Melihat perkembangan Om Danu yang semakin hari semakin membaik kabarnya malam ini ia akan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Iya. Ini sudah malam, namun keberadaan Arka masih di dalam gedung kampus. Arka singgah di kampus sampai selarut malam ini juga karena mesti menyelesaikan tugas yang tertinggal saat ia absen dari kelasnya kemarin.
Tugas penelitian secara kelompok yang tidak mengikutsertakan dirinya itu membuatnya kebagian tugas untuk melengkapi laporannya hari ini serta menyunting video selama penelitian berlangsung. Dan semua itu baru selesai pada pukul setengah delapan malam. Gila, kan?
Well, setelah yakin tugasnya itu usai buru-buru Arka langsung menelepon mamanya. Mama mengatakan bahwa proses pemulangan papa tampaknya akan diperlambat karena Bang Ferdy baru saja datang dan baru akan memulai mengurus administrasinya.
"Lama kayaknya, Ka. Antreannya juga lumayan panjang waktu Mama cek tadi." Ujar mama di seberang sana.
"Ah, kesel kalo Arka ikutan nunggu disana."
"Makanya kamu tunggu aja di rumah. Sekalian beresin kamar tidur Papa, oke?"
"Yang itu udah ditugaskan ke Benny haha."
"Pintar!"
Arka cengengesan, "Yaudah terserah kamu aja mau ngapain sekarang."
"Oke, Ma. Nanti Mama miscall lagi aja kalo semuanya udah beres."
Terdengar suara 'hmm' sebelum sambungan telepon terputus. Setelah itu baru Arka memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku kemejanya.
Ia berpikir sejenak. Mau diisi kegiatan apa waktu luang ini? Dan langsung dapat! Pergi ke gym adalah satu-satunya ide pertama yang muncul di pikirannya.
Sarana olahraga yang dibuka secara umum di kampusnya itu pasti jam segini belum closed, justru di waktu malamlah ramainya akan tercipta. Makanya Arka tidak segan-segan untuk segera melangkahkan kakinya ke sana.
Dan saat tiba di pusat kebugaran itu netranya langsung menemukan sosok Jihar & Heksa yang sedang nangkring di atas bangku yang berdampingan dengan chest macchine disana.
Arka menghampiri mereka, yang kelihatannya sedang asik bermain kartu. "Heh! Lo berdua ya kalo mau judi jangan di tempat kek gini tolol."
Heksa tersentak karena kedatangan Arka yang tiba-tiba. "Judi bokongmu ayu!" serunya sambil tiba-tiba memukul bokongnya Arka. "Ini kartu UNO, nyet!" lanjutnya.
"Ikutan nggak, Ka? Yang kalah harus cobain alat fitness satu-satu. Semuanya tepatnya." Timpal Jihar.
Arka tersenyum miring, "Yakali kudu taruhan segala. Bilang aja lo pada nggak niat olahraga."
"Ssshh! Bacot kamu, beb." Tukas Heksa.
"Bodo! Nitip tas, ya, nyet." Ujar Arka seraya menaruh tasnya, kemudian menghampiri chest press machine yang ada di samping Jihar.
Sepuluh menit, Arka memakai alat untuk melatih otot pectoralis atau dada itu. Karena singkatnya setelah itu ia langsung berlari di atas treadmill.

KAMU SEDANG MEMBACA
Relasi Takdir.
Fiksi PenggemarArka itu domain sementara Arum kodomainnya. seri lokal © 2020, d x n a m o n d.