2 (Why Aidan?)

103 44 9
                                    

  
  ~Tidak semua yang kamu cintai juga akan berujung mencintaimu~

(diujung harap)

Azralia pov

Sesampainya di toko buku granmedia aku dan Aidan langsung meluncur kederetan buku Novel. Namun, berbeda dengan Aidan yang memilih untuk ke deretan buku pelajaran sains. Maklum, Anak pinter  se-SMA Angkasa.

Bicara tentang Aidan, aku suka berada didekat Aidan. Dia, selalu membuatku merasa Aman.  Meskipun, aku nyaman, aku tidak ingin memiliki perasaan yang lebih untuk Aidan. Bagaimana pun, Aidan hanya menganggapku sebagai adiknya tidak lebih.

Aku berjalan menyusuri setiap jejeran Rak buku, pandanganku tertuju kepada Novel yang bersampul Biru muda. Aku berusaha meraih Novel itu. Tiba-tiba, sebuah tangan kekae meraih Novel itu. Dan memberikan novel itu kepadaku.

Akupun mendongak untuk berterimakasih, kepada orang yang telah membantuku untuk mengambil Novel ini. Seketika aku mematung, melihat orang yang telah membantuku. Rasanya, kali ini jantungku seperti akan bekerja dua kali lipat dari biasanya.

"ekhem. " suara  seseorang  menyadarkanku

"e.. ehh lu kak Azka, thanks ya!"ucapku gugup

"sama-sama"ucapnya lalu berlalu begitu saja meninggalkanku yang masih mematung.

Muhammad Azka Arrasyid adalah kakak kelasku di sekolah, Dia laki-laki pertama, yang membuatku kagum saat pertama kali bertemu dengannya. Meskipun, Kak Azka orangnya terkenal dingin, cuek dan jarang tersenyum. Tapi, aku yakin Kak Azka itu, orangnya  care. Buktinya dia membantuku.

Flashback onn

Saat itu, kelas 12 MIA sedang berlangsung pelajaran olah raga. Semua laki-laki bermain bola basket,  dan semua perempuannya sedang melakukan tes kebugaran jasmani.

 Aku dan Raras sahabatku, disuruh Bu Nenti untuk menyimpan buku ke Ruangannya. Karena, Ruang bu Nenti  berada di seberang lapangan, mau tak mau, aku dan Raras mesti melewati Lapangan, yang penuh dengan serigala. Eh maksudnya, kakel ganas. Namun, sebelum sampai fi Ruangan bu Nenti, seketika pandanganku menjadi kabur dan yang aku lihat semuanya gelap membuatku Ambruk.

"Ya  Allah  Lia," Teriak Raras, yang kaget melihatku terjatuh dan pingsan.

Aku tidak mendengar apapun lagi, dan aku tau apa yang sebenarnya terjadi karena Raras memberi tahu ketika aku sadar.

Raras panik,"kak tanggung jawab, bawa Lia ke UKS!" Teriak Raras kepada dua orang laki laki yang tidak sengaja melayangkan bola hingga mengenaiku.

"eh lo, siapa lo! yuruh - yuruh  kita"ucap salah satu dari mereka

"ya Ampun kakak ² yang ganteng, tadikan kalian yang melempar bola sampe kena ke sahabat gue! "ucap Raras gemas

" Terus? gue harus gitu bawa anak kurcaci ini ke UKS? "ucap laki-laki itu

"Ya iyalah,! kan lo yang salah ogeb, lo  punya otak enggk sih? sekarang gue enggak mau tau, bawa temen gue atau  kalian gue laporin, mau? " Ancam  raras

"gue enggak takut tuh"ucap laki-laki itu lagi

"Banyak bacot kalian"ucap seseorang  sambil mengangkatku.

"eh kka! temen gue, mau lo bawa kemana? "tanya Raras

"kan lo yang bilang bawa ke UKS"ucap orang itu sambil menggendong tubuh mungilku

Diujung HarapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang