Chapter 05

2K 276 171
                                    

Happy Reading~

"... Oh ya, aku hampir lupa menanyakannya padamu, Zee. Kau mengatakan sedang dalam masalah, bukan? Masalah seperti apa yang kau maksud?"

Vee mengeluarkan suaranya, setelah dirinya dan Zoya selesai mengobati luka masing - masing.

Sebenarnya Vee dibuat bingung ketika tadi Zoya meletakkan kotak obat begitu saja di atas meja sambil menatapnya ... tak enak. Terlebih ketika gadis itu memintanya untuk mengobati lukanya sendiri, Vee pikir gadis itu yang akan membantu mengobati lukanya. Tapi nyatanya ... tidak.

Vee sadar betul, Zoya tengah menjaga jarak dengan dirinya. Walau gadis itu berusaha untuk tak memperlihatkannya, tapi Vee cukup pandai mengenali bahasa tubuh gadis itu yang mencoba menghindar ketika Vee melakukan kontak fisik dengannya.

Setitik pikirannya menaruh curiga pada gadis itu. Lagi, ketika Vee menyadari Zoya berpakaian sangat tertutup. Pemuda itu kira Zoya akan berpenampilan bak jalang pada umumnya, dimana pakaian seksi serta make up tebal menghiasi tubuhnya dari atas hingga bawah. Terlebih ketika Ia mengetahui lokasi yang Zoya kirimkan adalah sebuah club malam dimana tempat manusia - manusia murahan berada.

Tapi nyatanya tubuh gadis itu di balut hody kebesaran yang mencapai batas pahanya, juga celana jeans hitam panjang dan sepatu putih yang membungkus sempurna kaki jenjangnya. Tak ada make up berkesan di wajah gadis itu, hanya terlihat sisa - sisa pemerah bibir yang bahkan kini sudah memudar dan menampilkan bibir ranum pucatnya.

Lokasi yang Zoya kirimkan padanya sangatlah tidak cocok untuk seorang gadis berpenampilan seperti dirinya. Pemuda itu tidak mengerti untuk apa Zoya mengajaknya bertemu di lokasi seperti itu. Apa gadis ini berusaha menjebaknya? Apa gadis ini memiliki niat terselubung dengan alibi sedang membutuhkan bantuan?

"Ahh itu, ... Bagaimana menjelaskannya?" Zoya bergumam kecil, namun Vee masih bisa mendengarnya.

"Katakan saja, aku senang jika bisa membantumu," ucap Vee memancing Zoya, pemuda itu sedikit mengernyit curiga ketika melihat wajah gelisah gadis di depannya itu.

"Emm ... Begini," Zoya menghirup udara sejenak.

"Jadilah pasanganku, hanya satu malam."

Vee semakin mengernyit, apa maksudnya? Pasangan satu malam? One night stand? Itukah yang ingin gadis ini utarakan?

"Maksudmu, menjadi partner one night stand -mu? Kau ingin mempermainkanku?"

Zoya seketika terbelalak, gadis itu menatap Vee sembari menggeleng. "Bukan. Bukan itu yang kumaksud, Vee,"

"Lalu? Bisa kau jelaskan dengan benar, kalimatmu itu sangat ambigu. Kau tahu?" Ucap Vee dengan mimik wajah serius yang membuat Zoya semakin panik.

"Mm ... Begini. Besok malam, sahabatku akan mengadakan pesta ulang tahunnya. Ada ketentuan yang mengharuskan tamu - tamu undangannya untuk membawa pasangan mereka. Entah kekasih atau bukan, yang penting harus bersama partner. Kau tahu, semacam pesta anak muda?" Zoya menjeda sebentar, berharap Vee mengerti maksudnya.

Pemuda itu menggangguk, "Hmm... Tapi, apa kau tidak punya teman laki - laki yang bisa kau ajak? Tidak mungkin, kau tak punya 'kan?"

Pertanyaan Vee membuat Zoya mendesah, "Sayangnya aku memang tidak punya,"

"Yang benar saja? Bahkan satu pun?" Vee terlihat tak percaya.

"Iya, jika ada pun mereka bukan temanku melainkan kekasih sahabatku."

"Tapi kenapa bisa? Itu sedikit aneh,"

Zoya terlihat berpikir, jelas dari mimik wajah gadis itu mencoba menghindari pertanyaan Vee tersebut. Ia terus bergumam, membuat Vee semakin mengernyit curiga akannya.

VEE'S OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang