4. Good Father, Bad Husband (Part 2 - END)

180 18 0
                                    

Perlahan Johnny memasuki kamarnya, ia melihat sang pujaan hati berbaring membalakanginya.

Hufft~

Helaan nafas yang entah keberapa kali telah ia lakukan, langkahnya menuju ranjang tempat istrinya berada.

"Love, I'm sorry" hanya mendengar suaranya saja, bisa ditebak bahwa ia sangat menyesal.

"........" namun hanya keheningan yang ia dapatkan.

"Maafkan aku sayang" Johnny melihat sang istri merubah posisinya menjadi duduk di ranjang. Saat ia mencoba mendekat Wendy malah berlalu melewatinya.

"Sayang, kau ingin kemana?" Johnny terlihat bingung.

"Tidur bersama Yeri" balas Wendy sangat singkat dan ketus.

"Babe, anak anak akan khawatir bila kau seperti ini"

"See, again, you always think about them, never think about my feelings!!" Wendypun meledak, ia sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Bukan, ia bukannya cemburu terhadap anak anaknya, ia hanya kesal terhadap Johnny.

"Babe, please.. jangan seperti ini" melas Johnny, ia berusaha menggapai pundak sang istri.

"Don't touch me! You always become a good father for them, but your're a bad husband!" Wendy terlalu kalap.

"Am I? Do you think I'm a bad husband? Sayang, sunggup aku minta maaf karena telah mendebatmu di depan anak anak, ku akui aku salah. Tapi jujur, ucapanmu terlalu menyakitkan bagiku" wajah Johnny terlihat begitu terluka, sungguh ucapan sang istri melukai hatinya.

"Aku juga sama John! KAU MELUKAIKU!" bentak Wendy lalu pergi dari kamar mereka.

Blam~

Setelah kepergian istrinya, Johnny memutuskan untuk berbaring. Ia rasa istrinya perlu waktu dan ia juga perlu waktu untuk menata hatinya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sunday, 8 am

Hari minggu tersepi yang pernah Mark rasakan. Putra ketiga keluarga Seo ini sudah duduk di meja makan, berharap seseorang datang dan menemaninya. Sudah 15 menit menunggu, tapi tak ada yang datang, bahkan Mommy nya, yang selalu bangun awal meski di hari liburpun tak nampak pagi ini.

"Morning Mark" Johnny datang menghampiri sang putra, ia nampak segar, jelas sekali baru selesai mandi.

"Morning Dad, where is Mommy? tidak biasanya bangun siang" Mark masih celingukan, berharap sang Mommy muncul.

"Sepertinya Mommy mu masih tidur" jawab sang ayah santai, tangannya masih sibuk membuat coffee.

"Kalian masih bertengkar Dad?" tanyanya hati hati.

"Hemmm"

Mendengar jawaban sang ayah, Mark semakin ragu untuk melanjutkan percakapan mereka.

"Pagi" datanglah penyelamat Mark dari kecanggungan ini.

"Mommy belum bangun?" ah, pertanyaan yang paling Mark hindari muncul lagi.

"Hyung, Mommy dan Daddy bertengkar" jelas Mark berbisik. Hanya kerutan dahi yang ia terima sebagai balasan dari Kun.

"Dad, ingin cereal atau toast?" Kun berinisiatif membuatkan sarapan.

"Aku cereal hyung" bukan sang Daddy, tapi adik kurang ajarnya yang menjawab.

Why This is Happen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang