Sawadikap, skap skap.
Apakabar para pembaca sekalain. Coba kesan pesan di season 1 itu seperti apa?
Jujur, gua agak boring dan gajelas gitu. Wajar kalo kalian juga ngerasain hal yang sama.Di season 2 ini, gua taruh klimas permasalahannya. So ya mari berpusing pusing dengan segala masalah yang akan tersaji.
Lets go!!!.
.
.
"hanyalah,, tuhan saja...."
"bisa menentukan semua..."
"kesabaran daku menanti...mu"
Alunan suara merdu itu mengisi ruang kosong yang begitu hampa, tangan lentik yang aktif memetik senar gitar memandu suasana semakin tak karuan
Sinar mentari disore hari yang begitu indah, menyinari sebagian ruangan yang gelap tanpa pencahayaan. Tampak semua gordeng yang tertutup rapat menghalau semua sinar untuk masuk
Hanya satu, gordeng yang tampak tersibak dimana seseorang yang sedang asik bernyanyi dalam sunyi. Tatapan kosongnya menatap hamparan ladang sumput halus dan beberapa ekor domba yang tampak riang berlarian kesana kemari
Lelah. Hwang sinb sangat lelah dengan semua ini.
Tak ada yang berarti kembali dalam hidupnya setelah 5 tahun berlalu sejak kejadian itu.
Kenyataan menyedihkan menghujamnya seakan tanpa jeda, bagaikan piringan hitam yang terus digeret walaupun sudah tak sedap
Sorot matanya mengatakan dia sangat lelah, ingin rasanya meraung dengan keras menyuarakan apa yang ia rasakan. Namun air matanya seakan bosan untuk kembali keluar
Sinb terlalu sering menangis,,,
Suara decit pintu menghentikan alunan melodi gitar yan dipetik begitupun nyanyiannya yang terhenti, namun tak ada niatan untuk melihat siapa dan apa yang terjadi
Sinb tak menaruh perhatian sama sekali, selain menatap lurus kearah jendela
Langkah kaki yang terdengar tegas namun ragu mendekatinya. Sinb bukan seorang ratu, namun mengapa orang ini bersimpuh di samping kursi kayu miliknya?
Usapan hangat dan lembut menerpa kulit pucat milik sinb, menarik pelan gitar dan menaruhnya dilantai kayu itu
Menggenggam kedua tangan kecil yang dingin itu, kemudian mengecupnya amat lama
"kamu sudah lapar? Mau makan apa untuk malam ini?..."
Ujarnya sembari menatap lekuk indah wajah cantik sinb, berharap mulut merah itu mengucapkan sebuah kata untuk menjawabnya. Ingat, hanya sebuah kata maka sudah cukup!
" aku mohon, berbicaralah..." ujarnya terdengar putus asa " walaupun hanya satu kata, tapi aku mohon berbicaralah"
" pergi.... "
Hening, mata minhyun membulat mendengar ucapan sinb. Benar benar satu kata yang sinb ucapkan namun cukup membuat minhyun mati rasa
Detik kemudian mereka bersitatap, dan didetik ini minhyun baru tau kalau yang ia lihat adalah sang adik yang benar benar lelah. Dia memang tau sinb tertekan bahkan terpuruk, namun ia tak tau akan sejauh ini
Tampak senyum getir nan tipis yang sinb perlihatkan, mengusap rahang tegas milik minhyun dengan tangan bergetar
Linangan air mata berkumpul disudut mata tajam minhyun, wajah yang dulu selalu berseri, bibir yang selalu berceloteh dengan riang kini hilang.
Iya. Sinb kehilangan semua itu selama lima tahun ini. Gadia itu kehilangan jati dirinya sekarang.
"pergi.... "
" aku bisa jadi orang dengan segudang dendam dan kebencian..."
Minhyun menggeleng kuat, menyangkal ucapan lirih dari sinb. Jelas saja sang adik tak mungkin seperti itu dan tak akan pernah
" ternyata pilihan kakak membawa kamu, salah besar" sesal minhyun
Sinb mengangguk " amat sangat salah..."
Minhyun menarik tubuh lemah itu kedalam pelukannya, meminta maaf atas semua kesalahannya selama ini. Kesalahan yang membuat sinb tersiksa dan berubah seperti ini
" ayah melakukannya karena dia sangat menyayangi kamu..."
"dia gak mau kamu yang jadi sasaran selanjutnya..."
"mengasingkan kamu bukanlah pilihan yang mudah, dia pun sama tersiksanya dengan kita. Tapi ini satu satunya cara...."
"cara agar kita bisa menghabisi mereka."
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
The strange girl [on Going]
Fiksi Penggemar[on going] "gua suka sama lu" _hyunjin "udah cukup lu bikin masalah di hidup gua, mulai sekarang jangan tambah masalah dengan suka sama gua!" _sinb Hyunjin berakhir jatuh cinta kepada hwang sinb, niat buruk hanya untuk mempermainkan lama kelamaan di...