01: A Dream

840 108 9
                                    

yahh, well, aku yakin kalian yang membaca cerita ini pasti udah pernah nonton film tmr. so, maaf semisal beberapa adegan atau dialog yang ada di film aku ubah disini demi kebutuhan cerita, tapi sebisa mungkin aku ngikutin alur asli.

aku kurang yakin padahal publish cerita ini, tapi malam ini aku memutuskan buat melakukannya.

enjoy dan selamat membaca....







Ramai dan berisik, itulah kata yang cocok mendeskripsikan suasana kantin di scorch saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ramai dan berisik, itulah kata yang cocok mendeskripsikan suasana kantin di scorch saat ini. Setiap pagi, siang dan malam mereka akan menikmati makan bersama orang-orang yang sama. Setiap jam makan malam, Janson akan datang membawa daftar nama setiap anak yang terpilih untuk di kirim ke Safe Place.
Dari yang mereka dengar, tempat itu semacam pertanian dan terbebas dari virus flare.

Dari pintu masuk belakang, beberapa anak laki-laki berjalan memasuki kantin. Mereka terlihat terkejut sekaligus kebingungan, seperti baru saja melihat hal mengejutkan. Padahal yang mereka lihat hanya sekumpulan anak remaja sedang menyantap makan malam sambil asyik mengobrol satu sama lain.

Semuanya tampak sama, tak ada yang menarik. Kegiatan dilakukan secara teratur berhari-hari. Setelah sarapan pagi mereka akan berolahraga, setelah makan siang cek rutinan kesehatan tubuh, lalu setelah makan malam kembali ke kamar untuk beristirahat. Namun, satu minggu Kimberly yang membosankan tiba-tiba berubah menjadi menarik ketika seorang pemuda berjalan masuk ke dalam kantin seorang diri. Kehadirannya menyita perhatian Kimberly. Mengingatkannya pada sebuah mimpi ketika masih berada di labirin.

"Hey, Aris..." Kimberly menyenggol lengan Aris, memintanya menatap pemuda yang baru saja duduk bergabung bersama teman-temannya yang baru tiba beberapa menit lalu.

"Ada apa dengannya?"

"Itu dia, seseorang yang muncul di dalam mimpiku."

"Mimpi saat kau demam?"

Kimberly mengangguk ringan. Matanya kembali melirik pemuda itu, namun yang ia dapati para lelaki itu tengah menatap ke arah mereka. Atau lebih tepatnya ke arah Aris yang masih betah menunduk dengan tudung jaket menutupi kepala.

Ini aneh, Kimberly hampir selalu melupakan wajah seorang tak di kenal yang muncul dalam mimpinya, tapi kali ini berbeda. Ia mengingat jelas wajah orang itu, dan dia ada disini sekarang, di ruangan yang sama dengannya.

"Kim, bagaimana jika namaku di panggil malam ini?"

Kimberly menatap lekat wajah Aris yang selalu menampilkan kegelisahan beberapa hari terakhir. Sejak mereka meninggalkan labirin dan berakhir di Scorch, Aris mengaku merasakan ada yang tak beres dengan tempat ini. Kimberly cenderung peka terhadap suasana disekitarnya, dan menurutnya ia pun memiliki perasaan tak enak tentang tempat ini sama seperti Aris. Satu persatu teman sesama labirin mereka telah meninggalkan Scorch, menyisakan hanya mereka berdua di antara anak-anak dari labirin lainnya.

TRAGIC PEACE ━━ the maze runner [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang