Bali With Love

1 1 0
                                    

Mira sedang mengeringkan rambutnya yang basah, ketika terdengar ketukan pintu.
"Siapa ?", Mira mematikan hair dryernya.
"Emi and Cassy", sahut Emily di depan pintu.
"Wait a second", buru-buru Mira mengenakan bajunya, kaos lengan panjang dan celana pendek jeans.
"Come in please", mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk dan duduk, Mira pun tersenyum dan merapihkan kopernya.
Hari ini kepulangan Mira ke Jakarta.
Sudah 5 hari Mira berada di Bali.

"Mira, we both are gonna miss you a lot. Almost 3 days we altogether walking around in Bali, really exciting having you as a new friend", Emily masuk ke kamar Mira sambil memeluk erat. Sama halnya dengan Cassandra. Mereka bertiga pun langsung duduk di atas kasur di kamar Mira.
Masih ada waktu 5 jam sebelum Mira take off ke Jakarta.

"Hai girls... nanti aku ikutan ya mengantarkan Mira ke bandara", tiba-tiba Edward datang ke tempat mereka bertiga breakfast.
"Oke. Esad dan Martin, ikutan juga kah ? Wahhh, Ani dan Penni juga brarti ya ?", Cassandra sepertinya malas membawa serta asisten-asisten.
"Kita diam-diam saja pergi. Jangan sampe dad tahu. Ami, Penni, Esad, dan Martin suruh jalan-jalan aja di pantai," usul Edward.
"Wah, itu ide bagus. Tapi Esad ikut aja", usul Emily
"Oke", jawab Cassandra.
"Kenapa Esad mesti ikut ", tanya Edward sambil memandang nyelidik ke Emily.
"Biar kamu punya temen jenis kelamin cowo", Emily menjawab sambil berdiri untuk mengambil air putih.

"Terima kasih ya kalian baik banget terhadap aku", Mira terharu terhadap sikap teman-teman barunya ini.
"Kami yang berterima kasih, karena kamu mau jadi teman kami, menjadi tour guidance ke lokasi- lokasi yang kami belum pernah jelajahi, padahal aku loh ya udah lima kali ke Bali, tapi gak tau klo ada daerah-daerah yang keren seperti yang kita kunjungin kemarin", Emily menjawab sambil menggenggam erat tangan Mira. Cassandra pun ikutan menggenggam tangan Mira.
Edward memandang Mira dengan tatapan yang tidak biasa.
Mata keduanya tiba-tiba bertemu.
Mira menahan napas. Sama halnya dengan Edward. Jantung Edward bertalu kencang. Seperti seakan-akan mau meledakkan dadanya.
"Tuhan, betapa indahnya mahluk ciptaan Mu di depanku ini. Rasa cintaku untuknya tiba-tiba membuncah tak terbantahkan", batin Edward dalam hati.
Emily dan Cassandra pun saling berpandangan melihat Edward dan Mira saling menatap.
Mira memutuskan kontak mata dengan Edward. Pipinya bersemu merah.
"Ehemm...uhuk uhuk", Emily sengaja batuk-batuk untuk mengalihkan pandangan Edward terhadap Mira.
"Edy, lihat deh wajah Mira jadi merah. Kamu kasih tatapan sihir ya ?", Cassandra menggoda keduanya.
"Hmmm... kamu cemburu ya ?", tanya Edward penuh percaya diri.
"Idiiih... siapa bilang. Jangan ge-er deh", sewot Cassandra sambil menyikut perut Edward.
Edward tertawa senang karena berhasil membuat Cassandra kesal.

Sampailah mereka berlima di bandara.
Setelah sebelumnya Mira berpamitan kepada Duke Richard.
"Mira, aku minta no hape kamu ya ?", tiba-tiba Edward mengambil hape Mira dan menuliskan nomor hapenya dan membuat panggilan ke hapenya sendiri.
"Oke, aku sudah save ya".
Tingkah Edward membuat Emily dan Cassandra senyum-senyum.
Mira hanya bengong dan bingung dengan sikap Edward. Tadi sepanjang perjalan menuju bandara, Edward banyak bertanya mengenai Mira. Mulai dari masa kecil hingga saat ini yang sedang menyelesaikan tesisnya di master degree bidang manajemen bisnis di Cambridge University, yang juga merupakan Almamater dari Edward dan Emily.
Edward berjanji untuk selalu mengunjungi Mira apabila sudah balik ke kampus untuk menyelesaikan tesisnya.

Tak lupa mereka berlima poto bareng.
Tak lupa pula Edward poto berdua Mira.
Ketika cinta jatuh ke dalam jiwa seseorang, tiada yang dapat mencegahnya untuk bertahta di dalam sanubari.
Pelukan erat penuh kasih sayang, disematkan Edward kepada Mira.
Emily dan Cassandra hanya penonton.
Tiba-tiba Edward mencium kening Mira.
Mira hanya mampu menutup mata dengan debaran jantung yang menggila.
Emily dan Cassandra ditambah Esad hanya penonton, menyaksikan adegan sinetron di hadapan mereka.
Pengumuman dari bandara mengenai setiap penumpang harus masuk ke dalam boarding room-lah yang menghentikan tingkah bucin Edward terhadap Mira.
Waktu 3 hari telah merubah peta percintaan Edward.
Kali ini si ganteng sedikit playboy, telah takluk hatinya kepada seorang gadis penyuka warna merah.

RainDanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang