"Si Aska masa selingkuhin Kayla cuma gara-gara cewek yang baru dia kenal 1 bulan, padahal Aska sama Kayla kan udah pacaran dari kelas 2 SMA." Gue terus mengoceh tentang kejadian yang Kayla alami hari ini pada Sean. Meskipun dia hanya diam, tetapi aku masih belum puas jika tidak menceritakan kisah itu secara lengkap padanya.
"Itu masalah orang lain, enggak usah diurusin." Hanya itu yang Sean katakan setelah aku bercerita panjang lebar tentang Aska dan Kayla. Menyebalkan.
"Sean.." Aku memanggil namanya dengan nada kesal, tetapi dia hanya berdehem tanpa memperdulikan emosiku.
"Daripada ngurusin hidup orang lain, mending lo urusin hidup lo sendiri!"
"Hidup gue enggak menarik, jadi mending ngurusin hidup orang lain aja yang banyak dramanya."
Pletakk
"Sakit.." Aku mengusap dahiku yang disentil Sean tadi. Apa aku salah bicara?
"Siapa suruh asal bicara!"
"Kan gue jujur?"
"Jadi menurut lo gue engga menarik?"
"Eh?"
"Lupakan!"
Sean memainkan ponselnya dengan serius seolah tidak pernah mengatakan apapun tadi, tetapi sesuatu yang telah terjadi tidak bisa dilupakan begitu saja oleh gue. Jadi, karena Sean tidak mau mengulanginya lagi dan membahas kejadian tadi, mau tidak mau aku mencoba mencari topik lain.
"Seann..." panggilku yang kembali mendapat deheman.
"Menurut lo kenapa Aska selingkuhin Kayla?" Gue memperhatikan Sean baik-baik untuk menunggu jawaban yang keluar darinya.
"Ada dua alasan cowok selingkuh menurut gue."
"Apa-apa?" tanya gue antusias.
"Pertama, karena si cowok jenuh. Kedua, karena si cowok berpikir ada hal yang lebih menarik."
"Hah?" Gue bingung dengan maksud Sean dan menuntut penjelasan lebih.
"Manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dia miliki. Jadi, mereka menginginkan hal yang lebih dari yang dia miliki itu."
"Maksudnya Aska?" tanya gue memastikan dan Sean hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Tapi dia salah! Apapun alasannya, perselingkuhan adalah perbuatan yang dilarang."
"Lo bisa bicara begitu, tapi lo akan mengabaikan kalimat itu saat lo sendiri yang melakukannya." Sean kembali diam dengan memainkan ponselnya. Lagi dan lagi dia bertingkah seolah tidak mengatakan apapun tadi.
"Lo pernah mengalaminya?" tanyaku yang tidak dijawab apapun olehnya. Dia hanya diam, tetapi diamnya bagiku berarti 'Iya'.
"Gue gak bakal selingkuhin lo, kok." Sean mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah gue sebentar. Ya, sebentar karena dia kembali memandang ponselnya dengan senyuman tipis dibibirnya. Sean terlihat malu-malu dimata gue.
Melihat tingkah Sean yang seperti ini, rasanya aku semakin gemas dan jatuh cinta lagi kepadanya. Entah sudah berapa kali dia membuatku jatuh cinta kepadanya. Intinya aku cinta Sean.
"Arsean?"
"Ya?"
Saat suasana sedang hening karena rasa malu dan canggung antara gue dan Sean, tiba-tiba datang tamu tidak diundang. Entah siapa dia, yang pasti kedatangannya cukup menganggu gue yang sedang berduaan dengan Sean. Menyebalkan.
"Udah lama enggak ketemu." Dia dengan seenak jidatnya duduk dibangku yang berada di tengah gue dan Sean. Saking antusias dan senangnya bertemu Sean, dia juga mengabaikan keberadaan gue yang bersama Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
X
RomanceCerita ini dipersembahkan untuk kalian yang merasa selalu benar dan sok bijak terhadap masalah orang lain karena menutupi ketidakmampuannya dalam mengatasi masalahnya sendiri dengan bertingkah serba tahu.