masuk basket?

276 31 0
                                    

Sinb mengeluarkan hpnya dan menekan beberapa kali lalu menempelkannya ke telinga " di kafe biasa, ya"

------------------------------------------------

Cukup lama sinb ada di luar sambil nunggu walaupun dia suka laut tapi entah kenapa dia sangat membencinya untuk malam ini

Dari tadi dia tau kalau teman temannya memang akan melarang dia buat ngelakuin hal seperti dulu, menjadi seseorang yang hilang akal sehatnya

Dia juga tau teman temannya berharap agar dia tak akan melakukan itu lagi untuk sekarang tapi sinb hanya bisa meminta maaf dalam hati

Kedatangan lelaki dengan seragam petugas disertai jaket hitam dan topi mendekat ke arah sinb " de, ini bunganya" lelaki itu menyodorkan serangkaian bunga ke sinb lantas dengan cepat sinb membayar nya dan mengambil rangkaian bungan yang tidak teralalu besar dan tidak terlalu kecil itu

Memang sebuah bunga, tapi teman sinb akan sangat tak menyukai jika sinb membawa bunga ketika sedang kesini makanya dia harus diam diam memesan hiasan bunga itu

Sinb melihat jam di lengannya yang menunjukan pukul 7 malam, belum terlalu malam jadi ia dengan cepat berjalan pergi dari sana

Walaupun harus menempuh sekitar beberapa menit dengan berjalan kaki tak membuat dia berhenti, langkah demi langkah di lajukan ketika menaiki sebuah anak tangga

Udara malam yang sangat dingin membuat sinb memegang erat handphonenya dan mempercepat langkahnya hingga sampai dimana sebuah bukit kecil dengan pohon berigin yang menjulang tinggi sebagai payungnya

Sinb mengatur nafasnya lebih tenang dan berjalan mendekat kemudian bersimpuh di depan sebuah batu nisan " mbo hwang datang, saat hwang kesini rasanya ada yang aneh biasanya hwang sangat senang ketika akan berkunjung walaupun dimalam hari tapi sekarang kenapa begitu dingin "

Tangan dingin sinb mengusap nisan putih dengan amat telaten, gerombolan air hangat mengalir walaupun sinb menahannya " mbo, hwang udah masuk sma yang dulu mbo bilang bahkan hwang gak perlu mengeluarkan uang untuk biaya"

"hwang berkunjung dengan tujuan sama ke dulu mbo, walaupun hwang harus nyari kemana mana hwang gak peduli. Hwang bukan ingin kasih sayang tapi hwang hanya ingin tahu kalau hwang memang punya keluarga. Cuman mbah satu satunya orang yang bisa ngasih tau dimna alamat mbo dan hwang bisa tau dimana mereka sekarang" sinb mengusap derai air pipinya

"tapi kenya hwang ditakdirin buat berusaha keras biar mbah mau bilang semuanya, hwang yakin mbah akan mudah tidur awal karna udah tua jadi hwang harus cepat cepat kesana sebelum mbah tertidur" sinb mencium nisan wanita yang dulu menemani sinb disaat saat yang paling susah dalam hidupnya

"sesuai permintaan mbo, marga 'hwang' gak akan hwang ilangin. Hwang sayang mbo selamat malam" sinb berdiri dan mengusap usap telapak tangan dan berjalan pergi dari bukit

Sinb menuruni anak tangga namun bertabrakan dengan lelaki bertopi dan masker hitam serta jaket hijau tua dari arah berlawanan, karna terlalu malam dan semakin dingin sinb tak memperpanjang hal itu dan berjalan pergi dengan cepat begitupun lelaki itu yang berjalan naik ke atas

"mbo makasih udah ngejaga adek, walaupun hwang gak tau dia dimana sekarang" buket bunga di simpan di atas gundukan kecil dekat nisan

---------------------------------------------

Pukul 6 pagi sinb udah siap dan duduk manis didalam mobil eunha sambil menyuapkan roti bakar buatan wanita jung itu "inget ya sin, gua gak mau ngedenger lu tawuran lagi mau apapun itu alasannya" nasehat eunha sedari tadi dari awal mereka berangkat sampai sekarang mobil berhenti didepan gerbang sma

The strange girl [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang