Awal 8 - Dating?

2.7K 277 10
                                    

Jimin terus saja meraup bibir tipis gadis itu. Menyalurkan kerinduan yang amat mendalam. Bahkan sudah banyak bercak merah keunguan pada leher gadis itu. Jimin tidak akan melakukan lebih dari itu, karena ia tahu profesinya. Berbeda jika ia sudah menikah dengan gadis yang kini sudah berada dibawahnya. Jimin melepaskan tautan bibir, mengambil nafas dengan cukup rakus. Bahkan wajah Sooyoung sudah seperti kepiting rebus sekarang.

"Aku ingin segera mengonfirmasikan ini." Ujar Jimin tiba-tiba.

Sooyoung membulatkan mata.

"Aku akan melakukan pers konferens secepatnya. Aku benar-benar tidak ingin kau pergi lagi, Young."

Jika sudah berbicara dengan Jimin. Mau tidak mau harus mendengarkannya hingga selesai. Karena pria itu tidak suka di abaikan.

........

"Apa? Kau sudah gila?" Sooyoung sudah pulang.

"Yunho memang brengsek." Hayoung sangat kesal.

"Jangan mengumpat, aku tidak mau putriku mendengarnya." Park Yohan, Suami Hayoung.

"Bagaimana kita mengatakannya pada ibu?" Tanya Sooyoung yang terlihat sedih.

Tepat saat Yohan menyalakan televisi, ada sebuah berita yang menanyangkan Jimin BTS dan Bighit mengadakan pers konferens. Jimin membuat pernyataan bahwa ia akan segera menikah dalam waktu dekat sebelum wajib militer. Namun ia tidak memberitahukan inisial calon istrinya. Ia hanya mengatakan akan segera menikah dengan wanita pilihannya.

Sontak kabar tersebut mendunia, banyak fans turut senang. Namun ada pula yang tidak bisa menerima dengan baik.

'김태형이 is calling...'

"Halo, Young?"

"Ya?"

"Kau sudah mendengar berita itu?"

"Sudah, Jimin bersungguh-sungguh, Tae." Taehyung memang sudah tahu cerita sebenarnya. Awalnya memang ia tidak terima, namun apalah daya. Ia tidak memiliki kapasitas lebih akan Sooyoung, jika mengenai perasaannya ia memilih mengalah asal gadis itu bahagia.

"Ku harap ini yang terbaik untuk kalian." Taehyung melirih.

Sooyoung merasa bersalah sekarang. Ia tahu mengenai perasaan Taehyung kepadanya. Namun hatinya hanya menganggapnya sebagai sahabat tidak lebih. Ini yang tidak ia suka jika berteman dengan pria. Tidak ada namanya pertemanan dalam sebuah persahabatan seorang pria dan wanita. Akan ada salah satunya yang menyimpam perasaan.

"Ya sudah aku tutup telfonnya." Ujar Sooyoung menekan tombol merah pada layar ponselnya.

Hari ini, hari ke 7 setelah pengumuman Jimin akan segera menikah. Dan hari ini pula, Sooyoung menemui Jimin di rumah orang tuanya yang terletak di Ansan. Ya, orang tua Jimin berada di Ansan sekarang. *Author Ngarang :')

"Astaga, ternyata kau calon menantuku. Jimin... Kenapa tidak bilang pada ibu?" Nyonya Park sangat senang, bahkan tidak menyangka jika Sooyounglah calon menantunya.

"Tahu begini, sejak lama saja ibu lamarkan untukmu." Nyonya Park lagi lagi menciumi kedua pipi Sooyoung. "Bagaimana kabar ibumu?"Tanya Nyonya Park mengajak Sooyoung duduk.

"ibu baik bi, walaupun sempat sakit. Maklum usia orang tua." Sooyoung tersenyum ramah.
"syukurlah kalau begitu." Nyonya Park tersenyum hangat. "Kapan kalian akan segera menikah?" Beliau ayah Jimin.

"Secepatnya, sebelum aku berangkat wamil." Jimin duduk disisi Sooyoung.

"Baiklah, ayah akan mengurus semuanya. Kau hanya perlu menyiapkan cincin pernikahan dan gaun saja." Jawab sang ayah yakin.

.......

'[Breaking News] Dikabarkan, Jimin BTS berkencan dengan calon istrinya di sebuah Restoran di daerah Ansan.'

'Tidak hanya mereka berdua, terlihat ada Kedua orang tua Jimin dan adik laki-lakinya.'

Hana menggelengkan kepala. Tidak menyangka dengan berita yang baru saja ia baca. Bahkan suaminya yang saat itu tengah makan siang langsung ke depan tv lantaran mendengar berita itu.

"Apa Jimin benar-benar akan menikahi Sooyoung?" Tanya suaminya.

"Jimin bukan tipikal pria pengingkar janji. Ia akan menepatinya." Jawab Hana yang memasukkan camilan kedalam mulut.

Berbeda dengan Hana dan suaminya. Sooyoung tengah di kejutkan banyak wartawan yang berada di cafe miliknya. Ada banyak wartawan yang ingin menanyakan mengenai pernikahannya dengan Jimin.

Sontak Sooyoung harus berdiam diri di ruang privasi seharian. Terlebih Jimin yang belum bisa dihubungi sejak pagi tadi.

Kling!

+82 883XXX

Aku tidak akan membiarkanmu memiliki Jimin!




Lagi dan lagi...

Hidupnya harus berurusan dengan penguntit. Terlebih sekarang adalag sasaeng Jimin.

'akankah ia bertahan? Atau menyerah disaat ia sudah memiliki Jimin?'



































Kurang 2 part lagi......... 🙃🙃🙃



Stalker || Park Jimin Version || LENGKAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang