Awal 5

3K 327 2
                                    

Sudah 2 bulan dan pria itu tidak lagi menemuinya. Hanya memberikan beberapa makanan ringan dan soju saja yang diletakkan didepan gerbang. Bahkan pria itu juga memberikan 2 pasang sepatu.

Dapat dilihatnya, telah berjejer rapi makanan, minuman dan 2 kotak sepatu dihadapannya. Sooyoung berkali-kali menghela nafas. Dan bertanya apakah V yang memberikan, namun hasilnya lain. V tidak memberikan barang apapun lagi. Hanya berupa sepatu highhil yang kini sudah disimpannya di dalam almari sepatu.

Kling!

서손재

Bagaimana? Kau sudah menemukan pelakunya?

Sooyoung lantas menelfon Sonjae.

"halo?"

"Belum, Jae. Dia mengenalku dengan baik. Bahkan juga mengenal Taehyung."

"Mungkin dia teman kalian."

"Tapi ada yang aneh."

Sonjae diam tidak menjawab.

"ia mengenakan kalung yang sama yang kuberikan pada Jimin."

Sonjae membulatkan mata. Apakah dugaannya selama ini benar jika Jimin yang menguntit sahabatnya itu?

"kau yakin?"

"Ya, aku yakin sekali. Hanya saja aku tidak berani mengatakan itu padanya."

"Kurasa Jimin menyukaimu, Sooyoung" Sonjae mengeluarkan uneg unegnya. "Apa kau yakin. Bahkan kurasa ini hal yang tidak bisa ku terima, Jae." Jawab Sooyoung yang menyandarkan punggung pada sandaran kursi.

Sooyoung masih memikirkan perkataan Sonjae tempo hari lalu. Bahkan sampai sekarang pun ia tidak bisa menerima penjelasan pria itu. Tidak masuk akal, jika menyangkut seorang IDOL menyukai orang biasa. Namun akan masuk akal jika melihat dari sisi manusiawi. Wajar mereka berbeda gender, wanita dan pria.

Sekarang sudah pukul 10 malam lebih 11 menit. Sooyoung baru saja pulang, ia berjalan pelan menikmati malam di bulan Januari. Namun ia merasa ada yang mengikuti dari arah belakang. Dengan sigap, ia memilih untuk berlari. Bahkan ia berlari hingga jalanan setapak dekat rumah. Langkah kaki itu terus saja menapaki jalan setapak dekat perumahannya. Derap kaki itu mulai reda, tidak mempercepat langkahnya.

Deru nafasnya kembali ia atur. Ia dengan otomatis berbelok dari persimpangan jalan. Jalan itu adalah jalan utama menuju kerumahnya. Ada beberapa anak tangga yang harus ia lalui. Tepat saat ingin melangkah keanak tangga pertama, dapat dilihatnya seseorang berdiri diatas sana. Mengenakan pakaian serba hitam.

"Kenapa? Kenapa kau lari? Aku hanya ingin menemuimu. Itu saja." Katanya terang terangan.

"Siapa kau sebenarnya?" Ujar gadis itu takut. "Kenapa kau selalu menggangguku?" Lelehan air mata itu mulai membasahi pipinya.

Seseorang yang berperawakan pria itu berjalan turun mendekati torso gadis bersurai panjang itu. Tangannya terulur membelai pipi gadis berusia 24 tahun itu.

"Hei, kenapa kau takut denganku?." Ujar orang itu.

"Kang Sooyoung-a." Gadis bernama Sooyoung itu membulatkan mata terkejut.

"Kau-tahu namaku?" Sooyoung mulai gelagapan.

Sooyoung benar-benar takut sekarang, seumur hidupnya baru kali ini ada yang menjadi pentuntitnya. Ia memundurkan langkah, dan pria itu berjalan lagi. Sooyoung benar-benar kehabisan akal sekarang, setelah pria dihadapannya itu juga yang mengejarnya tadi. Ia tidak bisa melakukan apaapun, karena ini sudah malam. Mungkin saja sekarang sudah lewat pukul 10 malam.

"Ayolah, jangan seperti ini atau kau akan jatuh, Sooyoung-a." Pria itu bertingkah seolah khawatir.

"Diam! Jangan sentuh aku!" Ujarnya lantang. Ia benar-benar takut.

Pria itu berhenti, benar-benar berhenti. Bahkan sorot mata pria itu meredup. Menatap Sooyoung yang sudah menangis sesenggukkan. Dengan cekatan dan cepat, pria itu meraih tangan Sooyoung dan menarik kedalam pelukan.

"Maafkan aku." Ujarnya tepat pada telinga gadis itu.

Dan sejak itulah, Sooyoung baru menyadari jika orang yang tengah memeluknya adalah orang yang sama yang dilihatnya pada saat acara fansign.









































Mendekati tamat (-:

Stalker || Park Jimin Version || LENGKAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang