O.1 : Arum datang bulan & datangnya Arka.

1.3K 168 14
                                    

Setengah jam berlalu, akhirnya Arum tiba di kampus barunya setelah bergelisah di sepanjang perjalanan.

Padahal ini masih pagi buta haha.

Sekitar pukul 6 kurang 15 menitan, karena jarak rumah dengan kampusnya lumayan jauh, maka disiplin waktu harus diterapkan. Disiplin waktu sih disiplin waktu. Yang ini mah kelewat kebat.

Tapi dibilang it's okay saja, sih.

Oke.

Oh, ya, tapi ada perasaan tak enak yang dari tadi menggelut di seluruh tubuh Arum.

Bukan hanya sirkulasi darah sistematik saja yang bisa mencakup seluruh tubuh, ya ... perasaan juga bisa disalurkan ke seluruh tubuh. Apalagi kalau lagi datang bulan begini, rasanya tuh seluruh anggota tubuh sudah mirip kayak hati—retak bin sakit.

Intinya Arum yakin kalau ini akan menjadi hari panjangnya, sebab sejak berangkat dari rumah perutnya terus-terusan ia remas. Jangan bayangkan bagaimana raut wajah Arum kali ini, sudah pasti memelaskan.

'Rum, ini hari pertama datangnya tamu bulanan plus hari terakhir masa ospek di universitas baru. Kamu yakin bakal kuat sampai di penghujung sore hari?'

Jawabannya setengah-setengah. Arum memang tidak yakin akan menjalankan masa ospek terakhirnya dengan lancar apalagi dalam keadaan yang seperti ini, tapi bagaimana pun juga Arum harus berusaha meyakinkan diri.

Maka, ia putuskan untuk merebahkan diri sebentar saja di ruang kesehatan. Kakinya tidak segan-segan untuk langsung menuju ke sana.

[]

Tidak salah lagi. Setelah sampai di ruang kesehatan Arum langsung mengistirahatkan tubuhnya di ranjang paling pojok, padahal kan badannya sudah fully diistirahatkan sejak malam. Iya, tidur. Cuman diselang berangkat ke kampus saja, tapi kini harus diistirahatkan kembali. Oke. Harap maklum sama orang yang lagi datang bulan, deh!

"Akkhhh ... ya ampun!!!!"

Bersamaan dengan itu, tubuh Arum langsung ambruk ke kasur.

"Sakit bangetttttttttt!!! Mana aku nggak suka minum obat pereda nyeri datang bulang lagi."

Jujur, Arum lebih memilih untuk meminum jamu ketimbang minum obat-obatan yang pahit, hambar, dan bau amis begitu.

"Mamaaaa ... sakitnya berkali lipat."

Sabar, ya, Rum. Mungkin 15 menit adalah waktu yang cukup untuk merebahkan diri. Setelah itu jangan lupa untuk langsung pergi ke lapangan dan memulai masa ospek yang melelahkan.

Relasi Takdir.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang