n

3.1K 327 14
                                    

"Seungwan", Chanyeol berjalan mendekat. Kuaran wangi khas pria itu menyeruak masuk memaksa pada indra penciuman Seungwan. Seungwan merasa hatinya kian memanas. Jantungnya berdegup semakin kencang.

Seungwan memundurkan tubuhnya dan memalingkan wajahnya. Ia takut jika ia akan mengeluarkan segala macam bentuk emosinya jika Chanyeol mendekatinya. Sementara air matanya tak berhenti mengalir. Seungwan kembali terisak. Pria tampan dihadapannya kini, seharusnya dapat ia miliki seorang.

Seharusnya..

"Seungwan, tentang foto itu-", Chanyeol berucap lirih. Ia kemudian menunduk dan mendekati Seungwan.

Seungwan mendongak. Foto foto itu. Yang menghancurkan seluruh ekspektasi tentang lanjutan hidupnya. Yang mematahkan seluruh doa doa yang selama ini ia panjatkan demi keluarga yang ia bangun  bersama Chanyeol.

Seungwan tak pernah tahu apa dosa yang ia buat di kehidupan sebelumnya hingga ia mendapatkan perlakuan pengkhianatan seperti ini untuk kedua kalinya.

Tubuhnya bergetar hebat. Mulutnya terbuka sedikit dan sepertinya ia tak lagi mampu menahan getaran di sekujur tubuhnya. Matanya menatap Chanyeol tajam. Dengan air mata yang terus menerus mengalir. Mereka tak akan pernah habis. Mereka akan terus mengalir karena Seungwan sama sekali tak pernah menyia-nyiakannya untuk hal yang membuatnya sedih.

Hanya dengan ucapan 'foto' dari mulut suaminya itu saja mampu membuat emosinya naik secara cepat hingga ke ubun ubunnya.

"Aku-- itu", Chanyeol menatap lurus lurus Seungwan. Dalam keadaan seperti ini, dalam keadaan Seungwan sebegitu berantakannya saat ini, ia hanya ingin memeluknya. Namun ia kehabisan kata kata untuk diucapkan.

Chanyeol berusaha untuk meraih tangan kanan Seungwan dan berakhir dengan tepisan keras, "Jangan sentuh aku," ucap Seungwan lirih. Tangisnya semakin pecah seiring dengan dirinya yang beranjak dari tempatnya.

Seungwan merasa ia semakin tak kuat dengan tatapan lurus lurus dari Chanyeol yang seakan mengatakan, sampai kapanpun ia tahu ia hanya akan kembali dalam pelukannya. Karena memang hanya Chanyeol yang Seungwan cinta. Dan memang hanya Chanyeol tempat terakhir dirinya pulang. Tak ada yang lain.

Namun ia kecewa. Karena tempat satu satunya ia pulang, sepertinya menemukan sesuatu yang lebih indah untuk menerima kepulangan seseorang.

"Seungwan, jangan pergi", Chanyeol bergerak cepat untuk mencekal tangan Seungwan.

"Jangan pergi kumohon", Chanyeol berdiri dan membalikkan tubuh kecil itu dengan cepat. Seungwan bergerak brutal. Kehangatan yang terpancar itu seakan menariknya untuk menerima perlakuan Chanyeol. Namun emosinya yang sudah meninggi dan tangisnya yang semakin menjadi membutakan segalanya.

"Pergi, Chanyeol. Pergi!" Seungwan menggeleng keras saat dirinya akhirnya jatuh kedalam dekapan tubuh Chanyeol. Pria itu menunduk dan mendekap Seungwan erat. Membiarkan segalanya tumpah dan membasahi rambut pendek Seungwan.

Suara tangis kencang Seungwan teredam jauh dalam pelukannya dengan Chanyeol. Tubuhnya yang bergetar ditahan dengan erat oleh lingkaran kedua tangan Chanyeol. Selain itu, tak ada suara lain yang terdengar kecuali isakan kedua manusia itu.

"Chanyeol... kau.. jahat", Seungwan terbata bata. Tangisnya masih kencang dibalik dada Chanyeol. Chanyeol memejamkan matanya erat. Lalu mengangguk. Ia membenarkan apa perkataan istrinya. Ia memang jahat. Tetapi ia berhasil kembali menjadi siapa Chanyeol seharusnya. Namun kata jahat masih bisa menjadi nama tengahnya karena ia tak mau berucap jujur pada Seungwan.

Mereka berjanji untuk selalu memberitahu apapun yang terjadi. Tak peduli seberapa besar salah satu dari mereka akan tersakiti jika berucap jujur. Mereka berjanji untuk terbuka dan berjanji tidak akan menyembunyikan sesuatu.

40 Years Old Chanyeol | wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang