Chapter 03

2K 261 87
                                    

Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading~

Zoya mengusap sudut matanya beberapa kali ketika air mata terus saja menetes tanpa bisa Ia hentikan. Dia meremas kuat ujung hodynya sembari terus berdoa agar pemuda bernama Nathaniel Vee Hayes itu baik - baik saja. Sungguh, Zoya tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri jika saja nanti pemuda itu mengalami hal buruk karena berusaha melawan preman yang mengganggunya.

Gadis itu pun berbalik, menghadap gang yang terlihat sunyi. Sudah cukup lama Ia menunggu, tapi pemuda tersebut belum juga muncul. Apa dia baik - baik saja? Apa pemuda itu celaka? Pikiran negatif menguasi Zoya, membuat gadis itu semakin cemas akannya.

Zoya menarik panjang nafasnya, mencoba mengatur isakannya yang sedari tadi tak henti - henti. Ia menelan ludahnya, mengusap kembali pipinya yang dialiri setetes air mata. Gadis itu pun dengan berani melangkahkan kakinya kembali memasuki gang itu, dia ingin melihat secara langsung apakah pemuda tersebut baik - baik saja atau tidak. Jika dia terus berdiam diri seperti ini, itu akan membuatnya semakin tak tenang. Dan Zoya tidak ingin semakin lama dalam keadaan tak tenang seperti itu.

Srk!

Srk!

Suara itu memenuhi pendengaran Zoya, membuatnya refleks berhenti melangkah. Gadis itu menatap lorong gang di depannya itu dengan harap, walau tak menampik bahwa Ia juga merasa takut akan suara yang berasal dari gang tersebut.

Srk!

Srk!

Suara itu terdengar seperti suara langkah yang terseret - seret, semakin mendekat ke arah Zoya. Tak mau mengambil resiko, Zoya memilih merogoh ponsel pintarnya kemudian mengaktifkan fitur senter. Cahaya flash muncul, terlihat cukup untuk menyinari keadaan yang remang - remang tersebut.

Zoya yang tadinya tengah menunduk, kemudian mendongak dan mengarahkan senter ponselnya ke depan. Namun, "Aaa!!" Joanna menjerit kecil ketika dikejutkan oleh sosok yang kini sudah berdiri tepat selangkah di depannya, hingga tanpa sadar Zoya menjatuhkan ponselnya saking terkejutnya. Ia melangkah mundur sembari menelan ludahnya, ditatapnya seorang laki - laki yang kini juga tengah menatapnya dengan salah satu alis yang terangkat. Zoya mengehela nafas, menetralkan detak jantungnya.

"Huft! Ternyata kau," Zoya lega, sungguh. Didepannya, kini berdiri orang yang dinanti - nantinya, pemuda yang sedari tadi mengusik ketenangan pikirannya —Nathaniel Vee Hayes.

"K-kau baik - baik saja, bukan?" Suara yang Zoya dikeluarkan tak bisa menyebunyikan rasa khawatirnya. Kedua tangannya hanya dapat mengusap udara, terlalu takut dan ragu untuk menyentuh permukaan kulit yang terbalut hody hitam itu.

Yang ditanya hanya terdiam sembari menatapnya dengan pandangan yang sulit dimengerti, "K-kau tak apa bukan?" Zoya kembali bersuara ketika jawaban tak kunjung diterimanya.

Seolah tersadar, pemuda didepannya ini seketika tersenyum---menatap dirinya dengan pandangan teduh, jika tidak Zoya salah artikan.

"Aku baik - baik saja, hanya luka kecil," Vee akhirnya menjawab, pemuda itu memperlihatkan kedua tangannya yang tampak terluka mengeluarkan darah, namun tak banyak.

VEE'S OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang