sahabat, keluarga, dan orang-orang tercinta,  itu yang mereka lihat. Tapi tanpa mereka ketahui ada banyak luka yang aku sembunyikan di balik senyum dan bahagiaku. Semata-mata agar orang-orang terdekatku percaya kalau aku telah melupakan kejadian menyakitkan itu. Ah! rasanya susah sekali melupakan hal-hal yang sulit di lupakan seperti masa lalu.

"Adel!" Suara itu aku mengenalnya. Siapa lagi kalau bukan sahabatku vidya.

"Yaa.."jawabku ketika vidya sudah berada disampingku.

"kamu tau nggak del?"mana aku tau sedangkan kamu belum memberitahuku, bagaimana sih batinku.

"mana aku tau vid kan kamu belum cerita sama aku"vidya hanya mendesah kesal mendengar jawabanku yang seperti itu.

"Aduh adel! Bisa tidak jawabnya nggak kaya gitu." Aku hanya mengabaikan apa yang baru saja dia ucapkan. Tapi aku tau dia tidak akan berkecil hati hanya karna masalah sepeleh.

"Yaa udah. Kamu mau cerita apa? Penting atau tidak? Kalau tidak penting sebaiknya jangan cerita sam aku. Noh cerita sama pacar loh sih daffa. Dia kan pendengar yang baik"

yaa daffa dan cyrinda saling mencintai. Lebih tepatnya daffa yang tergila-gila sama sahabatku ini sampai pada akhirnya daffa mengutarakan perasaannya dan anehnya si vidya mau-mau aja. "Dasar pasangan aneh". Lagi-lagi batinku berbicara.

"Tadi tuh aku nggak sengaja dengar pembicaraan bokap aku del, katanya sih akan ada dokter baru yang berada di ruang Operasi. Yang artinya dokter baru itu berada satu ruangan denganmu". Aku tidak kaget jika vidya mengetahui berita besar itu karna dia anak pemilik dari rumah sakit tempat kami bekerja dan papanya adalah direktur rumah sakit ini. Dan aku juga biasa saja, toh kalau difikir akan lebih baik jika banyak yang membantu dalam menyelamatkan nyawa manusia.

"Lalu hubungannya dengan aku apa vid? Bukannya lebih baik yaa kalau banyak dokter di negara dan kota ini?"aku bingung saja kenapa masalah seperti ini vidya malah cerita ke aku padahal tidak ada penting-pentingnya denganku.

"Yaa aku berharap kalian bisa kenal atau dekat satu sama lain" aku mengernyitkan keningku tanda tak paham. "Siapa tau del dia yang akan membantu kamu melupakan masa lalu" aku paham sekarang jadi dia ingin menjadi mak comblang.

"Aku tidak ingin dekat atau menjalin hubungan dengan siapapun. Kamu tau pasti vid apa alasannya. Dan lagipula aku tau ini semua ada sangkut paut dengan bundaku yang ingin aku menikah. Tenang saja aku pasti menikah tapi bukan tahun ini."

Jawabku padanya yang membuat dirinya kaget. Aku tau semua ini ada kaitannya dengan bunda. Pasti bunda sudah cerita semuanya kepada sahabatku ini. Kalau beliau ingin aku menikah makanya vidya jadi aneh seperti sekarang ini.

"Tapi sampai kapan kamu akan menghindar del? Aku ingin kamu bahagia seperti dulu."aku mengerti perasaannya sebagai sahabatku. Tapi bisakah mereka tak memaksakku. Aku cape setiap hari berhadapan dengan pertanyaan yang sama dari kalian dan aku juga cape di bayangi masa lalu.

Aku tidak menjawab pertanyaan dari vidya. Aku malah meninggalkannya sendirian di koridor rumah sakit yang sepi. Bukannya tidak mau menjawab aku hanya enggan membahas masa lalu.

🌻🌻🌻
Nantikan part selanjutnya yaa😊❤

I BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang