VR | 4

202 50 8
                                    

Seminggu berlalu semenjak kencan tak nyata kita itu, aku masih tidak bisa melupakan saat-saat yang berharga tersebut.

Menggali lebih dalam tentang Bumi Kedua, aku menemukan banyak kesenangan-kesenangan yang lebih hebat daripada sebelumnya. Menjadi spider-man yang melompat-lompat dari satu gedung ke gedung lainnya, menjelma menjadi Peterpan dan terbang di antara gedung-gedung, berenang bersama para penyu sebagai seekor ikan Nemo.

Aku juga bertemu dengan beberapa orang di Bumi Kedua, terlibat dalam perbincangan menyenangkan yang berlanjut ke meja kopi di dunia nyata.

Namun, Bumi Kedua ini terasa sangat kosong tanpamu. Aku sudah mencoba untuk menghubungimu berkali-kali namun kamu tak kunjung menjawab. Pesan-pesan yang kuberikan juga tak pernah dibalas. Di dalam hatiku, aku sangat berharap dapat bertemu denganmu lagi di Bumi Kedua.

Dan, harapan itu terkabul di suatu senja yang indah. Kamu ada di sana, berdiri menghadap gedung sekolah kita yang kosong. Kamu membalik tubuh, bersyukur bisa bertemu denganku saat ini dan minta maaf karena tidak berkabar selama sebulan terakhir. Sebagai permohonan maaf kamu bersedia menunjukkan satu semesta yang masih dalam tahap pengembangan dan belum dipublikasikan. Aku setuju, tentu saja bukan karena semesta itu, namun karenamu.

Kamu tersenyum, ada kesedihan yang bersembunyi di balik gurat matamu. Kamu menjentikkan tubuh dan dunia di sekeliling kita berubah gelap selama tiga detik sebelum akhirnya kita berdua sama-sama melayang-layang di antariksa.

Supernova terjadi, ledakan bintang yang besar itu membuat antariksa menjadi terang. Cahaya itu menyerap benda di sekelilingnya, namun dengan cepat. Cahaya itu berubah menjadi kecil dan redup. Menakutkan sekaligus mengagumkan.

“Salah satu keistimewaan menjadi pegawai Fixi adalah, kami berhak bertindak di luar hukum Bumi Kedua. Seperti tiba-tiba membawamu kemari tanpa harus mengaturnya terlebih dahulu,” Ujarmu.

“Hebat sekali. Benar-benar keren!” aku bertepuk tangan heboh.

“Yuu-kun.”

“Ya?”

“Tolong jangan jatuh cinta lagi padaku,” Katamu. Membuatku terheran-heran. Oh, ketahuan, ya?

“Memangnya kenapa?” tanyaku penasaran seraya melayang mendekatimu. Kamu menyapu udara dengan lenganmu, tubuhmu bergerak ke belakang menjauhiku.

“Aku khawatir jika semuanya tidak akan menjadi sesederhana dulu.” Kamu berucap dengan nada ragu-ragu.

“Apa maksudmu?”

Kamu menggeleng, “Tidak bisa kujelaskan di sini.”

“Di dunia nyata bisa?” pertanyaanku terus mengejarmu, kamu terlihat tersudut dengannya dan menggeleng.

“Tidak. Tidak bisa. Tolong mengertilah. Aku tidak bisa menemuimu lagi setelah ini, tidak di Bumi Kedua maupun dunia nyata kita.”

Aku menggeleng, tidak terima, “Kenapa tidak [Name]?”

“Maaf. Maafkan aku. Tolong maafkan aku.”

Dan, kamu pun menghilang, seusai mengembalikanku ke depan gedung sekolah di dunia khusus yang kamu ciptakan itu. Aku tidak bisa menemukanmu lagi semenjak saat itu.

Snowball Fight | Yuu Nishinoya » Virtual RealitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang