40. Kau Sudah Mengetahuinya?

350 24 0
                                    

Melihat Alisya yang sudah terbaring membuat kekhawatiran Karin menjadi kenyataan. Ia sudah menduga kalau Alisya pasti tidak akan suka dan tak sanggup jika harus mengingat dirinya yang terikat dalam gudang karena itu akan mengingatkannya pada trauma masalalunya.

Rambut Alisya terurai kebelakang memperlihatkan lehernya yang jenjang dan putih. Adith bisa melihat jelas 3 tahilalat yang terdapat dibawah telinga Alisya. Adith tau betul kalau ia tak salah pernah melihat tahi lalat ini.

"Karin, bantu aku membawa Alisya ke UKS!" Pinta Adith menatap Karin yang terduduk lemas.

"Yog, kamu bantu Karin. Ayo Adith!" Rinto mengambil insiatif melihat Karin yang tak bisa menggerakkan tubuhnya.

Rinto dan Adith segera membawa Alisya ke UKS sedangkan Karin menelpon ayahnya untuk bisa segera mengecek kondisi Alisya.

Butuh beberapa waktu agar ayahnya bisa berada didalam UKS dimana Alisya terbaring dan Karin terduduk di sudut menerenungi kesalahnnya karena mengingatkan Alisya mengenai trauma terdalamnya.

"Ayah,, aku sudah berusaha untuk tidak menceritakannya tapi Alisya maksa ingin tahu!" Karin dengan cepat menjelaskan ke ayahnya.

"Tidak apa sayang, mungkin sudah saatnya Alisya tau yang sebenanrnya!"

"Maksud ayah???" Karin bingun dengan perkataan ayahnya.

"Selama ini, semenjak Ia bertemu dengan Adith, Ia selalu mengalami mimpi buruk mengenai masalalunya. Mungkin keberadaan Adith telah membangkitkan kenangan masa lalunya" Jelas ayah Karin.

"Jadi selama ini dia cerita ke Ayah?" Karin merasa sedikit kecewa karena Alisya tak pernah memberitahunya.

"Lebih tepatnya nenek Alisya yang memanggilku untuk memberinya pil agar ia tenang karena semenjak kau diculik ia tak pernah bisa tertidur sedetikpun. Tapi Adith, hanya di pelukan Adith dia bisa tertidur." Ayah Alisya melirik ke arah Adith yang menatapnya bingung.

"Maksud Om???" Adith mengerutkan keningnya meraba-raba perkataan Ayah Karin.

"Ayahku dan aku merasa kalau kalian berdua tehubung satu sama lain. Baik sekarang maupun dimasa lalu" Terang Karin.

"Tapi sebelum itu, sebaiknya kita menunggu Alisya sadarkan diri dulu barulah kami bisa menjelaskan duduk perkaranya" Ayah Alisya memberikan suntikan penenang dan obat yang selama ini sering digunakan oleh Alisya.

"Tapi apakah dia tidak akan apa-apa?" Karin khawatir mengenai kondisi Alisya.

"Alisya lebih baik mengetahui bahwa mimpinya adalah sebuah kebenaran, dengan begitu dia harus siap untuk menerima semuanya dan belajar menghadapinya" Tegas Ayah Karin.

"Kalau begitu kami keluar dulu" Rinto takut kalau kehadiran mereka akan sedikit mengganggu.

"Tidak, kalian tetap disini. kalian bisa ikut mendengarkan agar bisa membantu Alisya lebih banyak nantinya" Pinta Ayah Karin.

"Akan sangat membantu jika kalian juga bisa mengetahuinya. Alisya sangat berterimakasih kepada kalian berdua selama ini" Karin menatap Rinto dan Yogi.

Setelah beberapa saat mereka terdiam dalam pikiran yang tak karuan Alisya mulai membuka matanya.

"Alisya, kamu tidak apa-apa? Maafkan aku karena aku kamu..." Karin terisak melihat Alisya yang sudah sadarkan diri.

"Kamu nggak salah Karin, aku yang memintamu menjelaskannya. Terimakasih karena selama ini kamu sudah menjagaku!" Alisya membelai lembut kepala Karin.

"Alisya, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui" Ayah Karin menatap Alisya serius.

"Apa itu ada hubungannya dengan mimpiku selama ini om?" Ayah Karin mengernyit mendengar pertanyaan Alisya.

Jenius Yang NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang