Jungkook benar-benar memenuhi janjinya untuk mengajak Aira pergi menonton film bersama. Walaupun mereka tidak tahu apa yang harus ditonton. Awalnya, Jungkook mengajak Aira untuk menonton film dengan genre Thriller sesuai dengan kesukaan Aira, tetapi gadis itu menolak.
"Ayah, tidak usah menonton film. Kita berjalan-jalan saja di sini dan tempat lain. Menonton film itu membosankan, " ajak gadis itu tiba-tiba. Membuat sang ayah berpikir tentang ajakan tersebut. "Hm … kedengarannya seru. Baiklah, kita bermain saja di tempat ini!" ungkapnya yang berhasil membuat Aira tertawa senang, bahkan sampai merangkul tangan ayahnya.
Mereka berkeliling pusat perbelanjaan hingga menemukan sebuah taman bermain orang dewasa. Di sana, ada permainan basket dan Aira merasa tertantang untuk mencoba itu. Ia menarik tangan ayahnya dengan semangat dan berkata, "Ayah, ayo bermain itu. Ayah harus mengalahkan Aira!" Menarik-narik tangan ayahnya seperti anak kecil yang sangat antusias untuk bermain. Awalnya Jungkook ingin menolak karena permainan itu pasti akan membuat punggungnya terasa nyeri. Ya, maklumlah; orang tua.
"Ayo, Ayah. Yang menang harus mentraktir makan!"
Bahkan sebelum Jungkook mengatakan persetujuan, anaknya sudah lebih dulu bermain. Ia melempar banyak bola basket dengan sekuat tenaga. Mencetak angka terbanyak dan harus menang melawan ayahnya sendiri. Sedangkan Jungkook masih diam. Ia memandang ke sekitar. Orang-orang sedang menatap mereka selayaknya pasangan kekasih. Padahal, mereka adalah pasangan ayah dan anak.
"Ayah, ayo!" teriak Aira seraya tetap melemparkan bola tersebut. Pada akhirnya, Jungkook mengikuti ajakan Aira. Tidak peduli dengan tatapan beberapa orang padanya. Lagipula ia sudah berjanji akan membuat Aira tertawa hari ini. Jika dia menolak, Aira pasti akan kecewa dan kembali marah padanya. Mungkin, menjadi kesalahan saat ia berpenampilan seperti anak muda saat pergi bersama Aira. Ditambah lagi baby face pria itu masih sangat menonjol di usia yang menginjak tiga puluh lebih, atau bahkan hampir empat puluh.
Sebisa mungkin, Jungkook mengeluarkan seluruh tenaga untuk memasukkan bola tersebut ke dalam ring dan mencetak angka sebanyak mungkin dengan putrinya. Di sela permainan, ia melirik pada Aira yang terlihat bahagia sekali dengan permainan ini. Itu membuat Jungkook tersenyum senang dan bangga, karena telah berhasil membuat Aira tertawa lepas seperti itu.
"Aira menang! Aira menang, yeay!!" teriak gadis itu saat poin angkanya lebih banyak dari sang ayah, dan permainan selesai. Ia melompat senang dan berputar-putar dengan girang. Jungkook dengan napas tidak karuannya, otomatis menghentikan permainan dan memasang muka cemberut.
"Ayah kalah, dan Aira menang!" ujarnya setelah itu menjulurkan lidah untuk mengejek ayahnya. "Kau menang karena memulai lebih dulu. Aira curang!" protesnya dengan nada merengek. Persis seperti anak muda. "Mana ada. Itu karena Ayah tidak melemparnya dengan baik!" sahut Aira dengan terdengar sombong.
"Ayo, Ayah harus memberi makan Aira yang banyak!" Gadis itu meraih tangan ayahnya lagi. Dengan wajah senang karena menang dan akan mendapat makanan enak secara gratis malam ini. Tapi, Jungkook justru terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Kemudian ia tersenyum remeh dan menatap putrinya. "Masih ada satu permainan lagi. Kali ini, Aira harus mengalahkan Ayah!" ujarnya. Aira terdiam. Ia berpikir dan menebak permainan apa yang akan membuatnya menang dari sang ayah.
Sedangkan Jungkook, tersenyum yakin bahwa dia akan menang kali ini. Akhirnya mereka meninggalkan lokasi dan pergi ke tempat lain untuk permainan selanjutnya. Membuat beberapa orang yang ada di sana terheran-heran.
"Jadi, mereka adalah Ayah dan anak?"
===
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's And Her Dad
Novela JuvenilJeon Ae Ra, putri dari Jeon Jung Kook. Anak gadis yang amat Jungkook jaga dari apa pun yang membuatnya tak suka. Sikap tegas dan posesif Jungkook, sukses membuat Aira lengah hingga harus menyerah terhadap dirinya sendiri. Lalu, bagaimana cara Jung...