Haii Assalamualaikum ....
Oke thanks yah buat yang udah nyempetin baca, aku juga bakalan seneng banget, kalo kalian ngasih komen :(Happy reading all's :*
"Lia,"
" Woii, tolongin anjir,"
" Lia kenapa? Mendadak pingsan,"
" Anjir, bidadari jatuh,"
....
Kurang lebih, itulah yang sempat aku dengar. Hingga, akhirnya aku tidak tau apa-apa lagi. Bahkan aku tidak tahu siapa yang membawaku ke Uks.
Saat aku membuka mata ... kepalaku terasa sangat sakit dan disaat aku meredarkan pandangan aku melihat, disana ada 'orang itu'. Ngapain? Pikirku saat melihatnya ada disamping Raras.
Aku beralih Melihat Raras, matanya terlihat sembab, membuatku heran. Apakah Raras menangis? Karena apa?
Aku beranjak bangun, tapi orang itu melihatku dan melarangku. " Gak usah gerak!" Titahnya ketika melihat gerakanku yang berusaha untuk bangun.
Aku mendengus kesal," Cih, Lebay. " tapi, memang terasa sakit dan pusing ketika aku mencoba untuk bangun.
Raras dan orang itu mendekat kearahku.
" Lia, lo bikin gw khawatir tau," Raras berhambur memelukku.
Aku tersenyum haru," Gw gpp. Sans aja kali," sembari membalas pelukan Raras.
" lo jadi orang batu banget! Gw udah ngingetin lo sebelumnya." Omel orang itu. Bukannya menanyakan keadaanku dia malah mengomeliku.
" Ngapain sih lu kesini anjir," Tanyaku sembari melepas pelukan Raras.
Orang itu duduk di kursi yang berada disamping ranjang. " Gw, tadi di telpon sama temen lu. Jadi gw kesini!" Dia memberikan sedikit jeda, sebelum melanjutkannya," ... dan lu, pulang sama gw. Gak ada bantahan kali ini." Ujarnya sembari beranjak dari kursi yang tadi ditempatinya.
Aku mendecak," Ck! Apaan sih lu? Lagian gw pulang sama Aidan!"
Dia tersenyum miring," Percuma, dia gak akan pulang bareng lo!" Orang itu pergi meninggalkan aku dan Raras di uks.
Aku menatap punggungnya, yang mulai menjauh dari Uks," Ck! Sotoy jadi orang!" Gumamku
Sepeninggalan Orang itu, Raras tersenyum padaku sembari mengusap tanganku.
" Lo beneran gak papa kan Li?" Tanya Raras memastikan.
Aku menggangguk," Bener, gue gpp. Lagian gue cuma dehidrasi aja,"
" Dehidrasi? Tapi, kamu sampe Mimisan Li, gue tuh khawatir sama lo," ujar Raras sembari memberiku minum.
" Iya, dari tadi gue blom minum. Jadi, gue lemes," ujarku meyakinkan Raras
" Tapi, Li ... hidung lo sampe bedarah, dan orang tadi pas gue telpon, dia tuh khawatir banget kayaknya, emang dia siapa sih? Keknya peduli banget sama lo, sampe dia ninggalin Rapat buat kesini." Ujar Raras.
Aku bingung harus memberi jawaban apa kepada Raras. Aku belum yakin dan siap untuk cerita semuanya kepada Raras.
Aku tersenyum," Makasih loh, dah khawatir ke gue. Dan orang itu ... eumm sa ... sa ... saudara gue. Hehe,...." aku terpaksa berbohong kepada Raras.
" gue pasti cerita sama lo Ras, tapi bukan sekarang. Gue masih nunggu waktunya." Ujarku dalam hati.
Mungkin sekarang belum waktunya aku memberitahu Raras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diujung Harap
Teen Fiction" Jika nanti waktu mengizinkan kita untuk bertemu, jika nanti Allah yang maha kuasa menakdirkan kita bersatu, aku ingin bercerita banyak hal padamu. " doanya pada setiap malam. Bagaimana tentang sebuah penantian yang tak berujung kepastian? Baga...