4 : this pain

457 90 7
                                    

Setelah kebut-kebutan di jalan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Yuna bisa langsung liat ada beberapa motor di depan suatu rumah, yang kayaknya tujuan Jisung sama Samuel.

"Lain kali kalo mau ngajak mati, mending ajak si Samuel aja deh, gue masih mau idup ya makasih," Ucap Yuna pas Jisung turun dari motornya.

"Dih tega, kok gue yang jadi tumbalnya...," Balas Samuel.

"Sumpah deh, nyawa gue hampir kecabut tau gak pas lo nyetir? TAI."

"Yee, lagian lo mau ikut sama gue. Kan gue tadi udah nanya." Balas Jisung ke Yuna.

"Gue kira lo nanya ke gue soal masalah bawa motor atau enggak, ya gue jawab enggak dan mau ikut sama lo lah, kan gue gak masalah lo pake motor, tapi ternyata... ngajak bunuh diri,"

Samuel ngakak doang.

"Ini omong-omong isinya temen lo doang?" Tanya Yuna.

"Biasanya sih ada anak sekolah lain juga dateng, tapi ngeliat motornya cuma segini doang, kayaknya cuma anak sekolahan kita aja dah,"

"Ooh...,"

"Langsung masuk aja lah, udah ditungguin," Ajak Samuel sebelum cowok tersebut masuk ke dalam rumah besar dengan perpaduan warna abu-abu dan cream itu.

Yuna dan Jisung menyusul di belakang Samuel.

"Jis, Binapnya dimana? Kok gue gak paham?" Tanya cewek itu pelan.

Jisung menoleh. "Binap itu nama club, tau kan? Bar. Nah karna daerah sini identiknya sama club Binap ini, jadilah disebutnya Binap. Meski gak nyebutin bar-nya, pasti orang tau daerah sini kalo udah nyebut Binap."

"Okee gue paham. Tapi kita dimananya Binap? Gue gak mau ketinggalan jejak,"

"Kita persis ada di belakang Binap ini. Di belakang rumah ini itu Binap Bar."

Yuna membulatkan matanya. "Serius di depannya, Binap aslinya?"

"Yakali gue boong."

"Yaudah kuy kesono, keburu kita telat--"

"Eh, Yuna?"

Sontak cewek cantik bermata besar itu menoleh ke sumber suara.

"Lucy?"

"Jisung?" Jisung menunjuk dirinya sendiri.

"Pekok," Samuel menabok lengan Jisung hingga membuat cowok jakung itu kesakitan.

"Lah tumben lo keluar dari sekolah jam segini? Biasanya sibuk eskul dance?" Tanya Lucy.

"Iya hehehe, gue rencananya mau keluar eskul sih akhir-akhir ini," Jawab Yuna.

Lucy menyerngit. "Loh? Kenapa? Bukannya lo suka banget sama dance? Kok tiba-tiba keluar?"

"Gatau deh, ngerasa gak nyaman aja sekarang. Kayaknya gue udah gak srek lagi deh buat ikut eskul itu, gue mau jadi murid biasa aja lah. Gak neko-neko." Yuna cengengesan.

"Kok bisa kalian berdua kenal? Gue aja gak tau?" Jinsung, salah satu cowok yang ada di tempat itu menghampiri Yuna dan Lucy yang dari tadi asik mengobrol.

"Gue kenal Yuna dari kelas satu kali, di eskul dance. Tapi gak lama gue di eskul, ada lah sebulanan lebih, gue keluar dari eskul. Capek ga kuat hahaha. Males juga, dan yang paling penting, bukan passion gue jadinya gue milih buat berhenti," Jawab Lucy pada Jinsung. "Dia satu sekolahan anjir sama kita, anak kelas 3 B-2, ceweknya si Kai."

"Oalah... ceweknya Kai. Tapi tetep sih gue baru tau ada lo di sekolah. Gak pernah liat deh..... sering jajan di kantin gak?"

Lucy langsung memukul kepala Jinsung dengan kaleng. Kebetulan ada kaleng di sebelah cewek itu. "Makanya jangan cabs mulu. Gak elo, Muel, Jisung, sama aja."

Lacey SapphireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang