7 : bright spot. Maybe?

331 75 1
                                    

Yuna senyum liat Lucy yang balik lagi ke kursi setelah dia barusan pesen makanan buat mereka. Gak menye-menye sih, mereka nongkrong di salah satu tempat makan yang rame banget.

"Sekarang, apa?" Tanya Yuna.

Lucy menopang dagunya dengan tangan. "Ceritain ke gue tentang Jisung, lo, Wonyoung, sama Kai. Lo harus cerita. Setiap masalah gak boleh dipendem sendiri."

Yuna diem sebentar, tapi kemudian dia langsung nyangkal. "Apa yang harus diceritain? Gue temenan sama Jisung, Kai pacar gue, dan Wonyoung pacarnya Jisung. Ada masalah sama itu?"

"Gue tau Yun sebenarnya lo paham maksud gue. Gue bakal jadi pendengar yang baik dan bukannya ember gacor. Tau kenapa? Karena Jisung temen gue juga. Dia jadi aneh tau gak sih akhir-akhir ini. Gak aneh dalam artian sebenernya ya, lebih tepatnya, kayak bukan dia yang biasanya aja."

Yuna menghela napas. "Denger Luc, kalo lo berusaha ngorek informasi dari gue, lo gak akan dapet karena gue gak punya informasi kayak yang lo pikirin. Dan lo ngebuang waktu gue tau gak? Gue masih punya banyak kesibukan,"

"Yuna, please...,"

"Apa??"

Lucy gak jawab. Cewek itu masih tetap menatap Yuna.

"Kalo gue kasih tau ini ke lo, semuanya bisa berantakan Luc. Gue mau ini berjalan lancar dalam waktu yang singkat. Kalo makin banyak yang tau, makin beresiko gue ancur, ralat, gue dan Jisung bakal ancur," Ucap Yuna lagi.

"Lo terlalu muter-muter Yun. Gue gak akan jadi beban buat lo, dan kalo gue mampu. Gue bakal bantu lo,"

Adegan tatap-tatapan dimulai.

"Yuna, ini bukan cuma lo, ada Jisung juga di dalemnya. Gue gak mau biarin kalian kesusahan sendiri," Lanjut Lucy.

"Gue, gue gak yakin--"

"Kalo gue ngebocorin kata-kata lo ke orang lain, gue bersumpah bakal dapet cobaan."

"Enggak, bukan gitu maksud gue,"

"Jadi gimana?"

"Maksud gue, gue gak yakin sama hubungan kita berempat."

"Aah...lo bisa cerita itu juga kan? Biar gue ngerti. Gue pengen banget bantu lo,"






🍁






Otak Lucy loading dulu sehabis Yuna cerita tentang masalah dia dan deretannya. Bingung banget Lucy gak ngerti.

"Gimana, gimana? Lo sama Jisung kerjasama nyari bukti mereka berdua selingkuh?" Tanya Lucy memastikan.

Yuna mengangguk.

"Lo berdua lagi mainan apa gimana? Ngapain sih pake acara cari bukti begitu? Lo gegabah banget tau gak? Jangan plin plan. Kalo lo cinta sama dia, bilang, akui, dan minta penjelasan. Kalo lo emang udah gak cinta sama dia lagi, ya udah. Putusin dia gitu loh. Gampang banget kan? Apa sih yang lo pikirin?" Omel Lucy sambil meminum jus yang pesan tadi.

"Gue bingung juga sama itu. Gue gak paham sama perasaan gue. Setengah perasaan gue bilang gue masih cinta sama dia. Tapi setengahnya lagi bilang, gue benci, muak, dan marah sama dia,"

Lucy nepuk-nepuk jidatnya sendiri karna frustasi denger cerita Yuna.

Paham gak sih lo? Yuna itu bego dari segala bego menurut Lucy.

"Terus si Jisung nya mau-mau aja gitu?"

"Iya."

"Kok dia aneh sih? Gue sama Jisung aja butuh tiga tahun buat deket, dan lo yang baru ketemu bisa langsung deket gitu ya?"

"Kalo masalah itu jangan tanya gue karna gue gak ngerti,"

"Gue mau tanya sesuatu,"

"Boleh."

"Kalo acara lo sama Jisung udah selesai. Lo udah dapet semua bukti kalo Kai dan Wonyoung selingkuh, entah itu foto lah, video lah, atau audio sekalipun, lo mau apa?"

Yuna diem.

"Jawab gue dong. Semua hal harus ada tujuannya. Jadi tujuan lo buat acaranya gituan sama Jisung tuh apa?" Todong Lucy lagi.

"Gue rencananya ngumpulin semua bukti itu buat nyenggol Kai sama Wonyoung."

"Terus?"

"Apa?"

"Jadi intinya apa?"

"Ya itu intinya."

"Gatau deh ini gue yang gak paham atau lo nya yang goblok."

"Kasar...,"

"Lagian! Hal kayak gini tuh dirundingin dulu sama gue!" Lucy menepuk kepala Yuna sedikit keras sebagai bentuk rasa kesal sekaligus greget.

"Kan waktu itu kita belum kenal." Jawab Yuna membela dirinya.

"Yaudah lupain itu sekarang. Gue mau nanya lagi. Lu harus jawab yang sejujur-jujurnya. Oke?"

"Iyaaaaa!!!!"

"Lo masih sayang gak sama Kai?"

Diem.

Suasana jadi sepi buat beberapa menit. Tapi Yuna buru-buru jawab. "Masih,"

"Yang bener?"

Mendadak jadi ragu...

"MASIH!" Tekan Yuna.

"Dua hal yang harus lo hadapin di saat posisi lo masih sayang sama Kai. Datengin dia, minta penjelasan, disuruh milih antara lo atau Wonyoung, kalo dia pilih lo, masalah selesai. Terus yang kedua, lo datengin Kai, tanya tentang ini sama dia, minta penjelasan, dan suruh Kai putusin Wonyoung tanpa harus milih. Kalo dia gak mau, lo putusin dia. Gak perlu dipaksain."

Yuna cengo doang dengerin penjelasan dan petunjuk dari Lucy.

"Terus Wonyoung? Wonyoung gimana?" Tanya Yuna.

"Lo masih mikirin Wonyoung? Cewek itu biarin jadi urusannya Jisung. Lo gausah ikut campur. Sekarang lo harus mikirin diri lo dulu."

"Oke...,"

"Lo sayang gak sih sama Kai sebenarnya?"

"G..gue cinta sama dia,"

Mata Lucy menyipit. "Aahh.. atau lo, udah cinta sama yang lain?" Bisik cewek itu tajam.

Yuna kaget. "Maksud lo? Enggak lah, gue tuh masih cinta sama Kai,"

"Yan bener? Lo.. gak suka sama Jisung?" Tanya Lucy dengan nada menyelidik.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu sih? Padahal jawabannya udah diluar otak. Gue ada Kai dan masih sayang sama dia. Jisung sama Wonyoung. Dan gue gak berharap apapun. Suka gak jelas deh. Kita tuh cuma sebatas partner doang kok."

"Jawaban panjang lebih mencurigakan."

"Serius Lucy, gue gak ada rasa spesial ke Jisung. Gue masih sayang sama Kai dan gue mau dapetin Kai lagi. Kebetulan sekarang gue udah keluar dari eskul dan gue jadi punya lebih banyak waktu buat dia. Kita bisa balik lagi dari awal."

"Gue tunggu ya. Secepetnya lo harus minta penjelasan ke Kai tentang hubungan kalian sama Kai n Wonyoung. Kalo masalah udah selesai kayak yang lo bilang tadi, ayo kita ngobrol begini lagi dan ngerayain itu."

"Makasih ya, Lucy...,"

***


Lacey SapphireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang