3 : like an observer

517 94 4
                                    

Sumpah ya, sampe sekarang Yuna masih gak ngerti motif Wonyoung deketin Kai dan ngerebut Kai dari dia? Logikanya, cewek itu punya Jisung yang sama-sama populer juga, ganteng udah pasti, but why?

((Deketin))

Namanya juga cewek, apapun alesannya tetep cewek sono duluan yang gatelin cowoknya, pikiran pertama.

Yuna menyedot pop es rasa cokelat miliknya sambil memijit pelipisnya pusing. "Tau gak sih Jis? Gue udah muak lama-lama ngebiarin ini terus. Ini udah kehitung lama dari hari pertama mereka keciduk." Celetuk Yuna tiba-tiba.

Jisung yang duduk di sebelah cewek itu menoleh. "Terus gue harus apa? Gue yang ngelabrak mereka aja apa gimana?" Balas cowok itu.

"JANGAN! Gak gitu juga... gue mau keliatan elegan Jis. Gue mau kita ngumpulin bukti mereka di belakang kita dan cari alesan kenapa mereka berdua bisa selingkoy di belakang kita. Gue mau bener-bener murka, maka dari itu kita harus punya banyak bukti buat teriak ke mereka."

"Meski lo muak?"

Yuna mengangguk.

"Apa sih yang masih buat lo sejauh ini ke Kai? Lo gak langsung putusin dia pas ketauan main di belakang lo? Kenapa? Gue masih gak paham. Sayang? Udah gila kayaknya lo." Tanya Jisung penasaran.

Yuna gak kaget sih, cuma sedikit gak nyangka sama pertanyaan Jisung. Tapi dia masih bisa jawab pertanyaan itu kok tenang aja. "He's my first love. And as you know...,"

Jisung mengangguk paham. Ribet emang kalo udah urusan hati sama cewek, apalagi si Kai cinta pertama Yuna, sayang banget pasti si Yuna. Tapi seperti yang diketahui, he's a jerk.

"Lo sendiri? Kayaknya lo gak ada antusias-antusiasnya ke Wonyoung? Lo berdua udah putus?" Tanya Yuna balik.

Jisung menggeleng. "Ya mau gimana? Dibilang sedih ya sedih. Dia masih jalan sama cowok lain udah jadi bukti kalo gue gak sempurna buat dia. I'm terrible," Jisung tertawa kering.

"Sinting lo? Lo udah baik banget kali buat dia, bahkan lebih baik dari dia, malah, lo yang terlalu sempurna buat dia. Lo itu keren parah! Kenapa? Lo ada disini sama gue buat kumpulin bukti-bukti tentang mereka. Lo udah ngelakuin hal senekat ini cuma buat dia." Yuna menatap Jisung lekat-lekat. "Lo sayang sama dia, tapi dia--" Yuna menggeleng. "Dia gak pantes buat lo,"

Jisung sempet speechless sama kalimat Yuna, tapi kemudian cowok itu terkekeh.

"Lo terlalu serius anjerrrrrrrr," Ujar Jisung sambil nabok Yuna.

"Gue udah berusaha bijak dan mengeluarkan semua kata-kata indah dari mulut gue ya, tolong hargai itu."

"Iya, tapi lo jadi macem nenek-nenek,"

"Sialan."

Yuna manyun, sedangkan Jisung ketawa-ketawa.

"Oiy, udah betah ya lo disini Na." Samuel, salah satu teman Jisung datang menginterupsi mereka berdua. "Bu, kopi satu sama rokok yang ini." Pinta cowok itu ke ibu warung langganan mereka.

Kemudian setelah itu, Samuel duduk di depan Jisung dan Yuna.

"Seru banget kayaknya, ikutan dong." Ucap Samuel.

"Ikutan apaan?" Tanya Jisung.

"Lo sama Yuna, seru banget. Ngerencanain apa lo berdua? Gak ngajak-ngajak, gak asik ah."

"Rencana ape? Gak ada apa-apa, nongkrong biasa doang."

Samuel beralih menatap Yuna. "Akhir-akhir ini, lo sering nongkrong disini ya Na, ada apaan sih? Kok bisa tau gitu ada tempat nongki disini. Sama Jisung pula."

Yuna mengendikkan bahu. "Mana gue tau? Gue gak sengaja nemu, terus ikutan nongki?"

Denger jawaban Yuna, dahi Samuel mengkerut. Ada yang aneh. "Bentar deh, setau gue, Jisung tuh apa ya? Bukan anti sih, lebih tepatnya canggung kalo deketan sama cewek. Dia aja gak terlalu deket sama temen sekelasnya, nah ini sama Yuna. Dan... lo belum pernah kenal Yuna. Ditambah udah punya cewek pula, harusnya Jisung bucin sih sama Wonyoung, tapi malah jadi nongkian terus sama Yuna."

Jisung sama Yuna saling liat-liatan.

"Lo berdua pacaran ya?" Tanya Samuel berbisik.

"Ngaco lo. Dibilang gue sama Jisung tuh cuma nongki bareng aja. Terlalu nething lo ah," Balas Yuna cepat.

"Heran aja gak sih, lo juga Jis." Samuel gantian natap Jisung. "Jangan bilang lo mau jadi pakboi?"

"Bego."

"Lah kok bego? Lo masih sama Wonyoung gak sih? Serius nih gue nanya,"

"Masih su, bawel ish,"

"Jadi? Lo sama Yuna apaan dong? Selingkuh?"

"Sembarangan!" Yuna menyahut.

"Gak jelas banget?" Bingung Samuel. "Eh iya, Yun, lo bukannya ceweknya Kai ya? Iya gak? Gue sering kok waktu itu ketemu lo sama Kai berdua."

"Terus?" Tanya Yuna.

"Ya gapapa sih, maksud gue, apa cowok lo gak marah?"

"Lo kenapa ikut campur banget sih? Kan gue bilang gue sama Jisung cuma nongki biasa doang. Gue sama Kai masih pacaran kok, plis banget ya."

"Oke oke, kalem aja neng."

"Lagian lo-nya rusuh,"

"Gue kan bingung aja gitu loh,"

Y.

Di tengah itu, ponsel Yuna bergetar. Tanda ada pesan masuk. Cewek itu langsung membuka ponselnya untuk memeriksa pesan apa itu.

"Eh Jis, betewe, kita udah--"

"Ayo pergi, kita udah dapet sinyal." Yuna melirik Jisung. Cewek itu memotong ucapan Samuel ketika cowok itu hendak berbicara sesuatu.

Jisung yang mengerti itu buru-buru berdiri. "Dimana?"

"Woi woi woi! Lo berdua mau kemana? Sok sibuk banget deh, lo juga Jis. Kita udah dicariin anak-anak anjrit disono," Celetuk Samuel.

"Maaf ya Muel, ada yang lebih urgent nih." Jawab Yuna.

"Ya tapi apaan?"

"Ada lah, lo ga perlu tau, soalnya ini gak berhubungan sama lo,"

"Gaya looooo! Mau ngapel ya lo berdua?"

"ENGGAK!" Jawab Yuna sama Jisung barengan. Teriak pula. Samuel kaget.

"Ya gausah teriak juga kali, malah keliatan boongnya lo berdua,"

Jisung mengabaikan Samuel dan menatap Yuna. "Dimana?" Tanya cowok itu.

Yuna menatap ponselnya sebentar. "Ini, katanya di Binap. Lo tau gak? Tapi kita jangan pas di depannya kayak kemaren ya anjing, hampir ketauan. Ngintip-ngintip aja lah."

"Tunggu-tunggu, lo berdua mau ngapain ke Binap? Mau aneh-aneh ya lo?"

Kembali tidak dihiraukan, Samuel buka suara lagi. "Gue mau ke Binap juga soalnya, disuruh kumpul disitu sih,"

"Ngumpul? Ke Binap?"

Berhasil. Jisung akhirnya nanggepin Samuel.

Samuel ngejitak pala Jisung. "Makanya tadi dengerin dulu. Kita udah ditungguin di Binap. Eh lo malah gak dengerin, pekok emang geh."

"Yaudah sekalian aja lah skuy." Ujar Yuna.

Dua cowok itu jadi natap Yuna. "Serius lo mau ikut kita? Ya gak masalah sih, paling banyak cowok doang. Lo mau emang?" Tanya Jisung.

"Lah emang kenapa kalo banyak cowok?"

"Ya gak gimana-gimana sih, cuman ya... ah, yaudeh lah. Dibarengin aja. Naik motor ya tapi?"

"Yoi."

"Ini tapi kita gak pas banget ke Binap nya kan? Pada mau kumpul dimana?"

"Ya enggak lah bodoh, sok lupaan. Padahal udah biasa." Cibir Samuel.

"YAUDAH, SKUY LAH!"


***

Lacey SapphireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang