Prolog

28 4 7
                                    

"Lo bener, Ra. Pacar gue selingkuh."

Lagi dan lagi tebakan gue bener. Kali ini tebakan gue tentang Aska, pacar Kayla yang diceritakan bahwa sikapnya berubah akhir-akhir ini. Meski aku tidak terkejut dengan berita ini, tetapi rasa sedih yang Kayla rasakan tetap membuat gue ikut marah. Well, harusnya Aska bersyukur memiliki kekasih seperti Kayla, bukan malah mengkhianatinya. Dasar Pria Brengsek!

"Udah, La. Gak usah tangisin pria kayak gitu." Gue mengelus rambut Kayla yang terus menangis sambil memelukku. Rasanya gue ingin memarahi Aska yang menjadi penyebab Kayla menangis sekarang.

"Sakit, Ra."

Aku tidak bisa membalas perkataan Kayla karena gue yang hanya temannya saja juga merasa sakit melihat Kayla seperti ini, apalagi dia yang mengalaminya. Amit-amit, gue gak mau ngerasain yang namanya diselingkuhi.

"Udah, La. Masih banyak cowok yang lebih baik dari dia," gumam gue yang berusaha menenangkannya.

"Iya, gue tau, Ra. Tapi gue cintanya sekarang sama dia."

"Yaudah lupain aja. Kalo lo cinta pria lain juga nanti lo bakal berpikir kalo lo yang sekarang bener-bener bodoh."

Kayla memandangku dengan tatapan tidak sukanya. Well, ucapanku kan benar. Ketika dia sudah melewati masalalunya yaitu sekarang, pasti dia akan mentertawakan dan menyesali kelakuannya saat ini dikemudian hari. Jadi, apa salahku?

"Itu engga segampang yang lo ucapin, Ra. Lo bisa bilang ini itu, tapi gue yang mengalaminya enggak bisa semudah itu melakukan apa yang lo bilang sekarang."

"Jadi lo maunya apa?"

"Lo bisa hibur gue engga, Ra?" tanya Kayla yang membuatku berpikir.

"Gue gak terlalu pandai menghibur orang yang sedih, meskipun gue tahu permasalahan yang membuat lo sedih karena gue pikir hanya lo yang bisa menghibur diri lo sendiri."

Kayla menatapku bingung dan gue hanya membalasnya dengan senyuman. "Mau makan?"

"Hah?"

"Biasanya, orang kalo banyak pikiran makan makanan yang manis atau yang pedas. Jadi lo mau yang mana?"

"Pedas?"

"Oke!" Gue menariknya untuk membeli makanan pedas bersama. Terkadang makan bisa menjadi penghilang beban pikiran, meskipun hanya sebentar. 

XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang