Chapter 1 //Kembali

224 64 18
                                    

{~Gelap~}

Aku terbangun dari pejaman mataku, dan merasakan lantai kasar yg sedang aku tiduri. Gelap. hanya itu yang bisa kukatakan.

Gelap!!!
Dimana ini?
Sangat gelap!!!
Kek,kakek dimana?
Kek apa ini tempat kita pulang ?

jangan jangan gua udah mati. Aduh belum siap gua ya gusti!

Kek?
Kok gelap kek?
Kakek gak papa kan?
kakek kemana sih??
Kok gak ada?
Bukannya tadi kita bersama sama?

"Temui jati dirimu, sembari bertahan hidup"

"Bukankah tadi suara kakek?"
Mengapa kakek mengatakan itu apa maksudnya?

Disini gelap sekali, hampir mirip seperti gua kayaknya.aku harus kemana ya?
Masak disuruh cari jati diri di gua ini?
Ada2 aja mah kakek

"Gak usah gibahin kakek,kakek tau apa yg kau bicarakan,segeralah kembali setelah kau menemui dirimu sebenarnya.karena dunia menunggumu untuk menyelamatkan nya"

"Yaelahh kek maksudnya apaann sih? Kagak ngerti dah gua? Jelasin kok setengah-setengah, orang lagi suara nya aja yang ada menurut gua orang nya malah astral,hah"

Huff! aku menghela nafas kasar, sembari menyusuri gua gelap ini,saat ini aku hanya berharap agar aku segera dapat menemukan jalan keluarnya dan memarahi Kakek yg bercanda ny kelewatan.

Maksudnya kagak jelas lagi? Emang disini ada mikrofon apa ya? Kok kakek bisa bicara menggema gitu.

Setelah berjalan begitu lama, akhirnya aku menemukan cahaya terang hangat,tanpa ragu ragu aku pun langsung menuju ke arah cahaya itu.

hmm tak salah lagi pasti ini pintunya.

Seketika aku tergangga terdiam di tempat bak orang bodoh.

Bagaimana tidak? Ini bukan hanya saja sekedar hutan biasa.tapi ini bahkan bisa dikatakan keajaiban. Indah sangat indah. Hijau, rindang, cantik intinya segalanya deh.

Dan aneh sih,Ya bagaimana tak aneh coba? Masak binatang nya berwarna warni kayap pelangi? Kupu kupu nya bercahaya, apa ini mimpi?

PLAKK! "aww" pekikku. Aku menampar pipiku sendiri-ternyata benar ini bukan mimpi ini nyata. Aku tak habis pikir, ini sungguh benar benar indah, aku bagaikan berada di surga yang biasa dilukiskan manusia. Kini aku bahkan nyata melihatnya, bukan hanya dari lukisan.

"Lain kali aku harus mengajak teman temanku untuk kesini." Gumamku pelan pada diri sendiri seraya berjalan menyusuri jalanan setapak ditengah hutan.

"Tapi tadi aku kesininya gimana ya? bodo amat. Yang penting sekarang gua harus cari makanan. Tak kusangka kau perut? begitu tega nya dirimu berteriak disaat aku kebingungan. Dasar" gelut batinku.

***

Hampir setengah hari aku berjalan mencari makanan, memang dari tadi banyak buah yg kelihatan nya sangat segar, tapi karena aku asing disini maka aku hanya mencari yg sekedarnya saja. Karena pun mungkin saja itu hanya jebakan.

Setelah berjalan lama, akhirnya aku pun menemukan buah mangga yg sama seperti di dunia ku, tanpa ragu aku langsung menghampiri pohon itu. selangkah dua langkah ...

The Wind [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang