Awal 3

3.5K 354 4
                                    

Sudah satu bulan lebih Sooyoung tidak mendapatkan teror konyol itu lagi. Dan sudah satu bulan juga ia tidak bertemu dengan Jimin ataupun berkomunikasi dengan V. Terkadang meridukan dua orang dari 3 maknae BTS itu. Wajar, Sooyoung sudah mengenal V dan Jimin sejak mereka belum debut. Bahkan sejak mereka masih nol. Belum seperti sekarang ini.

"Kau dimana? Hari ini BTS pulang dari Amerika." Hana menelfonnya. Sooyoung mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya ia menyadari sesuatu.

"Ya! Kenapa baru memberitahuku?"

"Kau saja yang tidak bertanya padaku. Sudah cepatlah, 15 menit lagi mereka datang." Hana memutus panggilan.

Sooyoung segera bergegas, memasukkan buku kedalam tas. Dan meraih ponsel berwarna hitam pekat itu.

Setelah hampir satu jam menuju Bandara Internasional Incheon, akhirnya ia sampai di sana. Ia melihat Hana tengah berbicara dengan beberapa ARMY---Fandom BTS.

"Kau sudah datang?" Hana melihat kearahnya. Sooyoung menganggukkan kepala. "Mereka belum datang?" Tanya Sooyoung yang terlihat tengah mengatur deru nafas.

"Belum. Mungkin sebentar lagi." Jawab salah satu temannya.

Benar saja, tidak sampai 15 menit BTS datang dengan penjagaan ketat. Banyak beberapa fansite menyalakan blitch kamera. Sooyoung hanya diam dan berdiri disamping salah satu teman ARMY. Mereka hanya menatap dan menggelengkan kepala. Tidak menyangka akan terjadi lagi hal semancam ini. Dimana IDOL tidak merasa nyaman dengan fans.

Kling!

Ada pesan masuk.

남태형이

Kau dimana? Setelah ini temui aku di dorm

Sooyoung berdecak, kawannya yang satu itu selalu saja membuat masalah. Sooyoung lantas berpamitan dan pergi meninggalkan area bandara.

Setelah hampir 20 menit menaiki taxi, ia sampai di sebuah gedung yang terlihat begitu tinggi. Dorm BTS. Bagaimana bisa ia tahu? Salahkan seorang Kim Taehyung.

"Kau sudah datang?"

Sooyoung menganggukkan kepala.

"Ada apa?" Tanya gadis itu duduk di kursi. "Kemarilah." Ujar Taehyung yang duduk di sofa.

Sudah kebiasaan Taehyung jika pria itu tengah gundah akan meminta Sooyoung untuk datang ke Dorm. Dan seperti yang sekarang pria itu lakukan. Memeluk Sooyoung yang tengah berdiri.

"Ada masalah, hem?" Sooyoung tahu jika Taehyung banyak pikiran akhir-akhir ini.

"Aku mengawatirkanmu." sifat Taehyung yang tidak pernah berubah.

"Ada apa denganmu? Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir tentang penguntit itu. Dia tidak akan berani melakukan apapun." Jawab Sooyoung menenangkan Taehyung.

Pukul 8 malam, Sooyoung baru saja keluar dari Dorm BTS. Kini ia tengah berada di sebuah halte yang tidak jauh dari Dorm BTS. Ia berkali-kali maen-scroll ponsel yang ada ditangan.

Tidak ada berita apapun selain berita yang memberitakan kesuksesan BTS dan Bighit.

Tidak lama kemudian, bus yang ia tunggupun datang. Ia menyematkan earphone pada kedua telinga kanan kirinya. Menikmati beberapa lagu BTS yang telah ia putar.

Pukul 8 lebih 45 menit, ia sampai di jalanan dekat rumahnya. Ia sudah tinggal disana sejak berusia 20 tahun. Rumah yang dulu sempat di pakai oleh sang kakak sebelum memutuskan untuk menikah dan tinggal di Inggris.

"Sudah puas berbincang dengan V?" Ucap seseorang yang sudah berdiri tepat di depan rumahnya.

"Siapa kau?" Tanya Sooyoung yang terkejut.

"Aku penggemar rahasiamu, sudah sangat lama aku tidak melihatmu." Jawab orang itu dengan Bariton suara pria.

"Apa yang kau inginkan?" Sooyoung mencoba bernegosiasi. "Kau." Sahutnya.

"Aku tidak mengenalmu." Sooyoung berkata jujur. "Kau mengenalku, sayang. Sangat bahkan." Jawab pria itu.

"V?" Celetuknya. Terdengar dengusan. "Apa harus V? Jika aku V aku tidak akan bertanya sudah puas berbicara dengan pria itu." Kekehannya mengudara.

Sooyoung seperti mengingat seseorang namun otaknya tidak bisa berpikir jernih.

"Sudahlah, kau tidak perlu tahu. Aku senang kau sampai dengan selamat. Aku pergi, jaga dirimu. Aku mencintaimu." Ujarnya sebelum pergi menjauh dari area kompleks perumahannya.

Stalker || Park Jimin Version || LENGKAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang